02 - Pendekatan

43 41 2
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu, sebelum membaca♡

Saat ini semua murid sedang pergi berpiknik satu sekolah-sma limata. Pukul lima dini hari diharapkan para siswa siswi sudah datang, jika tidak akan ditinggal secara percuma. Nina sudah siap dengan berpenampilan rapi.

Menggunakan baju lengan panjang yang dilapisi dengan jaket dan memakai celana training lengkap dengan penutup kepala, karena suhunya di sana pasti sangat dingin. Bagaimana tidak, puncak itu cenderung bersifat dingin. Melirik jam yang melingkar cantik di pergelangan tangannya, jarum panjang menunjuk ke angka 12 sedangkan jarum terpendek di angka 4. Melihat sekitarnya banyak orang membuat Nina bingung dimana keberadaan teman sekelasnya, ditambah lapisan kabut yang masih dapat ditemukan.

"Hai, Nin?" Terdengar suara tidak asing sedang menyapanya-Fasya.

"Hai, juga!" Nina bersapa balik.

"Untung aja, ketemu lo."

"Lo bingung?"

"Iya."

Mereka menuju tanah lapang. Disana semua murid berkumpul untuk mendengar kan pembagian nomor bis. Duduk diantara kerumunan murid dari kelas lain.

Nina menceritakan semua kejadian kemarin sore perihal suasana yang membuat ia berkecimpung dalam ketakutan namun rasa tersebut dalam sekejap mata hilang. Semuanya karena Sakti yang sudah berbaik hati menolongnya tanpa pamrih.

"Ohh, sweet banget!" puji Widya setelah mendengarkan semua.

"Gue seneng abis," ucap Nina menunjukan kebahagiaannya.

Perbincangan mereka berakhir setelah panitia memberi pengumuman tentang bus.

Nina mendapatkan bus nomor tiga dan ternyata gabung bersama kelas dua belas. Dan itu kelas Sakti. Satu kelas sebelas berada di bus tiga dan sisa nya siswa siswi kelas dua belas.

"APA?, GAK SALAH DENGER INI?" gumam Nina, dia berbicara sendiri tanpa menghiraukan sekitar.

"Iya, lo gak salah denger," sahut Widya menanggap bicara Nina.

"Yuhu ..." sorak riuh gembira Nina. Ia langsung menatap Sakti ketika sedang mengobrol bersama temannya, Sakti pun melirik Nina. Sontak terkejut dan langsung mengalihkan pemandangan yang dilihat.

Seluruh siswa siswi menaiki bus masing-masing.

Bus mulai berangkat pukul enam. Beberapa murid melambaikan tangan dan mengucapkan, "Selamat tinggal sekolah, mau pergi dulu ya."

Seperti biasa Nina duduk sebangku dengan Widya, sahabat terbaiknya. Sahabatnya, Felisa dan Audrey, mereka duduk sebangku tepat di belakang tempat duduk Nina.

Dan Sakti duduk sebangku dengan Aliando, menurutnya Aliando adalah sosok teman yang bisa ia berbagi cerita tanpa harus disebar dan umbar. Sahabatnya, Lesmana dan Angga, mereka duduk sebangku tepat di belakang tempat duduk Sakti.

"Ali, lo seneng gak se bis sama anak kelas sebelas?."

"Seneng aja, siapa tau ada yang bisa gue gebet," Ali melihat siswi kelas sebelas.

"Yoi!" tanggapan Sakti.

"Lo mau baca buku ini gak?" Tanya Aliando, ia menyerahkan buku nya.

ninationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang