Pagi yang cerah. Menyejukkan,...sangat menyejukkan. Indah nian dengan sambutan fajar di ufuk timur. Entah,..tapi menyaksikannya sungguh selalu mampu membuatku mengulaskan segaris senyum. Menghirup segarnya udara pagi itu sangat menggembirakan, walaupun segarnya tak lagi sesegar dikala aku kecil. Ya, 21 tahun yang lalu... Rindu sekali rasanya menikmati setiap hirupan udara yang tak terganggu gas monoksida. Namun inilah kita, sang generasi millennial di abad ke-21.
Hmm generasi millennial. Haha. Selalu saja tertawa geli jika mendengar kata itu. Tapi entah kenapa. Yang jelas penuh tantangan yang akan dihadapi di zaman ini, zaman dimana teknologi berkembang dengan begitu pesat. Dan aku,...adalah salah satu yang termasuk dalam jajaran orang-orang yang tak suka dengan adanya perkembangan teknologi. Bukan benar-benar tidak suka sih, yaaa hanya beberapa part dari dampak berkembangnya teknologi saja sebenarnya. Tapi apalah daya, sebagai generasi yang hidup di zaman ini, tentu kita pun harus bisa menyesuaikan.
.
Okelah, kurasa cukup untuk berbincang tentang millennial, lengkapnya bisa akses di internet yaaa hehe.
Pagi ini adalah awal untukku berperang. Senjata yang kubawa cukup sederhana. Hanya tas punggung yang isinya tak terlalu berat. Hanya kotak pensil, papan dada dan beberapa berkas. Bisa dibayangkan sendiri lah berapa kilo beratnya - tidak sampai sekilo kan. Tapi kenapa kaki begitu berat untuk menapak dan melangkah, seakan-akan beban beribu-ribu ton sedang kupanggul? Ada apa dengan hari ini?
Aku menyebutnya..."Hari Penentu Masa Depan".
*** bersambung ***
#Episode-1
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG SEBUAH MIMPI
Teen FictionSetiap manusia punya mimpi. Tinggal bagaimana mereka mau dan mampu bekerja keras untuk merealisasikan setiap butir mimpi-mimpinya. Tidurlah,..jika itu bisa membuatmu bermimpi. Tapi jangan lupa,..bergegaslah untuk terbangun dari tidurmu, dan jangan j...