"Nina?" Teriak seorang lelaki bertubuh tinggi dengan badan agak berisi. Dia bernama Sakti. Berlari menuju tempat dimana gadis tersebut sedang berdiri di depan pos satpam yang berada di depan gerbang sekolah. Ia tengah memperhatikan murid yang berhamburan menuju kendaraan mereka, ketika hujan lebat mulai turun dan jatuh ke bumi. Sementara dia tidak tahu harus menumpang untuk pulang dengan siapa.
Gadis itu menoleh ke belakang mencari sumber suara yang terdengar jelas memanggil namanya. Lelaki itu sampai tepat di belakang nya, lalu menawarkan jasa terbaik, "Aku anter pulang ya, kebetulan hari ini lagi bawa mobil."
"Kak Sakti? ehm boleh aja," jawabnya tanpa berpikir panjang. Berbicara lemah lembut menunjukan sikap anggun nya.
"Ayo. Kamu pake jaket aku ya. Biar nggak kedinginan," Lelaki itu memasangkan jaket miliknya di pundak gadis tersebut dan menarik tangannya untuk lari menghampiri mobil di parkiran.
Sakti mulai memberanikan diri mengajak Nina ke sebuah taman kota dekat mall bintang lima yang letaknya di jantung kota.
"Nina, mau nggak kalo kita ke taman dulu?."
"Mau ngapain kak?" Tanya Nina bingung.
"Buat saling tukar cerita aja gitu," Sakti tersenyum tipis. Ia mengarahkan mobilnya ke taman.
"Oh," jawab Nina singkat seakan ia tidak ingin berbicara panjang lebar tentang apapun, karena grogi menghadapi obrolan.
Sakti turun dari mobil dan membawa payung untuk dipakai bersama Nina. Dia membukakan pintu supaya Nina bisa keluar dari mobil. Nina diperlakukan seperti tuan putri yang patut dihormati dan dibuat manja akan kemauannya.
Mereka duduk di kursi panjang yang memungkinkan jadi tempat bersandar untuk dua orang. Memiliki atap pada bagian atas sehingga bisa terlindung dari segala cuaca termasuk hujan lebat sekalipun. Berawal dari Sakti yang mengungkapkan curahan hati nya saat ini, kemudian berlanjut cerita dari Nina dan mereka tertawa bahagia akan sesuatu hal lucu yang terdengar cukup aneh di telinga masing-masing.
Sepuluh menit berlalu.
Mereka menyadari hujannya sudah reda tetapi tidak segera beranjak pergi dari tempat itu. Masih membahas perihal sama yaitu cerita kehidupan sehari-hari. Sakti meminta satu permintaan terhadap Nina, "Nin, ke mall yuk!"
"Beliin es krim ya kak?" Pinta Nina. Ia merengek seperti anak kecil yang tidak dibelikan balon setelah meletus.
"Apa aja boleh," Sakti memanjakannya dengan nada imut, seimut marmut.
Baru saja menginjakkan kaki untuk langkah pertama, hujan kembali turun lebih deras dari sebelumnya.
Masuk ke mall dan langsung menuju tempat penjual boneka. Beberapa boneka tergantung sehingga dari kejauhan sudah bisa dipandang mata. Pupil mereka tertuju pada boneka beruang berwarna coklat dengan hiasan pita merah muda dan genggaman hati yang bertuliskan i love you.
Nina memberhentikan langkahnya begitu juga dengan Sakti. Ia bertanya tentang pandangan gadis itu, "Kamu mau aku beliin boneka itu?" Jari telunjuk miliknya mengarah ke boneka tersebut.
"Nggak enak mau bilang," Gadis itu basa-basi.
"Enakin aja ya, oke aku beliin udah," Sakti menggenggam tangan Nina dengan erat tanpa sedikitpun terpikir untuk melepasnya.
Sakti sudah memberikan hadiah kepada Nina untuk yang pertama kalinya. Lalu ia membeli sebuah gantungan kunci dengan karakter hello kitty, sesuai kartun kesukaan Nina. Sakti berpesan supaya gantungan kunci pemberiannya dipakai setiap hari saat pergi ke sekolah. Jangan sampai hilang karena kalau memang iya, Sakti akan kecewa jika barang darinya tidak dirawat dengan sebaik mungkin.
Selepas itu mereka membeli es krim rasa vanilla bercampur strawberry yang diatasnya diberi topping sesuai selera kemudian dituang saus manis khusus untuk es krim. Menikmatinya meskipun cuaca sedang dingin, suhu udara naik menjadi 35 derajat celcius, keadaan luar ruangan berjatuhan air yang amat deras. Tapi mereka masih tetap asyik menyantap beberapa makanan siap saji dan segenggam es krim.
Waktu sudah menunjukan pukul lima tiga puluh. Sakti mengajak Nina pulang ke rumahnya karena hari sudah semakin gelap. Mereka bangkit dari kursi kemudian berjalan menuju parkir untuk menghampiri mobil. Hari ini Nina sudah cukup puas atas semua kebahagiaan yang sudah diberikan Sakti.
"Kak Sakti, aku mau bilang makasih banyak ya untuk hari ini," ucap Nina ketika bertatap muka dengan Sakti di dalam mobil.
"Sama-sama cantik!" Pujian manis dari Sakti. Ia mengusap pelan puncak kepala Nina sambil mengacak-acak rambutnya alhasil agak sedikit berantakan.
Nina terkejut, pipinya mendadak berubah warna menjadi merah muda, diiringi senyuman kebahagiaan, dan sempat salah tingkah.
"Ahh kak Sakti," gerutu Nina sebal.
"Hehe. Udah lah cabs*!"
Mereka beranjak pergi meninggalkan lokasi tersebut dan tertinggal jejak kaki abadi.
Sampai di depan rumah Nina, "Makasih kak!"
"Iya. Tolong titip salam ke orang tua kamu ya."
"Oke kak!"
Sakti melambaikan tangan kepada Nina dan memberikan senyuman. Seketika senyum Nina mengembang, ia membalas lambaian tangan dari Sakti.
"Bye, Kak!" Ucap Nina
"Too!"
***
Cabs : adalah bahasa gaul, kata lain dari cabut yang berarti ajakan untuk pergi atau meninggalkan.
Vote and comment to next part!
Instagram :
Ekafasar02
Tangerang, 16 April - 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
nination
Teen FictionDulunya, Nina dan Sakti adalah sepasang kekasih. Tiba - tiba Nina menghilang begitu saja tanpa kabar. Ternyata Ia pindah ke kampung halamannya. Hingga mendapat pasangan baru, Deon, seorang pemuda tampan berselera humor. Singkat cerita, Nina dihada...