MY RARE HUSBAND Pt.3

2.7K 302 41
                                    

.
.
.

Kue yang kubuat hampir matang. Aku melirik oven untuk memastikan bahwa kue itu mengembang sempurna. Sudah lama sekali aku tidak membuat kue. Sampai aku hampir lupa resepnya, jadi aku menyontek dari internet. Ponselku jadi buku resep yang menemaniku selama aku memasak.

TING!

Suara denting nyaring itu menandakan kueku telah matang. Saat kubuka oven-nya, harum aroma kue dan raisin menyapa.

'Angkat teleponnya, angkat teleponnya, angkat teleponnya sekarang juga, sekarang juuugaa~'

Biar kutebak. Pasti Perth.
Benar 'kan?

Aku membiarkan ponselku terus berdering sementara aku menaruh kueku di atas meja, lalu melepas sarung tanganku dan mengambil sebilah pisau untuk membantu melepaskan kueku dari loyangnya. Aku tidak bisa menunggu kuenya dingin karena akan lebih sulit untuk dilepaskan. Biarlah Perth menunggu sebentar.

"Aish, panas!"

Aku lupa jika loyang itu masih sangat panas dan aku malah menyentuhnya begitu saja.

'Angkat teleponnya -'

"Halo?" akhirnya kuangkat juga telponnya.

"Sayang, jemput aku di kantor sekarang. Aku ingin pulang bersamamu."

Sambungan telepon itu ia putus sendiri sebelum aku sempat menjawab. Apa dia sedang mengerjaiku? Tumben sekali dia memintaku datang ke kantornya.

Entah ada angin apa aku pun tidak menolak. Meskipun itu berarti aku harus naik taksi untuk sampai ke kantornya yang cukup jauh. Apa ini namanya rindu?
Angin kencang menyambutku yang baru turun dari taksi. Lembayung senja masih terlihat di antara gedung-gedung tinggi yang berdiri kokoh. Di hadapanku ada sebuah gedung berarsitektur Eropa dengan anak tangga yang melandai sebagai jalan masuknya. Ini kantor kejaksaan negeri tempat Perth bekerja.

Sosok bersurai hitam yang mengenakan stelan jas itu tertangkap oleh mataku dengan mudah, dia tengah berjalan keluar dari gedung.

"Hei, Dumbass! Kenapa kau manja sekali sampai ingin dijemput olehku?" seruku saat berpapasan dengannya di tangga.
Dia membalasku dengan seulas senyuman.

"Kau tidak lembur hari ini?"
Dia menggelengkan kepalanya.

"Peluk~~"

"Jangan di sini, banyak orang! Bagaimana kalau mereka lihat?"

"Aku tidak peduli."

"Aku malu!"

"Kau pelit sekali."

"Berisik!"

Dia merengut sebal. Aku sedikit heran mengapa dia tiba-tiba jadi manja hari ini.

"Perth!"

Ada suara seorang wanita yang memanggil. Wanita itu berlari kecil ke arah kami. Rambutnya yang panjang terurai berkibar-kibar tersapu angin. Dia mengenakan pakaian eksekutif. Apa dia si Daily itu? Berani sekali dia memanggil Perth dengan manja seperti itu.

"Daily."

Aku benci ini. Aku tidak mau melihat wanita itu. Lebih baik aku pulang saja.

"Tunggu." nada baritone itu sukses menghentikan langkahku. Tangannya bersembunyi di balik punggungku, menarikku untuk merapat padanya.

"Ah, dia temanmu?" tunjuk Daily padaku.

Astaga, teman? Apa Perth tidak pernah cerita siapa diriku? Apa dia tidak pernah mengatakan kalau dia sudah menikah?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY RARE HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang