Part 5

5 1 0
                                    

HAPPY READING

♡♡♡

"Jangan rebutan! Nanti semuanya kebagian kok!

Suara seorang gadis, yang sedang merusaha untuk menertibkan segerombolan anak kecil yang menghubunginya, demi medapatkan cemilan yang di pegang sang gadis. Gadis itu adalah Vio.

"Adek - adek yang cantik dan ganteng baris ya kalo nggak baris nggak dapet!"

Suara yang berasal dari arah belakang sang gadis, mengomando anak - anak itu dengan suara barintonnya. Dan tak sia - sia anak - anak itu langsung berbaris rapi. Ya siapa lagi yang memiliki suara bariton itu selain Jeremi. 

"Gimana? Udah nggak repot lagi kan? Hebat kan gue?" Suara arinton itu kembali bersuara tepatna bertanya pada sang gadis, dengan ekspresi bangga.

Sedangkan sang gadis hanya memutar matanya malas dan mencibir "Dasar sombong!" sambil mencibikan bibirnya. 

Jeremi tak menghiraukan cibiran itu tapi, ia sibuk membagikan cemilan yabg mereka bawa, dengan penuh canda tawa.

Vio yang melihat pemandangan yang ada didepannya merubah ekspresi wajahnya dari cemberut menjadi terseyum. Tak lama pandangannya beralih pada teras panti, terlihat seorang wanita paru bayah yang baru saja keluar dari dalam panti bersama seorang anak perempuan yang duduk di atas sebuah kursi roda. Vio dan wanita itu bertatapan dan teeseyum.

♡♡♡

"Hay bunda apa kabar?" Tanya Vio setelah sampai di depan wanita itu dan langsung bersalaman.

"Baik! kamu juga apa kabar?" Balas wanita ang di panggil bunda itu.

Dewina Martha itulah nama sang wanita.  Bunda Martha begitulah sapaannya. Ia adalah pendiri dari panti asuhan ini, ia membangunnya bersama sang suami Jhonatan Abraham,  namun naas sang suami meninggal karena kecelakaan mobil, tepatnya pada saat tiga tahun panti asuhan ini berdiri. Kecelakaan itu terjadi karena Jhonatan menolong seorang anak berusia tiga tahun dari tabrakan, namun naas nyawanya melayang sebelum sampai di rumah sakit.  Mereka sudah memiliki seorang anak laki - laki yang bernama Jhosua Abraham. Yang sekarang sudah duduk pada kelas satu SMA. 

"Baik juga kok bunda!" Balas Vio terseyum.

Kini tatapan Vio beralih pada seorang gadis manis yang baru berusia delapan tahun yang duduk di kursi roda. Ia terseyum dan langsung meyamakan tinggi badannya dengan gadis itu.

"Hai sayang apa kabar?" Tanya Vio sambil terseyum.

"Baik kak!" Jawab sang gadis cantik itu dengan seyuman juga.

"Kaka punya coklat! mau?" Tanya Vio sambil mengeluarkan sebatang coklat dari kantong jaketnya.
Dan sang gadis langsung menggukkan kepalanya antusias, dan menerima collat yg di berikan Vio.

Detik berikutnya gadis itu sudah memakan coklat pemberian Vio dengan lahapnya, sampai mulutnya belepotan coklat. Vio terkekeh melihat hal itu, dengan lembut Vio membersihkan mulut sang gadis dengan tissur. Bunda Martha yang melihat interaksi kedua gadis itu hanya terseyum, setelahnya kembali berdiri sambil mengusap rambut panjang gadis itu.

"Hay Angel!" Sapa Jeremi yang baru saja datang dan bergabung dengan mereka.
Yang disapa hanya terseyum sebagai balasan sapaan dari pria tampan itu.

Pricillia Angel begitulah nama gadis cantik itu Angel begitu orang menyapanya. Ia adalah salah satu anak yang tinggal di panti, kalau kalian bertanya kenapa dia duduk di kursi roda? Itu karena ia mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu. Yah dia adalah anak yang di tolong oleh ayah Jhonatan tiga tahun yang lalu. Saat detik - detik terakhir kali ayah Jhonatan menghembuskan nafas terakhirnya, ia berpedmsan pada bunda Martha untuk merawat Angel karena ayah Jhonatan menemukan Angel yang menangis di tengaj jalan dan hampir tertabrak mobil.

"Main yuk sama kakak dan yang lain!" Ajak Jeremi.

Sebelum menjawab pertanyaan Jeremi Angel mendongak dan menatap bunda Martha seakan meminta ijin. Bunda Martha yang paham dengan tatapan itu membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

Saat melihat respon bunda Martha Angel kembali menatap Jeremi dan mengangguk dan tak lupa beserta seyum manisnya.

Tanpa membuang waktu Jeremi langsung mendorong kursi roda Angel ke arah taman tempat anak - anak - anak lain berada.

Searang tinggal Vio dan bunda Martha di teras. Dengan tatapan mengarah pada segerombolan anak - anak dan seorang pria yang sedang bermain.

"Vio!" Panggilan bunda Martha membuat Vio menoleh padanya.

"Ya bun!"

"Kamu gadis pertama yang di bawa Jeremi kesini loh! Bunda rasa dia punya rasa sama kamu nak! Maaf kalau bunda ikut campur! Bunda sudah anggap kalian anak bunda juga, bunda cuma nggak msu karena keegoisan kalian akan menyesal dan merasakan sakit nantinya"

Mendengar itu Vio hanya bungkam. Ia merasakan kehangatan menjalar di hatinya, juga sakit saat mendengar kalimat terakhir dari mulut bunda Martha. Tapi ia menepisnya karena saat ini ia hanya menggangap Jeremi hanya teman

Hanya teman!

Tapi hanya untuk saat ini

Belum tau kedepannya!
Akan seperti apa?

♡♡♡

Hai guus aku necmxt lahlgi nih
Jangan lupa coment dan vote ya!

Thanks






hem en cappuccinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang