Definisi Cinta

18 8 3
                                    

Aku mengambil siomay yang dia berikan, sebuah lengkung tipis terbentuk, sorot matanya sangat indah, rambut hitamnya, semuanya berasa sangat memukau, kupaling kan wajahku, karena aku merasa pipiku kian memanas. 
"bang siomay..! " ucap anak kecil yang memberikan uang 5 ribu kearahnya

" eeh iya dek" dia sedikit terkejut karena sedari tadi dia tak berhenti menatapku

Aku tertawa, dia pun ikut tertawa, seolah aku sudah melupakan sakit yang kurasa, rintik-rintik hujan pun turun membasahi kami,
"aku pulang dulu ya, " pamit ku padanya sembari berdiri dari kursi taman itu,

"kenapa takut hujan? Kamu kan putrinya " jawabnya sembari memberikan somay kepada anak kecil itu

" nanti aku kena flu!,"

"oke deh, hati-hati" lagi-lagi senyumnya menghias wajahnya

Aku segera bergegas pergi,

"eh raina?  Jangan lupa siomay nya dimakan ya"

"iya" Jawab ku sembari melihat siomay yang ku genggam dari tadi

"oh aku harus cepat, nanti keburu dingin" batinku sebelum lari. 
***
"Dari mana neng? Kok hujan - hujanan? Mandi sana nanti sakit" ucap bi inem cemas, saat melihatku masuk rumah dengan keadaan basah kuyup

"Itu bi,  dari taman,  hehe..  Iya aku mau mandi"

"eh ya bi, tolong hangatkan siomay ini ya, "

" heh? Tumben jajan beginian neng" jawab bi inem keheranan, memang benar aku tak pernah mau biasanya, tapi ini beda bi, beda!  Batinku.

"iya bi, hehe "

Aku segera pergi meninggalkan bi inem kearah kamar, selesai mandi aku mengambil somay, lalu kembali ke kamar, aku memakan siomay itu ditemani hujan diluar jendela
" enak juga " ucapku pelan-pelan

***
Hari mulai malam, hujan turun semakin deras, aku menarik selimutku, dingin batinku. Suara mobil masuk membuatku teringat ibu yang belum pulang dari tadi siang. Ku singkirkan selimut yang memeluk tubuhku, aku pergi keluar kamar. 

"Bu, dari mana aja? " kulihat ibu membuka pintu rumah,

" Dari mengurus
Catering dan beberapa keperluan sayang, "

" Oh"
Jawab ku singkat, lalu kembali kekamar.
Bagaimana bisa ibu sangat tidak peduli dengan perasaanku? Bagaimana bisa? 

***
Disekolah

"Rain bengong aja " ucap Sasya sembari duduk disebelahku

" lagi mikir pr ya? " tanyanya

" engga, sya. Ibuku sya"

"kenapa tante?"

"ibuku mau nikah lagi sya, 6 hari lagi. Bayangkan bukankah itu terlalu cepat? Aku bahkan belum siap, aku ingin dia bahagia, tapi aku tak mau kalau begini caranya sya"

"sabar Rain," jawabnya sambil menepuk pundakku, tampak wajah kasihan dari wajahnya, mempunyai sahabat yang nyaris tak pernah tertawa lepas, dan selalu murung, 

"eh Rain, ke kantin yuk, katanya ada diskon cireng loh"

"kamu aja, aku ga suka cireng"

"oh kalau gitu beli jus? Ato bakso? Ato mie? "
" cukup sya, aku ga mau makan" tanpa sadar aku menaikkan nada bicaraku, tampak wajah kecewa di wajahnya. 
Maafkan aku sya,

Pelajaran pun berlalu dengan cepat ya walaupun membosankan

***
Bel pulang berbunyi, seluruh anak tunggang-langgang meningalkan kelas. Tinggal aku dan Sasya disana. 

"Sya, maafin aku ya tadi pagi"

"enggak papa kali Rain, aku yang salah, ganggu kamu "

" engga kok, maaf "

Dia langsung merangkulku sampai gerbang sekolah, Pak sopir sudah menungguku, aku pamit meninggalkan Sasya. 

Diperjalanan mataku terus mencari, kemana dia kok ga kelihatan, batinku.  Tentu saja dia Arka.

"Cari apa neng?" tanya pak sopir

"itu pak, anak smk yang jualan siomay itu kok ga ada ya? "

" mau beli somay neng? "

" engga,  pak "

" lalu?" tanya pak sopir sambil tersenyum, Pak sopir memang dekat denganku karena beliau sudah bekerja dirumahku sejak kecil. Tepatnya saat aku berusia 7 tahun dan berpisah dengan ayah. 

"engga papa pak, ah si bapak "

Tak terasa aku sudah sampai dirumah, aku segera mandi lalu pergi ketaman. Menunggu dia.  Satu jam berlalu aku masih disini menunggunya.  Ah, aku lapar pulang saja deh. Batinku. 

Tiba-tiba gelap aku tak melihat apa-apa aku menyentuh mataku, ah ada tangan yang menutupinya.  "Nunggu siomay neng?"  tanyanya

"Arkaaa" Jawab ku sedikit kesal, tapi aku senang. 

Dia melepas tangannya lalu duduk disampingku. 
"kenapa melamun? "

" engga papa sih, lagi cari inspirasi aja hehe"

"dasar cewe aneh" ucapnya diikuti senyum nya

"terserah deh"

Kami mengobrol tentang beberapa acara, termasuk tentang sekolah kami

"emm,  boleh minta nomor hp kamu? "

" engga" Jawab ku

"kok gitu?"

"sebelum kamu kasih aku siomay yang paling enakk" Jawab ku sambil tertawa

"siap, besok pulang sekolah aku akan ke sekolahmu" ya kebetulan jam pulang dia lebih dulu, jadi dia akan menungguku.

"aku hanya tersenyum lalu meninggalkan dia, "

" dia melambaikan tangannya kearahku"

"dan aku tersenyum"

***
Sang surya tenggelam tanda hari berganti malam. Ditemani bulan dan bintang-bintang itu aku merasa ada yang berbeda. Entah perubahan apa yang kualami yang pasti rasa ini asing bagiku, sudah lama sekali aku tak merasakannya.

  Cinta apa yang terlintas dipikiranmu pertama kali saat ku bicara itu? Pacar kah?  Orang tua kah? Sahabakah? Atau orang yang baru saja kau temui

Kata orang cinta adalah anugerah terindah, cinta adalah saat kedua orang saling menyayangi.

Dan masih lagi definisi cinta.
Tetapi sebenernya cinta tak bisa didefinisikan, karena definisi cinta adalah cinta itu sendiri.

Namun bagiku cinta adalah sesuatu yang mampu mencairkan hati yang membeku bertahun - tahun. Sesuatu yang mampu menembus tebing es sekalipun.

Rain and Sun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang