Bagian 2

1K 73 23
                                    

PERTEMUAN

.

Setiap pertemuan sejatinya sudah menjadi rencana Allah.

🌼


🌼


🌼

Flashback Sebelum Pernikahan.......

Malam telah kembali datang, suara kendaraan silih berganti. Udara di Kota Seoul terasa dingin menelusuk ke tubuh. Pekerjaan yang hampir 3 bulan menyambutnya di negara gingsen ini menjadi keseharian seorang Aina Lailatul Nisa. Seperti biasa setelah selesai bekerja di lokasi syuting ia dan mbak Qainan Shalihah atau bisa dipanggil mbak Kinan mendatangi salah satu restoran halal di Kota Seoul.

Dari arah 30 meter terdengar suara hiruk pikuk yang memekikan telinga. Banyak kerumunan para gadis sekolahan di sana. Aina menatap mbak Kinan dan sama-sama menggendikan bahu acuh tak acuh melihatnya. Mereka pun melangkahkan kaki menuju restoran halal yang tinggal beberapa meter lagi disinggahinya.

"Ayo cepet masuk mbak, aku sudah lapar sekali." Mbak Kinan tersenyum mendengarnya seraya menggandeng Aina masuk ke dalam restoran. Tertera label halal di depannya. Mereka semakin yakin dan tidak ragu untuk makan di sana.

Tidak banyak pengunjung yang datang. Ainda dan mbak Kinan pun segera duduk di dekat pintu masuk. Suasana retoran itu terasa nyaman. Kursi dan mejanya terbuat dari kayu tanpa polesan apapun serta dekorasi dedaunan membuat asri dan sejuk.

Mereka pun memesan mie daging sapi dengan es teh manis hangat. Cuaca dingin seperti ini memang cocok makan makanan hangat seperti itu.

"Aina~ ini enak bangettttt, masyaAllah jadi kangen Indonesia..." Ucap Mbak Kinan sesaat makanan yang dipesan datang. Aina tersenyum melihatnya, "Iya mbak. Gila sih ini kita bisa menemukan makanan seenak ini." Mbak Kinan mengangguk setuju. Dan mereka pun kembali melanjutkan kegiatannya tanpa mempedulikan sekitar.

Cring!!

Brugh!!

Sangking fokusnya mereka sampai tidak sadar ada seseorang yang duduk disebelah mbak Kinan. Merasakan atmosfer yang berbeda kedua wanita itu pun menatap kedatangan seorang pria di sana. Nafasnya naik turun seolah sudah melarikan diri dari hewan buas yang siap menerkamnya kapan saja.

Aina dan mbak Kinan tidak tahu siapa dia. Karna pria itu mengenakan kacamata hitam, masker, dan topi berwarna hitam menutupi wajahnya.

"Excuse me...." Kata Aina dan berhasil mengalihkan tatapannya.

Tidak ada jawaban apapun darinya. Aina dan mbak Kinan saling pandang lalu kembali menyantap makan malamnya. Acuh terhadap kehadiran pria asing itu. "Bisakah aku bersembunyi di sini sebentar?" Tanyanya kemudian.

Mendengar dia berbicara bahasa Korea Aina yakin jika sebenarnya pria itu bukan orang asing. Kembali Aina menatapnya. Perlahan dia pun membuka kacamata dan maskernya. Aina mengerutkan dahi bingung saat melihatnya menyambar air putih dan meneguknya hingga tandas. Aina dan mbak Kinan menatapnya aneh. Mereka juga tidak terpesona dengan wajah tampannya. Pria itu memang tampan, berkulit putih bersih, kedua matanya agak sipit dengan bibir kemerahan. Tapi bukan itu yang membuat mereka tertegun.

'Kenapa pria ini? Apa dia sindikat kejahatan yang mencoba menyembunyikan dirinya dari pencarian polisi? Hahahha Aina...Aina pikiranmu selalu saja meracau.' Batin Aina.

"Yah, terserah." Jawabnya setelah sekian lama terdiam.

"E...ehhh, kenapa respon kalian dingin sekali?" Terdengar lagi pria itu berbicara. Aina dan mbak Kinan kembali menatapnya.

Harmony 「LENGKAP di PDF」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang