#Chapter 1 ( Pasca Sore )

25 1 0
                                    

Sore itu, keadaan hati Indra tak menentu. Dengan mengendarai sepeda motor menyusuri jalan pulang sendirian. 

"Andai Shani ada di jok belakang, pasti aku akan sering-sering nge-rem mendadak." Pikirnya, ternyata mengendarai sambil melamun meningkatkan resiko dihasut setan. Motor Indra tidak begitu busuk, masih layak pakai. Hanya saja jika ada polisi tidur harus pela-pelan, takut kalau terlalu kencang semua baut di motor bisa terlepas. Ditambah kampas rem belakang yang diganti mengikuti pemilihan presiden lima tahun sekali. Bukan karena tak punya uang, memang Indra nya saja yang terkadang lalai dan malas mengurus motornya.

Sampainya di depan rumah, sudah ada Abah yang menunggu di depan rumah. Sudah rapi memakai baju muslim, peci, sarung, dan wangi. Menunggu salah satu anak laki-lakinya pulang untuk berangkat bersama ke masjid menunaikan sholat maghrib berjamaah.

" Assalamu'alaikum," ucap salam Indra yang kemudian memakirkan sepeda motor. Dan mencium tangan Abah.

"wa'alaikumussalam, tumben telat dikit dra, " jawab hangat Abah sambil tersenyum

"iya bah, tadi ada urusan dikit di kampus hehe, " sebenarnya bukan urusan dikit, tapi urusan perempuan yang ia suka tak jadi pulang bareng. Sesederhana itu,

"yaudah sana beres-beres dulu, mandi abis itu kita jama'ah di masjid " Abah sesekali merapikan sajadah yang diletakan di pundaknya, terlihat sedikit miring 90 derajat.

Indra pun membersihkan dirinya berharap rasa aneh itu terbawa air juga, bersamaan dengan bilasan sabun saat dia mandi. Indra mandi menggunakan sabun lifeqoy dengan kekuatan silver formula basmi kuman. Setelah beres, indra berangkat ke masjid bersama abah untuk sholat maghrib berjamaah. Ya, kebiasaan sholat berjamaah di masjid ini sudah dari kecil abah tanamkan ke anak-anak nya. Salah satu Hadist yang abah beritahu dan ajarkan pada anak laki-laki nya dirumah.

مَنْ غَدَا إِلَى المَسْجِدِ وَرَاحَ، أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ

Artinya : " Barangsiapa yang pergi ke masjid pada pagi atau sore hari, maka Allah akan menyediakan an-nuzul (jamuan) dari surga untuknya setiap kali dia pergi pada pagi dan sore hari." (Muttafaq 'alaih).

Seusai sholat jama'ah di masjid, abah dan Indra pulang ke rumah. Di rumah sudah ada seorang mamah yang tengah menyiapkan makan malam untuk Indra dan sekeluarga.

" wih, enak nih mah.." ucap Indra, yang sudah tak tahan menahan rasa laparnya. Apalagi melihat makanan yang sudah tersaji di meja makan.

"ini mamah masakin masakan kesukaan kamu dra, tempe kecap" balas mamah, yang kemudian menyodorkan piring serta alat makan lainnya

Saat mamah sibuk mempersiapkan semuanya di meja makan, adik kecil Indra datang membawa masakan yang belum tersaji di meja makan, karena masih ada di dapur. Sepiring sambal kecap dibawanya ke meja makan.

"nih, aku juga bisa masak.. hehe" adik kecil Indra, namanya putri. Putri baru kelas 3 sekolah dasar. Sedikit rewel, banyak manjanya. Maklum anak bungsu memang suka begitu, benar bukan? Meski tidak semua.

"wah, hebat anak abah udah bisa masak yah.." balas abah yang membanggakan anak bungsunya tersebut. Yang membawa "kecap, sepiring kecap".

Pertengahan waktu makan, pintu rumah ada yang mengetuk. Tak begitu keras suaranya, namun kami sekeluarga sudah tau siapa dibalik pintu. Ya, kakak Indra yang baru saja pulang dari kantor. Biasanya sebelum makan malam kakak Indra sudah pulang ke rumah, tapi dua hari terakhir ini kerjaan di kantor menumpuk dan harus diselesaikan terlelebih dahulu sebelum dia bisa pulang ke rumah.

LangkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang