(UN)DEFINED ARRANGEMENT
.
Chapter three
By Piove12
.
.
.
Hinata meletakkan sendok dan garpunya begitu mendengar teriakan Izaya. Dengan alis yang bertaut bingung ia bergegas ke ruang depan untuk menghampiri tamu yang dimaksud.
Demi apa?!
Kenapa pula di pagi hari yang seharusnya indah ini, dua makhluk tak diharapkan ini muncul?
Mood Hinata terjun bebas dari puncak gunung fuji ke palung terdalam di ujung bikini bottom.
"Haruskah mereka ku persilahkan masuk, baby?" tanya Izaya setengah menggoda. Sifat jahilnya mendadak muncul ketika melihat raut wajah Sasuke yang nampak tidak bersahabat.
Sasuke yang sedari awal kesal dan terbakar cemburu karena melihat Izaya ada di apartemen Hinata sepagi ini, semakin meradang.
Pikirannya membayangkan banyak hal yang iya-iya karena kenyataan yang ada dihadapannya, Hinata jelas tengah berbagi atap dengan pria lain selain dirinya. Jangan lupa, panggilan romantis yang baru saja didengarnya cukup jelas untuk sekedar mengipasi api cemburu agar semakin membesar.
Sial! Sial! Sial!
Sasuke menahan diri sebisa mungkin meski nyatanya sudah sangat emosi. Lagi pula, Sasuke tidak ingin bertindak idiot seperti artis sing lambene ngawur yang bulan lalu trending gara-gara video penggerebekan istrinya sendiri. Pun, kedatangan Sasuke kali ini adalah untuk sesuatu yang penting antara dirinya dan Hinata.
Menenangkan diri, Sasuke beralih menatap Hinata yang masih saja diam, tak menjawab. Gadis itu malah ngeloyor, lalu duduk begitu saja dengan gestur enggan.
Oh, baiklah.
Izaya paham gerak gerik itu. Bumil itu tengah malas bahkan untuk sekedar bicara dihadapan dua jailangkung yang datang tak dijemput, pulang minta diongkosi itu.
Mengulum senyumnya, Izaya berkata. "Maaf atas sikap kekasihku, dia sedang sariawan."
Mendengar kalimat itu, sontak saja Hinata melotot. Namun urung mengomel ketika melihat lagi Sasuke dan Sakura yang masih berdiri di depan pintu dengan muka masam.
"Masuklah." Izaya mempersilakan.
.
.
.
"Kau terlalu mabuk untuk menyadari bahwa laki-laki yang kau lihat sedang bercumbu denganku bukanlah Sasuke."
Raut wajah Hinata berubah jengah. Muak dengan semua pernyataan Sakura.
"Aku ... mabuk? Kau pikir aku bodoh?" Hinata mendengkus kesal. "Kau sendiri yang mengakui perselingkuhan kalian malam itu, lalu sekarang kau bilang kalau pria itu bukan Sasuke?" Beralih menatap mantan pacarnya dengan tajam, Hinata menuding. "Ini semua pasti akal-akalanmu, kan?!"
"Apa??"
Sasuke mengusap wajahnya, gusar. "Demi Tuhan, Hinata! Aku punya buktinya. Jadi tolong percaya padaku kali ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)Defined Arrangement
FanfictionSegala kisah tentang Hinata kali ini tidak bisa dideskripsikan. Pairing: tergantung (terserah) author yang terlibat di tiap chapter-nya :v