03

1.4K 145 286
                                    

"Ini dimana, sih?"

Jungkook menatap kesekelilingnya. Tempat asing lagi. Dan Jungkook tidak tau sedikitpun dimana dia berada. Dia mengusak rambutnya frustasi. Otaknya pintar, tapi jika tidak tau apapun, sama saja.

"Si O mindahin gue nggak bilang-bilang. Maen pindahin aja. Sekarang gue harus ngapain coba?" erang Jungkook, frustasi.

"Elah. Gitu aja udah kaya orang depresi lo, Juki."

Jungkook berjingkat. Terkejut dengan suara yang datang dari belakang. Dia berbalik dan menemukan O dengan tawa mengejeknya.

"Lo yang bikin gue kaya gini, kampret!! Mindahin orang sembarangan. Ini dimana coba?" ucap Jungkook, kesal.

"Slow, bro. Santai. Ini ada di deket alun-alun kota. Noh, lo nggak liat?" O menunjuk kearah alun-alun yang tak jauh dari sana. Jungkook menoleh dan baru menyadari jika mereka didekat alun-alun kota.

"Terus ngapain disini? Mau CFD-an?"

"Katanya otak encer, otak pinter. Masih aja mikirnya metode goblok. Lo kalau menggoblokkan diri, jangan kebangetan napa?"

"Terus aja, terus. Katain aja terus. Puas-puasin ngatain gue." sentak Jungkook dengan menatap jengah.

"Yeuh. Ngambek dia, ngambek. PMS lo, Juki?" ejek O.

"Gue cowok, setan!! Dan berhenti manggil gue Juki. Nama gue Jungkook, bukan Juki!" Jungkook kesal sendiri dengan tingkah O.

Malaikat? Modelan kaya gini jadi malaikat? Malapetaka yang ada.

"Nggak usah nggibahin gue. Percuma juga kan, kalau gue bisa denger." ucap O. Jungkook melotot kesal. Sedangkan O malah tertawa keras melihat ekspresi Jungkook.

Jungkook menghela nafas panjang. Mencoba menetralisir emosinya. Menghadapi O memang harus sabar. Tidak. Sangat sabar. Cowok kelinci itu melihat jam tangannya.

Jam tujuh?

Kerutan di dahi Jungkook tercipta ketika melihat jam tangannya. Banyak pertanyaan di sekepal otak brilian Jungkook.

"Lo bingung, kenapa sekarang jam tujuh pagi?" tanya O. Jungkook hanya mendongak dengan wajah inocentnya.

"Gue kasih tau satu hal. Hari ini itu hari dua minggu sebelumnya. Paham nggak lo?" ucap O. Jungkook berpikir sebentar. Lalu kemudian, dia membulatkan matanya.

"J-jadi gue.. balik ke masa lalu gitu?" tanya Jungkook, terkejut. O hanya menganggukkan kepalanya.

"Gila, keren banget." gumam Jungkook, masih dengan keterkejutannya. "O, lo bisa bawa gue ke enam tahun lalu? Gue pengen banget ketemu mama sama-"

"Nggak bisa."

Jungkook mengatupkan mulutnya. Memasang flat face ketika mendengar jawaban O. Padahal dia sudah senang bukan main bisa kembali ke masa lalu. Dia juga ingin bertemu dengan mama dan papanya. Jungkook rindu dengan mama dan papanya.

"Gue bawa lo ke masa lalu itu buat jalanin misi. Bukan buat nostalgia." ucap O. "Lagian ya, nyokap sama bokap lo udah meninggal. Mau lo balik ke masa lo masih zigot, lo nggak bakalan bisa ketemu sama mereka." lanjutnya.

"Kenapa gue nggak bisa ketemu sama mereka? Setau gue, kalau balik ke masa lalu itu, pasti ya balik kaya dulu." protes Jungkook. Masih tidak terima karena permintaannya di tolak mentah-mentah oleh O.

"Nggak bisa, Juki. Takdir orang tua lo udah ditulis sama Tuhan. Dan nggak ada yang bisa ngerubah takdir, sekalipun malaikat kaya gue. Itu diluar kuasa malaikat."

Switch Time [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang