Vernon x Umji Focused;
Warn! Typos; angst; cancer-au;
17seventeencarat©, 2019
++
Different Person (n) : Selalu ada alasan di balik perubahan seseorang. Dan alasan itu adalah momok mengerikan perusak kebahagiannya.
Gadis itu melangkah riang menuju ruang kelasnya. Sesekali bersenandung gembira. Hari ini, pemuda itu akan datang. Pemuda yang sangat amat ia rindukan. Pemuda yang selama 7 tahun belakangan menghilang dari pandangan. Pemuda yang 10 tahun lalu, menjabat sebagai sahabatnya.
"Selamat pagi anak anak,"
Para murid menjawab sapaan sang guru dengan serentak.
"Hari ini, Bapak akan memperkenalkan teman baru untuk kalian," Pria paruh baya itu menjeda ucapannya. Menjadikan beberapa detik untuk menoleh, menatap binar calon anak didik barunya, "Silakan perkenalkan dirimu, Nak."
Pemuda itu menunduk singkat, yang kemudian membawa netranya menelusuri satu persatu wajah calon rekan rekan barunya. Hingga tatapan pemuda itu terkunci pada satu titik. Tatapan penuh binar dari gadis itu. Ia merindukannya.
"Hansol Vernon Chwe. Salam kenal," pemuda itu membungkuk singkat sebagai akhir dari perkenalannya.
++
Gadis itu merasa ragu. Ia sangat ingin menghampiri pemuda yang saat ini tengah meletakkan kepalanya di meja sambil memejamkan mata itu. Sebenarnya ia tak ragu jika hanya menghampiri pemuda itu. Toh selama ini, ia masih sering bertukar kabar lewat telepon dengan keluarga pemuda itu. Ya walaupun bukan dengan pemuda itu langsung. Awalnya iya, tetapi setelah selang 5 tahun, semua tak lagi sama. Pemuda itu selalu menolak panggilan darinya.
Hal itu sungguh tak membuatnya ragu. Justru saat ini gadis itu sangat ingin menepuk pundak pemuda itu dan menyerbunya dengan seribu pertanyaan yang selama ini selalu mendesak jawaban di otaknya.
Yang membuat gadis itu ragu adalah, semua siswi tampak memuji sahabatnya itu. Ia cukup sadar diri bahwa dirinya cukup di kucilkan di sekolah. Bahkan ia hanya memiliki satu teman. Satu teman saja bernasib sama sepertinya.
Gadis itu menghela nafas berat. Memberanikan diri untuk berdiri dan mulai menghampiri pemuda itu,
"Han-"
SRAK!
Tangan kanannya masih mengudara. Belum sempat gadis itu menyentuh pundak pemuda itu, bahkan panggilannyapun belum sempat ia selesaikan, tapi pemuda itu sudah lebih dulu pergi.
Ah.. gadis itu lupa. Bahwa sahabatnya itu sudah lama berubah.
++
Hansol, pemuda itu membiarkan angin dengan bebasnya memberantakkan tatanan rambutnya. Ia menghela nafas berat. Semuanya berubah menjadi berantakan semenjak peristiwa menyebalkan itu menimpanya.
Bukan hanya dirinya yang berantakan, melainkan hidupnya bahkan kisah persahabatannya.
Pemuda itu takut mengecewakan banyak orang. Sungguh, ia tidak suka melihat orang-orang menatapnya dengan penuh kesenduan. Lebih baik jika semua orang menatapnya dengan tatapan benci. Setidaknya, pada akhirnya ia tak akan membuat kecewa mereka yang mengenalnya.
'Maaf Yewon, aku menghancurkan semuanya.'
++
Gadis itu mengkerucutkan bibirnya. Dia lapar, tetapi ia lupa membawa uang. Sialan memang. Kenapa ibunya tak mengingatkan? Sekarang ia akan tersiksa dengan rasa laparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
season : winter; svtxgf
Short Storythe first book of season, winter. svtgfsq, 2017©