Empat

19 1 0
                                    

Author prov

Kini namira sudah duduk dibangku SMA tetapi Namira masuk kesekolah madrasah kembali Madrasah Aliyah terbaik dikota ini. Ini kemauannya memasuki sekolah itu orangtuanya tidak memaksanya memasuki sekolah itu tetapi Namira dengan tekad yang bulat dia memasuki sekolah itu karena dia ingin memperdalam kembali ilmu agamanya. Sebenarnya Namira mau masuk pesantren tetapi orangtuanya tidak memberi izin kepadanya karena orangtuanya tidak bisa melepas Namira pergi jadilah Namira memasuki sekolah Madrasah kembali. Namira juga merasa selama apa yang didapatnya di sekolah sebelumnya harus dia pertahankan dan perdalam karena pergaulan saat ini sangatlah bebas. Namira tidak mau terjerumus ke hal-hal yang  negatif.
Duduk dibangku kelas pertama membuat Namira deg-degan karena kali ini ia akan bertemu dengan teman baru kembali dan beradaptasi dengan suasana yang baru. Berpikir tentang ini Namira rindu dengan Hanum, sahabatnya yang sekarang berbeda sekolah dengannya rasanya ia tidak mau lepas dari Hanum.
Disekolah baru ini juga Namira mendapatkan teman yang baik dan dia menemukan sahabat barunya disekolah ini, Nabila Assyifa dan Ressya. Sahabat yang sangat baik menurut Namira dan sangat mengerti tentang Namira. Walaupun kini dua sahabatnya itu telah berhijrah. Nabila Assyifa hijrah sejak memasuki Madrasah Aliyah ini dan Ressya sejak ia duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Sudah berapa kali sahabatnya itu mengajak Namira untuk berhijrah tapi dia hanya menjawab,
"Insyaallah suatu saat nanti kalian pasti melihatku hijrah tetapi biar kali ini aku mantapkan hati, semoga aku bisa menjemput hidayah itu"
Sahabat-sahabatnya itu tidak pernah memaksa Namira dan sahabatnya yakin suatu saat Namira pasti sama seperti mereka.
Hanya satu yang ditakutkan Namira ia takut hijrahnya itu bukan karena allah, ia takut salah niat dan kini dia lebih memfokuskan untuk memperbaiki dirinya secara perlahan.

"Mir, Miraaaaa bangun kamu ih sebentar sebentar tidur gak capek apa tuh mata" Bila langsung mengguncang tubuh Namira.

"Ada apaan sih bil? Kan guru belum masuk" Namira terbangun dari tidurnya dan melihat ponselnya menunjukkan jam 10.40.

"Itu tuh ibu guru udah masuk kamu ih tidur aja" Namira langsung mengucek matanya dan benar guru Matematikanya sudah datang.

"Oiya maaf bil asal kamu tahu aja ya aku tuh tadi malam tidur jam 2 jadi rasa ngantuknya masig terasa"

"Jam 2? Ngapain kamu jam segitu baru tidur?", tanya bila dengan kagetnya.

"Mikirin jodoh", Namira langsung tertawa melihat Bila kesal dengan dirinya.

Matematika adalah pelajaran yang Namira sukai tapi terkadang pelajaran yang membuat Namira benci. Jika soal yang dikerjakannya tidak ada jawabannya Namira langsung putus asa dan langsung meninggalkan soal itu. Rasanya setiap Namira menjawab soal itu dia yakin sudah benar tapi entah kenapa selalu tidak ada jawaban dan jawaban Namira hanya
Ya elah salah cetak lagi ini bukunya
Pelajaran Matematika telah selesai perut Namira merasakan lapar karena jam sudah menunjukkan waktu 12.30 dan kini ia berniat untuk makan dikantin.

"Mir, mau ke kantin kan? Sama yok" ajak Raka yang ingin ke kantin juga.

"Aku mau pergi sama Bila" jawab Namira yang membuat Raka kecewa.

"Yaudah kita bertiga aja. Boleh kan Bil?" tanya Raka yang membuat Bila menjawab "iya"

"Yaudah" jawaban Namira yang membuat Raka senang.

Raka Ardiansyah, teman sekelas Namira yang selalu membuat Namira bahagia dengan leluconnya. Raka pernah mengatakan cintanya kepada Namira tapi sayang Namira hanya bilang,
"Maaf ka, aku bukan menerima atau menolak cinta kamu malah aku berterimakasih karena kamu udah mau jujur sama aku tapi kalau untuk saat ini aku tidak bisa. Maaf ka..."
Tapi, jawaban itu tidak membuat Raka patah semangat untuk membuat Namira, gadis yang ia cintai bahagia walaupun Namira belum bisa menerimanya, dia yakin suatu saat nanti dia akan menjadikan Namira miliknya bukan sebagai pacar melainkan sebagai ISTRI.

Doa dalam Sujud TerakhirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang