5. The Diamond Heart

120 10 0
                                    

Disclaimer: Kuroshitsuji milik Yana Toboso. Saya hanya meminjam karakter, dan tidak beroleh keuntungan materi dari penulisan fanfiksi ini.

Cielizzy Week Day 5: Modern AU

.

.

.

Lizzy sangat gugup. Duduk di seberang meja di hadapannya, Mr. Ciel Phantomhive. Cahaya lilin tumpah menyiram meja, berkilauan menyinari wajah mereka berdua. Ada gelas kaca berisi sekuntum mawar merah, di tengah-tengah meja di antara kelopak-kelopak mawar yang tersebar menguarkan keharuman yang lembut. Lizzy tidak terbiasa dengan suasana romantis seperti ini, tidak ketika ia bertatap muka dengan direktur utama Grup Funtom. Keadaan ini, di tambah bermacam praduga, membuat intuisinya tumpul, bahkan kemampuan analisanya yang tajam, yang biasa diperlihatkan saat meneliti kasus-kasus persaingan bisnis dan semacamnya, kini menghilang tanpa jejak. Ia berusaha mengira-ngira alasan apa yang membuat Mr. Ciel sampai mengundangnya dinner bersama. Tempo lalu, ada konsultasi bisnis yang diajukan ke meja team Lizzy━sebagai biro konsultan. Lawrence. Corp, salah satu anak perusahaan Grup Funtom yang bergerak di bidang resort dan perhotelan, terlilit hutang dan nyaris gulung tikar. Ia diminta menanganinya, dan berkat kecermatan mereka, kebangkrutan itu berhasil digagalkan.

Setelah Lizzy menyadari bahwa resort tempatnya diundang dinner ini berkelas bintang lima, ia semakin heran dan merasa ada sesuatu yang tidak wajar. Hingga ketika pramusaji itu mengarahkannya menuju ruang VIP, lalu dibawa menghadap meja makan berhias candle light yang begitu indah dan megah━seperti dalam bayangannya tentang makan malam romantis bersama pria kaya raya━ia ternganga melihat harga-harga menu; yang paling murah saja setara dengan gajinya selama tiga bulan! Lizzy berusaha mati-matian supaya tidak mengacaukan situasi, namun ia tidak yakin apakah akan berhasil.

"Nina, bos saya, yang memberitahu undangan dinner tadi." Lizzy akhirnya buka suara, setelah mereka saling terdiam lama, sama-sama bimbang mengenai topik yang ingin dibicarakan.

Mereka baru selesai santap makan. Lizzy meletakkan serbet putih, di antara piring yang menyisakan pasta dan daun peterseli.

"Saya kira itu cuma candaan, tapi terus terang, saya tersanjung oleh undangan ini, Mr. Phantomhive."

Ciel menuang anggur dalam gelas kaca. Perhatian Lizzy terpecah, antara wajah Mr. Ciel, yang dalam jarak sedekat ini, tampak sangat tampan━meskipun eyepatch-nya itu sedikit mengganggu━dan gerakan tangannya saat menuang anggur; halus dan terencana━mungkin, seperti itu pula kesehariannya dalam pergulatan dunia bisnis, penuh perencanaan dan serba hati-hati.

"Ciel, panggil saya Ciel saja," kata Ciel mengoreksi.

"Baik, Mr. Ciel. Saya kira kerjasama kita sudah berakhir dengan sangat memuaskan. Mungkin, ada yang masih terasa mengganjal, sehingga Anda mengundang saya ke sini? Ataukah Grup Funtom masih ingin memperpanjang kontrak konsultasi?"

Lizzy bertanya langsung ke inti.

"Tentu saja, Nona Elizabeth. Saya sangat berterima kasih, sebetulnya. Senang bekerja sama dengan Anda."

"Ya, saya juga ingin mengucapkan terima kasih, Mr. Ciel. Saya harap kami akan dapat kehormatan itu lagi, bekerja sama dengan perusahaan Anda."

"Tapi pembicaraan ini bukan tentang keduanya."

Ciel meneguk gelas anggurnya. Lalu menoleh, setelah sejak tadi melempar pandangan ke luar jendela, pada langit yang menyala dikejar gemerlap lampu kota.

"Saya ingin menyampaikan perasaan terima kasih ini secara khusus, mewakili saya pribadi."

"Saya pikir, itu sudah tugas perwakilan Anda bukan? Kami sudah lunas memperoleh bayaran berikut bonusnya, betul bukan?" Lizzy bertanya heran.

Rainbow Gate | Cielizzy WeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang