SMA 24 jakarta.
"Lihat dong Feb barisannya, lurusin" Kesal Cecil yang sedari tadi berlalu lalang ke depan dan belakang.
"Iya ka, maaf" Jelas Feby.
Ya. Cecil, dibaca "Sesil"
kakak osis yang tidak pernah pantang menyerah menjalankan hobby-nya setiap hari jum'at keramat, karena memang hari itu jadwal ia menghadang siswa-siswi yang tidak menjalankan peraturan." Muka-muka pasaran"
celoteh bima selaku guru piket hari ini."Pak, Bapak lupa salam atau bagaimana"? Jawab Feby tidak terima.
"Ah, kamu lagi." Bima mendesis kesal.
"Feb, lu ngomong sekali lagi gua tampol di kelas!" bisikan setan dari belakang punggung Feby.
"Bener kan Key, dia tadi enggak salam loh, harusnya pak Bima bisa ngontrol emosinya, dia harus sabar nanggepin masalah, itu yang terpenting kata babeh gue" Jawab Feby dengan posisi menunduk.
"Feb lu ngomong sama siapa?"
Feby memberanikan diri untuk menoleh kebelakang.
"Feby, tadi kamu ngomong apa?"
"Kamu ngomongin Bapak ya?""Eh, anu pak Bim... si Key ngajak ngobrol mulu."
"Loh kok? Si Key kemana ya pak bim, tadi dia baris dibelakang saya loh pak, jangan-jangan dia kabur pak, wah saya harus nemuin dia pak, berani-beraninya dia kabur, ninggalin saya lagi, si Key parah ba..." belum sempat ia melanjutkan bicaranya ia ditarik oleh pak bima menuju lapangan utama.Jantung Feby berdegup kencang saat ia melewati koridor yang di isi ratusan murid, ia melepaskan tangannya dari pak Bima.
"Dasar aneh, kamu itu mau jadi apa? sudah tau melakukan kesalahan, berani melawan guru!" bentak pak bima saat sudah sampai dilapangan, tepat didepan bendera merah putih kebanggaan seluruh rakyat indonesia.
"Saya sih maunya jadi Pramugari pak, saya cantik, saya pintar, tinggi saya
sekarang 170cm. pak, Bapak bisa bayangin enggak nanti saya setinggi apa kalau udah lulus? saya minta doanya ya pak bim semoga saya bisa jadi pramugari""Saya enggak perduli kamu nantinya mau jadi apa, sekarang saya cuma mau kamu hormat bendera sampai jam pelajaran pertama berakhir, tidak ada protes"!
"Alhamdulillah cuma sampai jam pelajaran pertama." umpatnya, namun masih terdengar oleh pak Bim.
"Apa kamu bilang? mau saya hukum sampai istirahat, atau bahkan sampai pulang?"
"Eng-nggak pak, terimakasih" Feby tersenyum miris.
Feby Liana selalu digandrungi rasa malas ketika sekolah, malas karena setiap hari ia harus bertemu dengan spesies yang tergolong sangat dibencinya. ya, guru!
"Padahal cuma kurang 2menit aja masuk, padahal cuma ngingetin dia salam dulu pas mau ngomong, padahal cuma ngelepasin tangan doang yang tadi dia tarik-tarik, padahal kan itu tangan gue juga, dia juga kan punya tangan, kenapa harus tangan gue yang dia tarik-tarik. terus salah gue dimana? heran deh gue."
"Ya karna lo tadi berasumsi enggak tau tempat"
Terlihat dari kejauhan seorang laki-laki mendekat menuju Feby, Feby yang merasa heran refleks menurunkan tangannya dan membenarkan kacamata hitz nya.
"Lo siapa"? Tanya Feby ingin tahu.
"Siapa? gue"?
"Terus siapa lagi kalau bukan elo, disini cuma ada kita bertiga"
Laki-laki itu mengernyitkan keningnya, melihat disekitarnya, memastikan siapa orang ketiga itu.
"Bertiga?"
"Iyalah bertiga, sama tiang bendera."
Jelas Feby.Feby mengangkat tangannya untuk kembali menikmati hukumannya, ia merasa orang itu tidak penting, ia tidak perduli dengan orang itu.
"Gue simpen disini ya minumannya, jangan lupa diminum, kalau enggak diminum balikin ke gue, gue kelas 12 IPS 3, sayang kalau gak diminum, 8000"
"Gue gak butuh!!!" Teriak Feby tidak memandang arah suara yang nyaris hilang itu.
Jam pelajaran pertama 20menit lagi berakhir, masih cukup lama, rasanya tenggorokan Feby sakit, mata Feby terasa panas, tidak heran, hari ini langit menyapanya dengan hebat.
Feby menoleh ke belakang, ia melihat sebotol minuman, eh eh eh maksud author ini minuman mineral.
tanpa berpikir panjang Feby melangkah kebelakang dengan tangan masih berada di pelipisnya, karena ia masih menikmati hukumannya.Lagi dan lagi, ia melihat jam yang ada ditangan kirinya, menunjukkan ke pukul 08.50am.
"Ahhh lama sekaliiiii kau ini"
ia mencoba memutar arah jam tangannya segera menunjukan pukul 09.00am.Ia segera mengambil minuman yang ada disamping bawah tepat di tempat ia berdiri sedari tadi.
Ia membawa minuman itu ke kelasnya, XI IPA2. sial, Feby harus melewati kantor untuk sampai dikelasnya.
Feby mindik-mindik persis seperti perampok kemarin yang ada dikampung gue.
apa gue lihat perampok itu? tidak.
terus gimana lu bisa tau thor? tidak tahu juga. hahahaIa sudah melewati ruangan keramat itu, ia lega tidak ketahuan pak bim karena sudah kabur.
Tiba-tiba...
"Feby, mau kemana kamu!?"Feby sebenarnya malas untuk beradu argumen lagi dengan pak guru yang satu ini.
"Bapak, ini kan sudah jam pergantian pelajaran" Ucap Feby seraya membalikan tubuhnya.
"Belum bel!"
"Lah saya enggak tahu pak, mungkin mati listrik, jam tangannya nunjukin arah sembilan, berarti saya sudah bisa masuk ke kelas"
"Kalau bapak enggak percaya, lihat nih, sudah pukul 09.05"
"Sudah lewat kan pak? wah saya curiga kalau sekarang mati listrik, ah kayanya iya deh pak mati listrik""Saya tidak percaya, tunggu kamu disini saya cek kedalam dulu lihat jam didalam." Pak Bim melengos kedalam benar benar ingin mengecek.
Feby menahan ketakutannya ketika pak bima nekat melihat jam lain selain jam tangan punya nya.
Kabuuuurrrrr....
DIA LO GUE😬
Author: "Feby gaya lu tengil banget anjir😠!"
Feby: "Lah thor salah sendiri, lu ngapa ngebikin gue setengil ini thor😡"
Author: Bodoamat, gue gapeduli Feb, yang penting cerita gue laku, huahahaha😁."
♥♥Vote&komen♥♥
kritiknya juga boleh😋
KAMU SEDANG MEMBACA
veterinary
Teen FictionMenceritakan seorang dokter hewan yang memilih kisah asmaranya dengan lelaki biasa. **** "Cita-cita lo apa?" "Dokter hewan"