Kamu Protektif

3 1 0
                                    

"Udahlah Fir, kamu sama aku ajaa" Kuputar bola mataku malas mendengar ucapannya

"Nggak bisa! Fira naik mobil bareng gue, Acha, sama temen-temen lain" Sahut Kak Tina, Aku dan teman-teman gerejaku kini sedang merencanakan pergi ketempat makan yang lumayan jauh dari sini.

"Fira sama gue Tin, titik. Gue gak percaya sama lo" Ken mulai melancarkan aksinya kembali

"Udah udah, aku naik grab atau gojek aja" Jawabku dengan maksud menengahi perdebatan mereka.

"No Fir! Grab belum tentu aman, Gojek gak ada asuransi, ah pokoknya kamu sama aku aja. Mobil Tina juga udah sesek gitu mau sok-sokan ditambahin kamu" Aku meringis mendengar ucapan Ken, dasar sahabat protektif

"Enak aja, mobil gue muat kok, cukup kalau nambah Fira satu lagi"

"Cukup gundulmu, Lo gak liat itu Acha udah kayak pepes dipepet Thalla sama Yenna?"

"Udah-udah, kalau debat terus kapan berangkatnyaa. Aku sama Kenneth aja deh Kak Tin, kasian dia sendiri" Putusku frustasi. Dapat kulihat wajah penuh kemenangan Ken yang sangat ingin kutabok waktu itu, haha untung dulu gak jadi kutabok.

"Yaudah, aku bisa apa Fir kalau kamu pilih Ken, yaudah gue sama anak-anak duluan yaa? Kalian kan naik motor, cepet pasti"

"Iye dah, duluan sono. Gue anter Fira kerumahnya dulu biar ganti baju. Kuy Fir"

Aku dan Ken berjalan menuju parkiran motor, bisa dilihat dengan jelas hanya ada satu motor tersisa, entah motor apa itu namanya, yang jelas bentuknya mirip dengan milik pemeran laki-laki utama di film Dear Nathan, dengan tulisan R-15 di samping kanan kiri motor hitam berornamen merah itu.

Ken menaiki motor itu dan menyalakan mesinnya. Ia mengambil helm fullface hitamnya dan memakaikannya untuk aku. Ah aku baru ingat kalau aku nggak bawa helm.

"Loh Ken, kamu pakai helm apa dong kalau punyamu aku pakai?"

"Ah gampang, jam segini gaada polisi kok. Aman" Aku diam saja mendengarkan jawabannya.

"Kuy naik Fir" Aku mengangguk, sebenarnya aku benci menaiki motor seperti ini, tidak nyaman sama sekali.

Perlahan aku naik dengan memegangi pundak Ken. Tempat dudukku ini terasa tinggi jika melihat Ken yang didepanku. Akhirnya motor pun melaju, beberapa kali aku memukul punggung Ken karena membawa motor dengan kecepatan tinggi yang hanya dibalas tawa geli olehnya.

"Aman Fir. Aku udah pro"  lanjutnya cekikian. Aku hanya tersenyum.

Tak lama kami sampai di rumahku, aku langsung masuk ke kamar dan berganti baju yang nyaman, ketimbang tadi yang memakai dress diatas lutut berwarna hitam, kini aku nyaman sekali dengan celana hitam panjang dan kaos abu-abu, kuambil hoodie hitamku dan converse favoritku. Saat aku berada di ruang tamu, kulihat Ken sedang berbincang dengan Ayah dan Ibuku, aku menghampiri mereka, kelihatannya Ken sedang meminta izin untuk aku, ah kalau pergi bersama Ken aku pasti diijinkan Ayah dan Ibu. Kami pun berpamitan pergi.
Terimakasih Ken sudah membuatku diijinkan pergi oleh Ayah Ibu waktu itu, mereka sering melarang aku pergi, tapi kalau denganmu, pasti boleh. Terimakasih!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To The One Who Walk AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang