2

60 9 3
                                    

Jam weker Nada berdering menunjukan pukul 07.00 pagi. Nada yang masih setengah sadar berusaha mematikan jam weker tersebut. Setelah nyawanya terkumpul, ia segera beranjak dari kasur dan membuka lemari baju nya, Nada mengambil sweater hijau Army nya dengan celana jeans, setelah itu Nada langsung mengambil handuk nya dan masuk ke kamar mandi.

20 menit kemudian Nada keluar dari kamar mandi dan sudah mengenakan sweater dan celana jeans nya dengan rambut sepunggung yang Nada biarkan tergerai. Setalah itu Nada langsung mengambil HP dan tas slempang hitam nya, Nada segera menuju ruang makan untuk sarapan.

"Eh non udah rapih aja pagi pagi" ucap bi Inem sambil menaruh sarapan di meja makan.

"Iya bi aku mau ke sekolah, ada tugas" ucap Nada yang sudah duduk sambil mengambil nasi goreng dan telor ceplok, lebih tepatnya 2 telor ceplok dan sepiring nasi goreng dengan porsi yang sangat banyak.

Tidak butuh waktu lama, 10 menit kemudian piring tersebut sudah bersih tanpa sebutir pun nasi tersisa.

'Drrtttt'

ponsel Nada pun bergetar karna ada telpon masuk dari Aldi, sahabat Nada yang sudah saling mengenal sejak taman kanak kanak.

"Halo, kenapa di?" ucap Nada sambil menuangkan air putih ke gelasnya.

"Kesekolah kan lo? bareng gue aja, gue otw" setelah itu Aldi langsung menutup telponnya. Nada yang tidak heran dengan kelakuan sahabatnya itu langsung meneguk segelas air putih dan menuju keluar rumah.

"Bi Inem aku berangkat ya" Nada pun langsung berlari menuju keluar rumah.

Tidak butuh waktu lama, Aldi pun sudah terlihat dari kejauhan dengan motor ninja hitamnya. Setibanya didepan rumah Nada, Aldi langsung membuka kaca helm nya.

"Yaampun bidadari dari mana ini, cantik nya tidak tertahankan, saking ga tahan nya sampe mau nonjok" ucap Aldi tanpa rasa dosa.

"Apasih? mau ribut lo?"

"Eh kalem nad, kalem, tenang dulu, ayo ambil napas...nah gausah dibuang  buat tabungan" Aldi langsung terkekeh geli melihat muka Nada yang sudah merah Padam.

"Garing lo Aldi!" Nada langsung memukul kepala Aldi yang masih menggunakan helm, bukannya Aldi yang kesakitan, malah tangan Nada yang kini sudah memerah akibat memukul helm Aldi tersebut.

"Bego, ngapain mukul mukul helm gua? mau main marawis? mana sini liat" Aldi langsung menggemgam tangan kanan nada tersebut.

"Blebeh hula hula humala bubyur tekedur acikiwir" Aldi langsung mengusap ngusap telapak tangan Nada tersebut sambil mengucapkan kalimat kalimat ga waras nya.

Kini keduanya saling diam dengan tangan Nada yang masih digenggam oleh Aldi, mata mereka bertemu cukup lama.

"Ehm, e- nah ini udah, telapak tangan lo jadi korengan"

Nada langsung menarik tangannya secepat kilat.

"Garing lo di, ayo ah buruan"

"Silahkan naik tuan putri, mau di tangki bensin apa dimana duduknya?"

"Diatas kuburan lo" Nada kini langsung naik ke jok belakang ninja hitam milik Aldi tersebut. Keduanya pun tertawa sebelum akhirnya Aldi melajukan motornya tersebut.

Suasana pagi di ibu kota masih terlihat sepi, tidak seperti biasanya. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk tiba di sekolah mereka. Akhirnya Aldi mempunyai ide busuk untuk mengerjai sahabat nya itu, Aldi mempercepat laju motor nya yang membuat Nada mencengkram kuat pundak Aldi.

"Woi Aldi anjir pelan pelan sialan gua mau terbang ini"

"Rambut gua ancur, anterin ke salon gamau tau"

FebianadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang