21. Kamuflase Sang Pangeran Kegelapan

190K 9.6K 1.6K
                                    

Setelah sampai di atas,  di sebuah padang bunga dandelion, Igor dan Meredith langsung memberikan salam hormatnya pada Christoff.

Tanpa melepaskan tautan tangannya dari Hamerra, Christoff menuntun Hamerra menyusuri padang dandelion yang indah untuk kembali ke kastil.

Sebelah tangan Hamerra yang bebas menyentuh setiap bunga yang ia lewati dengan wajah memancarkan kebahagian,  apalagi angin sepoi menerpa wajah dan rambutnya yang terurai basah.

"Christoff."

Christoff menoleh pada Hamerra,

Christoff menoleh pada Hamerra,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

SETT!

Christoff mengibaskan tangannya di udara,  dan sebuah kursi kayu melayang menghantam dinding yang lembab sampai hancur.

"Bagaimana?" tanya Yakov.

Mereka berdua sedang berada di ruangan Yakov,  sang guru.

"Lebih ringan. Bahkan aku merasa kekuatanku berkali lipat lebih besar."

Christoff kembali duduk di kursi sebrang sang guru, yang terpisahkan oleh sebuah meja dari besi yang sudah karatan.

"Apa ini semua karena cinta?!" sindir Yakov dengan menyeringai.

Christoff menatap datar sang guru. 

"Aku sudah mengatakannya, sisi manusiaku memang selalu muncul di depan Hamerra, tapi dapat ku pastikan itu bukan cinta. Aku hanya harus menahannya untuk berada di sisiku,  sebelum menarik semua energi dalam diri Hamerra."

Yakov mengangguk-anggukkan kepalanya.  Pikirannya melayang pada saat dirinya berbincang bersama muridnya tersebut,  setelah pernyataan cinta Christoff pada Hamerra.

"Jadi kau benar-benar sudah jatuh cinta pada bidadari itu?"


Christoff mendelik sejenak pada Yakov, sebelum mengembalikan fokusnya kembali pada Hamerra yang tengah menatap sang rembulan dengan senyum di bibirnya,  khas seorang wanita ketika sedang jatuh cinta.

"Aku akui, aku selalu merindukannya,  tapi aku bisa pastikan aku hanya merindukan tubuhnya saja yang selalu bisa memuaskan hasrat lelakiku. Selain itu, aku juga hanya membutuhkannya sebagai alat untuk memperkuat kekuatanku. Dan Jantungku memang selalu berdebar saat bersamanya, tapi aku pastikan itu bukan debaran cinta,  itu hanya hasrat lelaki seorang manusia. Jatuh cinta bukanlah milik seorang Edward Christoff. Jika Tuhan menciptakan cinta untuk setiap makluk ciptaannya,  tapi Edward Christoff adalah pengecualian-Nya."

Dewi HamerraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang