Ariena : 03

20 11 14
                                    

Ariena membaringkan tubuhnya ke kasur bermotif doraemon. Ia berusaha memejamkan matanya sangat susah sekali padahal ia sangat lelah hari ini.

Notif whatsapp di handphonenya berbunyi. Kini menganggu istirahat Ariena. Ariena langsung membuka handphonenya siapa tau important.

+62895623-- ~ af.
Arinn 19.30

Arin merasa bingung ini nomor siapa, dari siapa orang ini dapet nomornya, berinisial af. Arin memutuskan untuk membalas pesan orang itu.

Ariena N
siapa? 19.33

+62895623-- ~ af.
Lupa nih sama aku? 19.33
Aku azril  19.33
Aku mohon km bales chat aku ya 19.33

Ariena N
Ada ap y  19.35

+62895623-- ~ af.
Sebelum kamu jam ngampus  19.35
Aku pengen bicara sama kamu  19.35
Aku mohon plis.  19.35

Ariena N
Liat bsk aja.  19.45

+62895623-- ~ af.
Aku tau km jam ngampus jam brp  19.45
Aku kan dosen kamu  19.46
Ydh kita ketemu aja deh di kantin  19.46
Aku pgn bicara sm kamu  19.47

Ariena N
In syaa Allah  19.55

+62895623-- ~af
5 pesan belum terbaca.  19.55

Ariena langsung menaruh handphonenya di meja dekat kasurnya. Dia membiarkan pesan dari Azril yang belum ia baca, karena ia sangat malas kepada orang itu.

-o0o-

Ghina menghampiri temannya yang sedang duduk di kantin.

"Hai cu!" Ghina mengangetkan temannya. Saat ini Arin tidak merasa kaget.

"Ngapain lu disini, ayo langsung ke kelas aja."

"Kelas masih 30 menit lagi Ghin. Lagian gua ada perlu sama orang."

"Perlu sama siapa?" Tanya Ghina.

"Kepo lu. Udah duluan aja sana."

"Serius nih gua duluan?"

"Iye."

Setelah Ghina pergi kebetulan kini Azril  menghampiri Ariena yang sudah menunggunya.

"Maaf ya aku telat." Azril tersenyum manis kepada wanita itu.

Ariena membalas senyumnya Azril. "Iya gapapa."

"Ga mau pesen makanan atau minuman dulu. Nanti aku yang bayar." Ariena menolak secara halus.

"Gimana kabarmu?"

"Baik."

"Kita udah lama ya ga ketemu dan kebetulan banget kamu jadi mahasiswi disini. Dulu kamu masih inget ga kamu jatuh di lapangan terus dengkulnya berdarah."

"Kenapa kamu masih inget aja sih. Kan aku jadi malu."

Azril tidak bisa berhenti tertawa mengingat kejadian dulu saat sekolah. Saat ia berhenti tertawa ia menghembuskan napas lalu mengarahkan kursi menghadap Ariena. Seperti ada hal serius yang ingin ia bicarakan.

"Jadi gini aku mau nanya sesuatu yang penting. Penting banget. Dan-" Azril menyeruput kopi hangat yang ia pesan sebagai jeda ke grogian dia.

Ariena masih setia mendengar ucapan mantan kekasihnya itu, "Jawaban kamu sangat berharga buat aku. Kamu udah kenal aku kayak gimana kan orangnya, aku tidak bisa menentukan sendiri tanpa orang lain mengasih pendapat."

Azril pun menghadap ke belakang ingin mengambil barang yang akan diperlihatkan ke Ariena. Ariena sudah merasa salah tingkah dan kesenangan sendiri. Saat Azril berbalik badan ke arahnya lagi ia bersikap seperti biasa.

Azril pun memperlihatkan sebuah tempat yang berbentuk love warna merah dan membuka isinya ke Ariena. "Arin. Gimana menurutmu?" Jantung Ariena berdetak kencang saat melihat apa yang Azril kasih lihat kepadanya.

"Cincin ini cocok ga. Apakah cincin ini cocok buat-" Ariena sudah berharap kalo jawaban Azril itu buat dia, ternyata.

"Cocok buat Felicya." Ariena pun tersendak es batu yang sedang ia makan tadi.

"Kamu kenapa?" Tanya Azril heran.

"Aku gapapa. Udah ya aku mau ke kelas dulu."

After reading, please don't forget
vote and coment.

ArienaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang