Back to school

20 2 1
                                    

Key's pov

Akhirnya gue kembali bersekolah setelah terbaringnya gue diatas ranjang.

"Whoaaaaaa, kembaran lu udah sembuh Feb?" Teriak Faris memastikan.

Feby hanya tersenyum kecut tanpa mengangguk dan menjawab pertanyaan Faris.

"Budeg ya lo Feb"

Feby membalikan badan menatap Faris.

Feby menatap wajah Faris datar.

Faris mengangkat kedua jarinya membentuk V.

"Selain budeg, temen gue juga tuli Ris, jadi wajar aja." sahut gue

Feby menatap gue tajam, sedangkan gue mengangkat dagu sembari tersenyum licik.

Jam pertama di isi oleh pak miko, ia guru bahasa sunda, dengan logatnya yang khas dan bahasanya yang gue sendiri gak tahu dia ngomong apa.

"Barudakk, mangga ayeuna urang buka buku wae ngalajengkeun pancen anu kamari acan rengse."

HENING

KRIK

KRIK

KRIK...

"Anak-anak, sekarang buka bukunya melanjutkan tugas kemarin yang belum selesai" ucap ulang pak miko menggunakan bahasa indonesia.

"iyaaa pak" jawab mereka serentak sembari mengeluarkan buku didalam tasnya masing-masing.

Bapak Miko Kusnandar, guru yang paling di sukai anak-anak, dengan cara belajarnya yang santai, dan sabar menghadapi murid-muridnya, ia tidak pernah marah kalau kami susah mencerna apa yang ia ajarkan, kami pun sangat menghargai beliau karena beliau sangat baik terhadap kami.

"Bapak tidak marah kalau kalian susah mengerti bahasa Sunda ini, tapi bapak harap minimal kalian tahu apa yang bapak maksud, ayo kita belajar sama-sama"

"Pak..pakk kalo bahasa sundanya "ayo kita belajar sama-sama" apa pak?"

"Hayu urang diajar sasarengan"jawab pak miko sembari tersenyum.

"Oooh HAYUU URANG DIAJAR SASARENGAN GUYSSS"

Anak-anak menjawab
"HAYUUUU"

Pak miko terkekeh melihat tingkah laku muridnya, ia merasa senang.

"Cobaa, ayeuna Faris kapayun heula kadieu ka bapak, candak buku tulisna" ucap pak Miko sambil melambaikan tangan.

Pak miko menyuruh Faris kedepan dan membawa buku tugasnya, mungkin pak miko ingin melihat tugas Faris.

"ini pak."

"Kenapa tugasnya belum selesai, Faris?"

"Ah, eum itu pak, Faris gak ngerti"

"Mana yang belum ngerti, kamu bisa tanyakan ke bapak."

"Semuanya pak"jawab Faris lempeng

hahahahaha...
semuanya menertawakan Faris, saat itu Faris hanya bisa melongo melihat teman-temannya menertawawakan dirinya.

"Dasar Bodoh"umpat gue

"Emang lo ngerti Key?" tanya Feby penasaran.

"Ngerti lah, gampang ko"jawab gue menyombongkan.

padahal gue tidak terlalu mengerti bahasa sunda, tapi memang bokap dari bandung jadi sedikit-sedikit tahu.

****

"Bu, es teh manis satu yaa"ujar gue seraya duduk.

"Aku teh anget aja bu, satu, jangan manis-manis" ucap Feby.

"Feb, lu gak pesen makan?" ucap gue penasaran.

"Diet" jawab Feby datar.

"Lah diet-diet amat, biasanya lo gegares mulu gak ada tuh diet-dietan segala"

"Gue kan calon Pramugari, kalo badan gue gemuk lo mau tanggung jawab?"

"Jangan terlalu berharap, nanti kalo gak kesampaian jatoh sakit loh Feb" ucap gue sedikit mengingatkan.

"Yang penting ada yang mau nemenin gue saat jatoh, it's okay"

"Gue sih ogah, mending gue fokus sama cita-cita gue daripada ngurusin cita-cita lo"

"Eh emang lo punya cita-cita? hahahaa emang cita-cita lo apa key? nikah ama oppa oppa korea itu?" tanya Feby penasaran.

Memang daridulu gue belum pernah mau membicarakan soal cita-cita gue ke Feby, padahal mungkin sudah saatnya gue berambisi, bukan malah leha-leha dan iya iya aja, sebenarnya gue salut sama Feby yang punya keinginan besar untuk jadi pramugari, tidak seperti gue yang terlalu takut untuk maju.

"Kok diem?"
"Ayolah Key, kasih tau gue apa cita-cita lo, masa kita sahabatan dari kecil gue gak tahu cita-cita lo apa."

Gue masih enggan berbicara, karena memang gue sendiri tidak yakin dengan cita-cita gue itu.

"Tukang sayur" ucap gue asal.

"Gila aja lo mau jadi tukang sayur."

ih anjir si Feby percaya aja dah..

"Gue mau jadi tukang sayur yang beda dari yang lain lah." ucap gue yang meneruskan asumsi gue.

"Serius lo anying mau jadi tukang sayur?"

"Enggak lah tai, masa gue mau jadi kang sayur, bloon banget si lu" ucap gue sambil menoyor kepala Feby

"Lagian elu ada-ada aja jawabnya, kaget dong gue"
"Yauda sekarang kasih tau gue apa cita-cita lo?" lanjutnya masih penasaran.

"Kang semir."

"Bangsatt lo key anjir" kesal Feby yang terus-terusan dibodohi gue.

" Gue pengen jadi dokter hewan Feb."

"seriusan lo?dokter hewan?
nanti lo ngurus kambing, sapi, kerbau dong? Key jd dokter hewan itu gak gampang, lo kan orangnya jijik an"

"Gue emang orangnya jijik an tapi gue mau ko berusaha."

"Itu terserah lo, cita-cita lo tergantung keinginan elo juga, kalo gue si gamau jadi dokter hewan."

"Jangan lah, orang lo nginjek semut aja ampe ampun-ampunan ngerasa bersalah" Jelas gue meremehkan Feby.

"Hahahaha itu lo tau, gue gabisa ngeliat hewan sakit, kucing gue aja yg ngurus bukan gue kalo sakit."

"Aneh lo Feb."

"Gue gak bisa ngeliat orang yang gue sayang sakit key"

"Ck! Najis lebay banget, geli gue dengernya. gila lo Feb, suka kucing tapi gak mau ngurus."
"Tapi itu si gibby udah lu vaksin kan Feb?"

"Udah kali sama bi ijah, kali. gue gak ngurus"

"Iya Feb mending urus dulu lah otak lu, cuci dulu biar gak bego-bego amat"

"Gitu banget si lo sama temen"

"Emang gue temen lo?"

"Awas aja lo key" Gerutu Feby.

♥♥Vote&komen♥♥
kritiknya juga ditunggu😬


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

veterinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang