Part 2

168 5 5
                                    

****

Dhira, Zaya, dan Syafa sedang berjalan menuju parkiran. Mereka bertiga akan bermain di rumah Dhira.

Di parkiran, tak sengaja Dhira melihat Reyhan yang berdiri tak jauh dari tempatnya, dia meliat Reyhan tersenyum padanya, dan Dhira pun hanya menatapnya datar.

"Dhir? Oi Dhir, lagi liat apa lo? Kak Reyhan ya?" tanya Zaya mengagetkan Dhira dan Dhira hanya menggelengkan kepalanya.

"Udah ayo pulang, entar keburu sore," Ucap Syafa tiba-tiba, Dhira dan Zaya segera mengikuti Syafa.

Syafa segera mengendarai mobil Zaya, menuju rumah Dhira. Sebelum itu, Zaya dan Syafa sempat adu mulut tentang siapa yang mengendarai, dan akhirnya Syafa yang mengalah.

"Eh kalian ke rumah gue mau ngapain? Padahal niat gue hari ini mau tidur siang," sifat asli Dhira yang cerewet akhirnya muncul kembali.

"Ya ngobrol-ngobrol aja, atau belajar aja sekalian, besok kan ulangan matematika," Jawab Syafa sambil melirik ke belakang.

"Kalau ga bahas kakel cogan aja, kan lebih seru tuh. Belajar terus bosen gue, sekali-kali lah refreshing bahas cogan atau ngomongin orang gitu," oceh Zaya.

"Sekali-kali pala lu, tiap kita ngumpul lo mesti ngomongin orang, dasar tukang gosip," balas Dhira.

"Daripada lo Dhir, bermuka dua. Di rumah aja cerewet, di sekolah dinginnya naudzubillah," sindir Zaya yang dibalas tatapan tajam Dhira dan Zaya mengeluarkan cengiran khasnya.

"Udah, kalian tuh berantem terus," lerai Syafa.

Tak lama mereka sampai di rumah Dhira.

"Assalamualaikum Bunda, Dhira pulang membawa dua tikus sialan..." ucap Dhira dengan teriak.

"Waalaikumsalam, Dhira jangan teriak-teriak ini rumah bukan hutan," jawab Bunda Dhira balas teriak dari dapur.

"Iya Bun, maaf deh. Lagian ga ada yang bilang ini hutan Bun," Balas Dhira dengan cengirannya.

"Terserah kamu deh Dhir, eh ada Zaya sama Syafa," Ucap Bunda Dhira.

"Assalamualaikum Bun," salam Zaya dan Syafa bersamaan dengan menyalimi tangan Bunda Dhira.

"Waalaikumsalam. Liat tuh Dhir, mereka sopan, ga kaya kamu malah teriak-teriak," sindir Bunda Dhira dan Dhira hanya memutar bola matanya.

"Iya tuh Bun. Dhira aja di sekolah dingin kaya di kulkas, giliran di rumah aja kaya monyet yang nyerocos terus," Ucap Zaya memanas-manasi Dhira.

"Diem lo, gausah ikut-ikutan Bunda," sungut Dhira dan yang lainnya tertawa karena berhasil bikin Dhira kesal.

"Berhenti ketawa. Udah deh ah Zaya, Syafa ayo ke kamar," ajak Dhira dengan raut muka kesal.

"Eh iya Dhir iya," jawab Zaya dan Syafa mengikuti langkah Dhira.

Sementara itu, Bunda melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda.

****

Dhira, Zaya, dan Syafa sudah bebaringan di kasur Dhira yang ada dua buah.

"Dhir, gue liat-liat ko kayanya Kak Rey suka sama lo deh," Ucap Syafa memecahkan keheningan.

"Hah? Gak lah, gak mungkin," Jawab Dhira santai.

"Mungkin aja Dhir. Nih pertama dia itu gak pernah peduli sama cewe, walaupun dia punya salah sama cewe itu tapi dia gak peduli, kaya semisal dia nabrak cewe. Tapi lo beda Dhir, dia ngebantuin lo waktu lo ketabrak dia kan? Dan kak Rey kalo natap cewe selalu dengan tatapan tajam, tapi tadi dia natap lo beda, gue aja gak ngerti apa maksud tatapan dia," cerocos Zaya panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakel Vs AdkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang