Part 1

174 6 0
                                    

****

Dhira sudah bersiap untuk berangkat sekolah, kini dia sedang menunggu Zaya –sahabat sekaligus sepupunya– yang katanya akan menjemputnya.

Tak lama menunggu, Zaya sampai dengan mobilnya. Dhira segera duduk disamping Zaya.

"Lo lama banget sih Zay, gue nunggu sampe lumutan nih..." protes Dhira.

"Yeee sorry napa dah. Lu kaya gatau aja kalo disini sering macet, tadi tuh gw dah ngebut tapi malah macet." jawab Zaya.

"Alesan aja lo. Rumah gue sama rumah lo beda blok doang, apa macetnya coba?" sinis Dhira.

"Tadi gue bangunnya kesiangan hehe." jawab Zaya dengan cengiran khasnya.

Dhira hanya memutar bola matanya, malas menanggapinya. Tak lama, mobil Zaya sampai di parkiran sekolah.

Dhira langsung keluar dari mobil dan berjalan meninggalkan Zaya.

"Eh Dhir, tungguin gue napa? Jahat banget lo ninggalin gue," ucap Zaya.

"Lebay."

"Yahh kumat lagi dinginnya." jawab Zaya dan Dhira lagi-lagi hanya memutar bola matanya malas.

Tiba-tiba saat Dhira lagi berjalan santai,

Brukk...

Dhira menabrak seorang cowo yang temgah berlari hingga bokongnya mencium lantai koridor. Dhira bersungut-sungut kesal dalam hati.

"Eh sorry sorry gue ga sengaja, gue lagi buru-buru soalnya." ucap sang cowo itu.

Tuh cowo mengulurkan tangannya membantu Dhira berdiri dan Dhira segera menerima uluran tangan itu karena tiba-tiba Zaya entah menghilang kemana dia.

"Sorry ya sorry dek, tadi gue ga lihat lo lagi jalan." ucap cowo itu lagi.

"Iya." jawab Dhira dingin.

"Manis" batin cowo itu.

"Kenalin nama gue Reyhan, kelas 12 ipa 2." Reyhan mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.

"Gue tau." Dhira tak membalas uluran tangan cowo itu, dia hanya meliriknya saja.

"Nama lo siapa dan kelas berapa?" tanya Reyhan dengan tangan yang masih diulurkan.

"Dhira, 11 ipa 1." jawab Dhira yang akhirnya membalas uluran tangan cowo itu.

"Nama yang cantik kaya lo. Eh iya gue duluan ya, sorry tadi gw beneran ga liat lu, sorry banget ya." Reyhan lagi-lagi meminta maaf pada Dhira dan langsung berlari meninggalkan Dhira

Dhira hanya mengedikkan bahunya ketika melihat itu. Dia segera berjalan lagi ke kelas dan saat sampai di kelas dia melihat Zaya sedang ngobrol dengan Syafa.

"Kenapa lo ninggalin gue tadi?" sinis Dhira.

"Ehm sorry Dhir, tadi gue kebelet. Eh tapi tadi gue liat lo ditolongin Kak Reyhan ya?" tanya Zaya.

"Iya,"

"Whatt?! Lo ditolongin Kak Reyhan Dhir? Lo serius? Ini pertama kalinya gue tau kalo dia itu nolongin cewe, dan cewe itu lo?" heboh Syafa.

"Apaan sih? Biasa aja kali." Dhira memutar bola matanya malas.

"Ini bukan biasa lagi Dhir, tapi ini luar biasa. Seorang Kak Reyhan yang terkenal dingin dan ga peduli sama cewe, jadi peduli gitu?" cerocos Syafa.

"Ini patut dimasukkan ke dalam museum, karna kejadian ini langka," heboh Zaya.

"Apaan sih kalian? Tadi apa lo bilang? Dingin? Tapi tadi gada dingin-dinginnya gitu, emang sih awalnya mukanya datar gitu, tapi abis itu biasa aja tuh." ucap Dhira ketus.

Kakel Vs AdkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang