"Suruh Zico jauhin gue."
"Tapi dia kan baik."
"Gue lagi enggak pengen punya hubungan spesial sama orang lain."
Mark dan Jackson saling melirik, seolah mengerti kalau menaklukan Jinyoung bukanlah perkara yang gampang. Tidak lama tangan Mark pelan-pelan bergerak ke meja, lalu menggenggam tangan Jinyoung cukup erat.
"Masih tentang Jaebum ya?"
"Siapa lagi?" Jinyoung melepaskan genggaman Mark lalu mendengus.
"Ma-maksud gue, enggak!" ralatnya buru-buru, "ngapain mikirin orang yang cuma peduli sama dirinya sendiri?"
Jackson yang dari tadi diam saja, tentu sangat paham. Jinyoung menolak semua orang yang dikenalkan kepadanya bukan tanpa maksud apa-apa.
Sahabatnya itu cuma sedang membentengi diri, pasti dengan maksud agar tidak ada celah yang masuk kalau-kalau suatu hari nanti Jaebum kembali padanya.
Tapi mungkinkah hal itu terjadi? Bahkan sekarang pun Jaebum hilang seolah ditelan bumi.
"Belajar nerima orang lain, Jie. Hidup bukan melulu tentang masa lalu."
Sebenarnya Jinyoung tidak ingin menerima perkataan Jackson, tapi pelan-pelan dia sadar.
Masa lalu itu dibelakang, dan Jaebum selalu sukses menyeretnya kembali lagi pada masa lalu.
Pertanyaannya; haruskah kali ini dia tegas meninggalkan Jaebum jauh-jauh dibelakang?
***
"Kita perginya abis jadwal ngajar gue selesai kalo gitu."Zico dan Jinyoung sekarang berjalan bersisian. Cowok itu sedang menemani Jinyoung ke berburu benda-benda lucu yang berbau micky mouse.
Beberapa hari yang lalu, cowok itu bahkan dengan senang hati menemani Jinyoung ke toko buku, menikmati pemandangan langit berbintang di padang rumput yang luas, juga ke festival-festival yang berbau tentang komik dan lukisan. Semuanya dilakukan dengan senang hati asalkan ada keramahan Jinyoung disetiap perjalanannya.
"Bahaya nih, Jie, lama-lama gue nemenin lo kemana-mana kayak gini."
Mereka sedang bersantai disebuah restoran cepat saji setelah beberapa jam yang lalu rela berdesak-desakan mengantri untuk masuk ke dalam pameran lukisan dengan aliran neo-surealis.
Jinyoung mengernyit bingung.
"Kenapa?"
"Kayaknya ketertarikan gue ke lo, udah ganti jadi rasa suka deh."
Zico kini menatap Jinyoung serius, "Terlalu cepet kalo gue minta lo jadi pacar gue, tapi sebelum itu, boleh enggak gue selalu jaga lo?"
Deg!
"Aku enggak bakal kemana-mana. Kalo ada yang bilang dia siap jaga kamu setelah ini, berarti dia cuma main-main."
Perkataan Jaebum sebelum memutuskan untuk menghilang langsung menyerang ingatannya.
Apa Zico cuma main-main dengannya? Tapi semua bentuk aksi cowok ini tampaknya tidak menemukan peluang untuk main-main.
Hingga Zico mengantar Jinyoung sampai ke depan pintu apartemennya, dia masih dibungkus hening. Jinyoung masih berpikir keras, haruskah dia mengijinkan Zico masuk ke dalam kehidupannya, atau menganggap benar semua ucapan Jaebum?
Kamu tidak bisa membiarkanku terus-terusan berjalan diantara garis abu-abu atau merah jambu. Tegaskan satu, biar aku bisa mengusir ragu! *
KAMU SEDANG MEMBACA
distance ; jjp
Fanfictionantara garis abu-abu dan merah jambu. [Im Jaebum x Park Jinyoung] Dari akun yg dulu. Dibaca ae gaesss hehe. Tapi ini bxb yaaaa.