Cantik, bersuara emas, pintar nge-dance, tajir, terkenal, dan punya pacar super ganteng. Terdengar sempurna bukan? Seperti itulah kehidupan Afsheena Jasmeen. Seorang bintang pop muda yang sedang naik daun.
Tetapi, yang namanya kehidupan tidak ada ya...
Holla :v Selamat datang di cerita zara yang ke-2 🙌 Semoga kalian suka ya sama ceritanya, hehe Jangan lupa cek dulu trailernya heheee Kalau ada kesalahan, tolong di ingatkan ya... Jangan lupa vote & comment 😆 Thank u 😃
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎼 happy reading 🎼
Tonton dulu trailernya yahh 😆
Tap... tap... tap....
Gadis itu mendongak begitu mendengar derap langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Tubuhnya yang terikat pada kursi itu bergerak resah ke kiri dan ke kanan sehingga menimbulkan suara berderit yang memekakkan telinga.
Krieeetttt...!
Tubuhnya bergetar. Titik-titik keringat mulai bermunculan di dahinya. Dia ketakutan.
Tap... tap... tap....
Matanya memicing, mengamati bayangan seorang pria berperawakan tinggi dan tegap yang semakin mendekat kepadanya. Penerangan yang minim dan terkesan remang-remang membuat wajah pria ber-hoodie hitam itu menjadi tidak terlihat. Pria itu berhenti tepat di hadapannya, membuatnya semakin gelisah dan ketakutan.
"Mmmmmmmm!!! Mmmmm!!! Mmmmm!!" teriak gadis itu seperti orang kesetanan. Suaranya teredam oleh lakban hitam yang merekat di bibirnya.
"Ssssttt... tenanglah, Sweetheart. Aku tidak akan menyakitimu," ujar pria tersebut lembut sambil melepaskan lakban yang tertempel di bibir sang gadis.
"Arrrrggghhhh...!" Gadis itu mengerang kesakitan saat lakban tersebut berhasil terlepas dari bibirnya.
Pria tersebut mencondongkan tubuhnya. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah gadis itu, kemudian mengusap sudut bibirnya dengan ibu jari. "Apa ini sakit? I'm so sorry."
"Siapa lo?!" bentak gadis itu dengan suara bergetar. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Stttt... please... don't cry, Sweetheart." Hening. Gadis tersebut dibuat kebingungan dengan kelembutan pria yang menculiknya itu. Bagaimana mungkin seorang penculik bersikap lembut seperti itu, bukankah penculik itu seharusnya kejam, kasar, dan sadis?
Tangan pria tersebut bergerak untuk meraih ujung tudung hoodie yang dipakainya, kemudian membukanya. Tampaklah wajahnya yang tampan dengan bekas luka bakar di pipi kirinya. Namun, jujur saja bekas luka itu sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya. "Apa kau tidak mengenaliku, Sweetheart?"
Mata gadis itu membulat, dia terlihat benar-benar terkejut. Matanya kembali berkaca-kaca. "Ja-ja-jadi el-elo si penguntit misterius itu? Yang selama ini ngirim paket berisi lollipop sama note-note aneh itu ke gue?" tanyanya dengan suara sangat pelan. Hampir berbisik.
Pria tersebut menatap dalam manik mata yang ada di hadapannya itu. "Ya, aku memang pengirim paket-paket itu. Tetapi bukan itu maksudku, Sweetheart...," ujarnya sambil melepaskan ikatan pada tangan gadis itu, kemudian menggiringnya untuk mengelus bekas lukanya. Matanya terpejam menikmati sentuhan yang berasal dari gadis pujaannya itu. Sedangkan gadis tersebut hanya terdiam, membiarkan tangannya menyentuh bekas luka pria itu. "Baiklah, biar kuganti pertanyaannya... apa kau tidak mengingatku, Sweetheart?"
Gadis itu menggeleng. "Sorry, gue sama sekali nggak inget sama lo. Bahkan wajah lo itu asing banget buat gue," jawab gadis itu dengan tangan yang masih memegang bekas luka pria tersebut.
Sejurus kemudian, pria itu pun langsung berdiri. Membuat sentuhan dari gadis itu pada pipinya terlepas. Dia berjalan mondar-mandir sambil menjambaki rambutnya sendiri. "Shit! Apa yang sudah mereka lakukan padamu, Sheena?"
"Lo salah orang, gue bukan Sheena. Gue Afsheen!"
🎼 thank you 🎼
Author note : Makasih bgt buat yang udah nyempatin buat baca cerita ini hehe Gimana pendapat kalian buat part ini? Jangan lupa vote + comment + add reading list yah wkwkkk Thank u