Part 2; Wanita Dalam Foto

3.8K 456 62
                                    

Namanya Jeon Jungkook, seorang lelaki tampan yang menjadi dambaan setiap wanita. Postur tubuh yang proporsional. Otak sexy dengan kapabilitas di atas rata-rata. Kualitas wajah di atas ubnormal, serta ada yang tersembunyi di balik balutan kemeja miliknya; ruas-ruas masa yang terbangun cukup indah. Dia baru saja tiba di rumah dan Yoongi dengan senyumannya kembali menyapa lalu melepas jas yang Jungkook gunakan.

" Lelah ya ? " ujar Yoongi dengan lembut. " Air panas dan piyamu sudah kusiapkan " dia kembali berkata walau tak mendapat respon yang berarti dari Jungkook selain tatapan datar miliknya.

Jungkook bukannya tak mau menjawab, dia hanya lelah atas kelakuan yang Yoongi lakukan padanya. Katakan saja Jungkook itu brengsek, tapi Jungkook hanya tak ingin memberi harapan palsu pada Yoongi.

Mereka itu teman. Dan itu takkan pernah berubah untuk Jungkook.

Kecuali ikatan suci yang mengikat keduanya.

Setelah membiarkan Yoongi melakukan yang ia mau, Jungkook melangkah masuk kedalam kamar dan Yoongi benar-benar telah menyiapkan semuanya. Air hangat dan satu pasang piyama biru sudah telak berada di atas ranjang mereka.

Jungkook hanya mendesah nafas gusar, sejenak berpikir; sampai kapan Yoongi akan melakukan ini ?

Dia biarkan guyuran shower membasahi helai rambut hingga jengkal tubuhnya, sama sekali tak menggunakan air yang sudah Yoongi siapkan, Jungkook hanya mau pemuda manis itu berhenti.

Tapi sayangnya dia terlalu keras kepala.

Lantas, ia mengambil piyama baru di dalam lemari, menyingkirkan piyama yang Yoongi siapkan dan naik keatas ranjang lalu menutup matanya tepat saat pintu kamarnya terbuka. Itu Yoongi dengan segala tatapan kesakitan miliknya yang ia paham karena telah melakukan hal yang sia sia.

Lalu ia menatap Jungkook yang terlalap. " Aku melihatnya, wanita dalam photo di lockscreen ponselmu "

Kini tangan putih itu menyibakkan helai poni prianya yang sedikit memanjang serta senyuman yang teramat manis terbit di wajahnya.

" Dia cantik sekali, Jungkook. Kalian terlihat serasi. " ungkapnya begitu tulus, tidak peduli jika pernyataan yang ia buat kembali melukai hatinya sendiri. Karena ia rasa, amarahnya akan menjadi percuma serta tangisnya tak berarti apapun.

Lalu kecewanya ? Ia akan menanggungnya sendiri.

Mereka tak lebih hanya dua orang yang berteduh di atap yang sama tapi tidak dalam rasa yang sama.

Baginya melihat Jungkook dalam warna abu miliknya bukanlah suatu yang buruk.

Ia mencintai Jungkook tanpa dasar apapun. Jadi Tuhan, tolong berikan kebahagian pada prianya.


" Haiisss, kau ini gila atau bagaimana ?! Mana ada kado yang seperti ini. Gi tolong, jangan seperti ini. "

Namanya Hoseok, pemilik gedung Fashion yang terkenal di semenanjung Korea. Lelaki berdagu lancip ini tak mengerti, menolak paham atas permintaan yang baru saja ia dengar. Memang benar jika cinta membutakan segalanya. Ketulusan yang di sapa penghianatan, binar redup tawa sebagai penghias, Hoseok sangat teramat benci pada garis takdir Tuhan yang membuat sahabatnya jatuh sebegitu dalam.

" Aku tidak gila, Seok. Aku sadar, jadi untuk itu aku minta kau membuatkannya untuk ku " .

Bagaimana ?

Bagaimana cara Hoseok menjelaskan semua, ia tak ingin karib kecil nya ini terluka. Tidak, jangan lagi, apapun Hosoek akan berikan jika itu secara materi, tenaga. Tapi jangan biarkan kebahagiaan lepas dari karibnya melalui tangannya sendiri.

" Seok, ini yang terakhir, aku mohon. " Yoongi menggenggam tangan Hoseok. " Kali ini saja, aku hanya ingin Jungkook bahagia— "

" — Lantas kebahagian mu ? "

Ku akui jika ia memang keras kepala, tak mengindahkan penolakan Hoseok, acuh pada perasaannya sendiri, terlalu buta pada perasaan semu miliknya.

Yoongi kau begitu naif.

Perasaan mu tak terbalas, hati mu tak begitu penting hanya sebagai pertimbangan, ragamu tak lebih hanya sebagai fatamorgana, kata apa lagi yang cocok ku ungkapkan pada sosok seperti mu ?

Bagaimana bisa kau mencintai manusia sebegitu hebatnya, jika jelas ia tak bisa membalas apapun kecuali luka ?

Yoongi bagaimana bisa kau berdiri masih sama kokohnya saat behadap dengan wanita pria mu ? Bagaimana bisa kau tersenyum membalas sapaannya?

" Aku titip ini untuk Jungkook, bisa ? "

Sebuah kotak bekal yang ia buat dengan begitu tulus, kini harus jatuh pada wanita di depannya. Tak ada kata umpatan pada bilah bibir si kecil hanya satu pujian yang tadi malam ia sampaikan pada Jungkook yang terlelap.

" Kau cantik, pantas Jungkook mencintai mu sebegitu hebatnya "

Yoongi ku akui kau hebat dalam memainkan peran.



To be Continued

Ini aku edit sedikit, maaf kalau jatuhnya jadi aneh. 💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jeongmal Mianhe [ KookGa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang