1

36 9 4
                                    

Pagi ini Nada sudah terlihat lesu, bukan tanpa alasan, dia memikirkan pelajaran pertama yang akan dia hadapi, Matematika. Dia selalu berdoa supaya guru tersebut tidak hadir, namun ketidak hadiran guru Matematika tersebut dapat dihitung dengan satu tangan.

'kriinnggg'

Bel pertama berbunyi menandakan pelajaran Matematika akan segera dimulai.

Dan tidak butuh waktu lama, wanita paruh baya sudah tiba dikelas dengan jalan tergopoh gopoh, kelas yang tadinya seramai pasar, kini sesepi kuburan.

"Ngantuk ah," Nada langsung melipat kedua tangannya diatas meja dan menenggelamkan kepalanya.

"Buset, masih pagi coi" Bulan yang tidak heran dengan tingkah Nada hanya dapat menggelengkan kepalanya.

"Ya anak anak, minggu kemaren ada PR kan? coba dibuka catatannya" ucap wanita paruh baya itu sambil berkeliling mengecek PR anak anak nya itu, rata rata banyak yang mengerjakan PR bukan karna rajin, namun takut kepada bu Ningsih.

"Nad, bangun dulu ini cepetan kerjain" Bulan menyodorkan Pekerjaan rumahnya pada Nada.

"Kamu sangat mengerti aku Bulan" Nada dengan cepat menyalin Pekerjaan rumah Bulan, karna Nada dan Bulan duduk di barisan paling belakang, butuh waktu cukup lama untuk bu Ningsih tiba di meja mereka.

"Najis amit amit gue mah"

•••

2 jam pelajaran Matematika sudah berhasil membuat Nada hampir masuk rumah sakit jiwa.

"Waktu nya memanjakan perut gue ini" Nada langsung tersenyum lebar jika soal makanan.

"Makanan mulu yang lo pikirin nad, nad, yaudah ayo gece keburu rame" Fira dan Vani langsung berlari menuju keluar kelas meninggalkan Nada.

"Najis dah woi tungguin" Nada kini berlari keluar kelasnya, namun kedua temannya itu sudah raib.

Kelas Nada berada di lantai 2 bersebelahan dengan kelas X IPS 2 dan kelas X MIPA 1

Nada harus ke lantai 1 untuk menuju kantin, saat Nada hendak turun, ia berpapasan dengan Febian, sepertinya dia juga mau ke kantin, dan tanpa aba aba, Nada langsung menyapa Febian seperti biasanya.

"Hai Febian, sendirian aja," Nada langsung mensejajarkan posisi nya dengan Febian sambil menuruni tangga.

"Cuek banget sih lo, jadi gemes hehe" Nada melihat kearah cowok yang baru ia kenal beberapa hari itu sambil menaik turunkan kedua alisnya, Nada harus sedikit mendongak karna Febian memang lebih tinggi dari nya, tinggi Nada hanya sepundak Febian, namun sebenarnya Nada termasuk tinggi karna tinggi nya 165 cm, tinggi kan ya? hehe.

Tidak terlalu jelas, namun Nada dapat melihatnya, Febian tersenyum tipis, itu terlihat, manis?

Setibanya di kantin, Nada langsung menghampiri kedua temannya itu yang sedang mengantri untuk membeli makanan.

"Jahat banget lo berdua, gue ditinggalin!" kini nada langsung menyerobot antrian Fira dan Vani tanpa rasa berdosa.

"Nyalip nyalip aja lo kayak pembalap anjir" Fira kini mengambil alih antrian nya lagi.

"Au lu, rosi aja bukan" timpal Vani.

"Ih lo berdua marah marah mulu kayak emak emak kost kost an" Nada langsung mengalah dan mengurungkan niatnya untuk jajan diwarung tersebut. Kini Nada hanya berjalan kesana kemari tanpa tujuan karna bingung ingin membeli apa.

"Beli eskrim sama permen aja deh" Nada langsung mengambil 1 bungkus eskrim coklat dan beberapa butir permen lalu membayarnya.

•••

'Kriinngg'

Bel yang menandakan kegiatan belajar mengajar hari jumat tersebut pun usai.

"Woy besok jangan lupa ke sekolah, kita mau dekor kelas buat Acaran ulang tahun sekolah" ucap Raka sang ketua kelas mengingatkan teman teman nya, karna SMA Harapan Bangsa akan segera berulang tahun, dan salah satu acara nya adalah lomba menghias kelas bagi para siswa.

"Ogah"

"Mager"

"Sibuk"

"Apa? gadenger"

Begitulah kira kira jawaban nyeleneh dari penduduk X IPS 1, begitu juga Nada, kenapa harus hari sabtu yang di korbankan?. Setelah jawaban jawaban nyeleneh yang dilontarkan penduduk X IPS 1 selesai, mereka semua langsung berhamburan keluar kelas, ada yang langsung pulang, nongkrong ke Mall, atau sekedar jajan di depan sekolah sambil mengobrol. Nada lebih memilih langsung pulang untuk bermalas malasan dirumah.

•••

Sesampainya dirumah, Nada langsung menuju kamarnya, rumah Nada kini sangat sepi karna orang tua nya sedang bekerja, dan Nada adalah anak satu satunya. Ketika orang tua nya sedang bekerja, Nada hanya bersama Bi Inem, pekerja rumah tangga yang sudah bekerja hampir 8 tahun dirumah Nada.

Nada langsung melemparkan tas nya asal, membuka kaos kaki dan dan baju seragamnya, kini ia hanya memakai Rok dan kaos.

Nada langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur dan mengecek Hp nya.

ciwik ciwik uyeh (3)

Fira : besok pada dtg ga?
Vani : dtg kemana?
Fira : ke sekolah bego, kan hias kelas
Vani : oh wkwk, mager
Fira : ikut ga? @Nada
Nada : Y
Vani : lg pms ni pasti bocahnya
Nada : bct

Nada pun langsung meletakkan Hp nya kembali, kini Nada sedang menatap langit langit kamar nya itu.

'kling'

Tidak lama Hp Nada berbunyi menandakan ada chat masuk.

Edo : Nad
Nada : paan
Edo : tadi temen gua minta nomor lo
Nada : trs
Edo : trs udah gua kasih nomor lo, paling juga bentar lagi dia ngechat.

Nada tidak mengambil pusing tentang chat Edo tersebut, sekarang Nada hanya ingin memejamkan mata nya.

'kling'

"SIAPA LAGI SIH?!"

0812XXXXXXXX : Save nomor gua
Nada : siapa?
0812XXXXXXXX : Febian
Nada : OH FEBIAN? HAI GUE NADA!
0812XXXXXXXX : dh tau

"Tunggu...jadi yang Edo bilang temen nya minta kontak gue itu Febian?" kini Nada mengubah posisinya yang tadinya tiduran menjadi duduk sila dengan bantal di pahanya.

Nada : heheheh ganyangka gue lo bakal ngechat gua duluan gini
Febian : lo bsk dekor kls?
Nada : belom tau deh, mager soalnya
Febian : ikt aj si
Nada : OKE KALO LO YG SURUH, GUE IKUT!

'Only read'


'Tapi buat apa Febian minta nomor gue ya? trs cuma nanya doang besok gue ikut dekor kelas apa engga, disekolah aja cuek banget begitu' batin Nada.

'tok tok tok'

"Non...makan malem dulu, bibi udah siapin nih" ucap bi Inem yang langsung membuyarkan lamunan Nada.

"Iya bi, aku mandi dulu ya"

Setelah itu Nada beranjak dari kasurnya untuk mandi dan makan malam, setelah makan malam Nada kembali ke kamarnya dan langsung mengambil posisi siap untuk tidur. Nada hanya menatap kosong langit langit kamar nya itu, ia mulai memejamkan matanya dan akhirnya Nada pun terlelap.

FebianadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang