Retak 2

665 99 12
                                    

"Aku enggak bakal kemana-mana. Kalo ada yang bilang dia siap jaga kamu setelah ini, berarti dia cuma main-main."

"Terus buat apa kita putus?"

"Aku cuma butuh waktu."

Jinyoung menatap sendu ke jendela kamar. Sudah dua minggu dia hidup tanpa Jaebum. Positifnya, Jinyoung jadi terbiasa melakukan apa-apa sendiri tanpa perlu bergantung ke cowok itu. Tapi tetap saja rasanya hampa.

Beberapa waktu yang lalu barang-barang Jaebum yang sering ditinggalkan di apartemen Jinyoung dengan alasan 'teman kangen' diambil tanpa sisa. Cowok itu bahkan mengambil juga sikat giginya yang sengaja disimpan untuk menemani kegiatan pagi hari Jinyoung menggosok gigi saat tidak ada Jaebum.

Jaebum memang raja tega. Tapi anehnya, Jinyoung malah betah dengannya. Dia menghela nafas, tiba-tiba ada Jaebum berkelebatan di pikirannya.

Jaebum sedang apa ya?

Ada rintik air yang pelan-pelan jatuh ke tanah, lalu seketika menyerbu tanpa ampun. Di luar, orang-orang berlarian mencari tempat berlindung. Hujan awal bulan setelah kemarau panjang. Biasanya kalau seperti ini, Jinyoung dan Jaebum akan memiliki agenda hujan-hujanan tanpa takut sakit.

"Kita ngapain sih? Nanti kalo sakit gimana?" Jinyoung protes di awal, sedangkan Jaebum cuma tersenyum simpul.

"Aku punya kamu, kamu punya aku biar bisa saling jaga. Tapi hujan bukan buat kita aja. Nikmati, sayang. Liat, orang-orang malah lari-lari padahal pas kecil pasti ngerengek minta dibolehin ujan-ujanan sama ibunya!"

Tatapan mata Jinyoung terpaku pada jendela kamar. Dia jadi ingin menembus hujan. Bersatu di dalamnya, tanpa Jaebum dan segala argumen yang kadang menurut Jinyoung tidak masuk akal.

"Kamu enggak boleh hujan-hujanan tanpa aku."

"Kenapa?"

"Nanti sakit. Siapa yang mau ngerawat kamu?"

Padahal apa bedanya ada atau tanpa Jaebum? Toh pada akhirnya dia sering sakit juga. Tapi mungkin kalau sekarang Jinyoung nekat menembus serbuan air dari langit dan berakhir sakit, Jaebumnya tidak akan peduli.

Ada yang nyeri di sudut dada. Jinyoung sekarang menelungkupkan kedua tangannya hingga menutupi wajah, selanjutnya mengambil nafas dalam-dalam.

Hatinya tidak bisa bohong. Dia kangen dan membenci Jaebum di waktu yang bersamaan.

Di luar hujan, anehnya air mata Jinyoung mulai kemarau setelah Jaebum memutuskannya siang itu.

distance ; jjpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang