A Key

5 0 0
                                    

Angkot terus melaju membelah keramaian area kampus. Terik matahari pun semakin gagah menyinari bumi, memperlihatkan elok rupanya serta membuat sayu mata manusia. Aku tengah terdiam, mencoba memahami dan menghafalkan jalan yang akan sering aku lewati selama 4 tahun ini.

Laju angkot ku terhenti sesaat karena terhambat ramainya anak sekolah yang menyeberang jalan. Aku melongok kedepan, memperhatikan seragam mereka -- atasan biru muda berompi biru tua bergaris dengan bawahan biru tua. Aarrgghh...itu seragam impianku dulu.

Ya, mereka adalah murid-murid dari SMP ternama di kabupatenku. Aku pernah memimpikan seragam itu terpakai di tubuhku setiap Kamis, tapi semua hanya sebatas mimpi belaka. Kadang aku sedih jika mengingatnya.

"Eh eh, sanaan dong, geser dong.."

Celetukan cewek berkuncir kuda itu membuyarkan lamunanku. Aku menoleh kearahnya, begitupun dia. Dan kami pun saling tersenyum. "Ah, harusnya mereka adalah adik-adik kelasku, harusnya aku mengenal mereka, harusnya kita bisa bercanda bersama, harusnya...."

"Kak, Kak...Kakak!!!"
"Eh, iya...kenapa, Dik?"
"Kok Kakak ngeliatin kami begitu? Ehm pasti gara-gara saya rame ya Kak, maaf ya Kak hehe"
"Eh nggak kok, bukan, bukan...kalian gak salah lagi. "

Kebiasaan yang buruk.
Iya, kebiasaan burukku. Suka melamun. Tidak mengenal tempat ataupun waktu. Buruknya lagi, aku suka menghayal. Kadang pun sampai senyum-senyum sendiri, astaghfirullah...

"Puh, banyak ya tugasnya tadi, kesel aku. Lha niatku ate CFD.an, lha kok akeh tugas...kan malih gak sido"

Teman cewek berkuncir kuda itu menarik perhatianku. Kebiasaan anak jaman now memang -- suka mengeluh.

"Pasar pasar...yang turun pasar Karang Gering"

Aku hendak membuka mulut menyauti perkataan cewek itu, tapi sopir angkot meneriakkan pasar Karang Gering, yang artinya rumahku sudah dekat.

"Kiri, Pak...kiri !!!" perintahku pada sopir angkot sambil menyerahkan selembar uang lima ribu rupiah.

Sebelum turun, aku menengok pada kedua cewek dihadapanku sambil menitipkan sebuah pesan pada mereka, "kerjakan saja tugas kalian, jangan banyak mengeluh. Untuk berhasil memang butuh pengorbanan"

Setelah tersenyum sejenak pada mereka yang masih bengong mendengar ucapanku, aku pun menyusuri gang-gang kecil disela pasar Karang Gering.

#Episode-6

TENTANG SEBUAH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang