"Duduklah dulu Rose, aku akan mengambil air untukmu" Chanyeol berlalu kedapur.
Rose mendudukan dirinya disalah satu sofa Chanyeol. Memandang kosong kedepan, mungkin melamun adalah pilihan terbaik saat ini. Rose bahkan tak menyadari kalau Chanyeol sudah duduk disampingnya dan meletakan segelas air putih untuk Rose minum. Chanyeol memandang prihatin kearah Rose. Keadaan gadis itu sangat kacau saat ini. Rambut yang sedikit berantakan, dan juga mata bengkak dan sedikit sisa sisa air mata dibawah mata gadis itu.
"Rose" Chanyeol menepuk bahu gadis itu lembut.
Rose menoleh kearah Chanyeol. Membuat hati Chanyeol berdenyut sakit kala melihat mata sayu Rose. Pasti gadis ini sangat tersiksa, terlihat dari matanya.
"Kau tak apa?" Chanyeol bertanya dengan nada yang amat rendah.
"Apa aku terlihat baik baik saja?" Tanya Rose balik.
"Tidak" Jawab Chanyeol cepat.
"Kau bisa cerita kepada ku jika kau mau Rose"
Chanyeol terkejut kala melihat Rose kembali memangis. Ia bertanya kepada dirinya sendiri. Apa aku melakukan kesalahan? Apa pertanyaan ku salah? Apa aku salah bicara? Mengapa dia menangis. Batin Chanyeol. Chanyeol mencoba menenangkan gadis itu. Ia menepuk nepuk kecil pundak Rose.
Mata Chanyeol melebar kala melihat respon yang diberikan Rose. Rose mendekap erat Chanyeol. Menumpahkan segala tangisannya disana. Seolah olah Chanyeol dapat menyelesaikan masalahnya. Lain dengan Chanyeol, pria itu justru bingung harus melakukan apa. Dirinya terlalu gugup dipeluk oleh seorang wanita seperti ini. Ini pertama kalinya untuk dirinya. Dipeluk seorang gadis.
Chanyeol'pov :
Mengapa dengan jantungku? Oh ayolah, ini bukan saat yang tepat Chan. Dia sedang bersedih, ini bukan reaksi yang tepat Chanyol bodoh. Tenangkan dirimu Chan, bersikap lah seperti biasanya. Cool dan keren.
"Ada apa Rose?" Aku mencoba bertanya kembali.
"Dia...dia bersama hiks.. seorang gadis dikamarnya. Mereka melakukan itu hiks hiks " jawabnya terbata bata.
Alisku mengerut. Dia? Siapa? Jaehyun?
"Siapa?"
"Jaehyun hiks"
Sial, lelaki itu. Tidak bisakah dia menghargai Rose sebagai kekasihnya. Dasar pria bodoh. Aku sangat ingin menghajar wajah tampannya itu. Rose pasti merasa sakit hati yang luar bisasa. Aku menepalkan tangan ku, menahan amarah yang akan meledak sebentar lagi.
Aku terdiam kala tak mendengar suara Rose menarik hingusnya, dan berganti dengan suara dengkuran halus. Senyumku mengembang melihat Rose tertidur dengan memeluk pinggangku. Wajahnya seperti bayi saat tertidur. Menggemaskan. Pipinya yang merah, juga hidungnya. Bibirnya yang terbuka sedikit kala tertidur. Perhatianku jatuh tepat dibibirnya, bibir merah yang sedikit terbuka itu terlihat sangat lembut. Oh Ayolah Chan, apa yang ada dipikiran kotormu itu.
Aku mengangkat tubuh Rose ala bridal. Membawanya kekamarku, tidak nyaman jika membuatnya tidur disofa sempit itu. Aku menurunkan Rose pelan pelan dikasurku, agar dia tak terbangun. Dia meringkuk seperti bayi. Mengapa dia sangat menggemaskan, bahkan disaat tidur. Aku memandangi wajahnya sebentar sebelum memutuskan untuk membersihkan diriku. Badanku sudah sangat lengket, efek tidak mandi seharian. Mungkin setelah mandi aku akan langsung tidur, tidak ada waktu untuk makan malam. Aku melihat kearah jam.
"Hah... gadis itu pasti belum makan. Oh ayolah kau sudah lelah chan, dia bisa makan besok saja" Aku mencoba meyakinkan diriku.
Membaringkan tubuhku diatas kasur kesayanganku. Dan mencoba menutup mata. Tapi, kenapa fikiran ku selalu kesana.