Dont touch my girl

13K 364 2
                                    

Nana dan Noval sedang berada di toko buku di sebuah Mall. Mereka sibuk mencari buku referensi tugas untuk dikumpulkan ke sekolah, dan beberapa novel keluaran terbaru untuk Nana.
Noval memang menjanjikan novel tersebut sebagai hadiah karena Nana yang menurut untuk tidak menyusul kedua orang tuanya di luar kota akhir pekan nanti. Sungguh licik bukan? Nana memang sudah tidak kaget lagi akan sikap Noval untuk memonopoli dirinya. Bagaimana Nana tidak tertarik, karena setiap keinginannya pasti akan terkabul dalam sekejap mata. Lagi pula orang tua Nana sibuk bekerja, walaupun akhir pekan mereka juga bekerja agar cepat pulang ke rumah.
"Novel yang mau kamu beli udah ketemu yang?" Noval yang sibuk mengikuti langkah Nana bertanya, dirinya memeluk Nana yg berdiri di tengah lorong novel teenlit.
Nana masih sibuk mengedarkan matanya ke barisan novel yang dipajang meneliti pengarang dan judul novel satu persatu.
"Udah sih, tapi baru satu, aku mau beli satu lagi ya hehe.."
"Dua atau tiga juga gapapa yang, tapi jangan kelamaan, kamu belum makan siang. Aku gamau kamu sakit"
"Siap, capt"
Melihat Nana yang begitu menggemaskan membuat Noval menggigit pipinya.
"Aw, sakit yang ih"
"Iya iya maap yang mana yang sakit? Aku ga sengaja sumpah, kamu gemesin banget sih aku ga kuat"
Nana hanya bisa memutar bola matanya mendengar alasan Noval. Lalu matanya menangkap sebuah Novel di ujung rak yang hanya tinggal satu. Novel yang laris manis karena masuk ke deretan best seller. Kakinya meninggalkan berlari Noval untuk mengambil Novel tersebut. Entah Nana yang terlalu bersemangat atau lantainya yang sedikit licin membuat Nana bertabrakan dengan seorang lelaki yang ingin mengambil novel ifu juga.
Nana yang sudah tidak bisa menyeimbangkan lagi langkahnya sudah pasrah jika harus terjatuh, ia memejamkan kedua matanya.
"Sayang awas..." Noval berteriak khawatir dan mengejar Nana untuk menangkapnya.
Tapi tunggu kok ga sakit sama sekali sih harusnya kalo jatoh juga bunyi batin Nana.
"Hei, kamu gapapa?"
"Hah?" Nana langsung membuka matanya dan refleks melepaskan pelukan pria ini.
"So.. sorry gw ga sengaja, lo gapapakan?" Tanya Nana yang hanya dibalas dengan tatapan memuja.
"Cantik" gumam sang pria.
Belum sempat Nana bertanya apa yang dikatakan sang pria karena dirinya mendengar kata cantik, Noval sudah menjauhkan tubuh Nana dari pria asing dihadapannya. Membolak balikkan tubuh kekasihnya untuk meneliti jika baikbaik saja.
"Kamu gapapa yang? Kasih tau aku mana yang sakit. Ayo kita ke rumah sakit yang, aku kan udah bilang pelan aja yang jangan buruburu"
"Aku gapapa kok, maaf udah buat khawatir kamu. Aku mau novel itu tapi keduluan dia. Yaudah deh"
Noval mengalihkan pandangannya pada pria asing yang masih berdiri tak jauh darinya. Masih dengan tatapan memuja kekasihnya yang membuat ia geram setengah mati.
"Hm, bisa ga gausah liatin cewek gw"
"Iya elah, hai cantik boleh kenalan ga, aku Dino. Hm kamu mau novel ini ya, ini buat kamu aja aku bisa cari novel lain untuk kado sepupuku"
Kurang ajar banget ni bocah, udah ada gw disamping Nana juga ga ngerti ternyata, nekat juga. Noval berteriak dalam hati.
Nana yang melihat Noval sudah mengeraskan rahangnya, tidak menyambut uluran tangan Dino.
"Kenalin, gw Noval pacarnya cewe yang lagi lo tatap, udah cukup muak gw liat lo nyentuh cewek gw tadi, terus mandangin dia, sekarang dengan gatau diri lo minta kenalan. Gausah ngasi novel itu ke cewek gw bangsat, gw juga bisa beliin dia novel itu. Kalopun disini ga ada pasti ditempat lain masih banyak. Oh satu lagi, tolong diinget, dont touch her because she's my girlfriend"
"Oh ya? Sayangnya gw ga peduli"
Nana yang melihat keadaan semakin memanas, orangorangpun mulai penasaran akan mereka yang berbuat keributan ditempat yang tidak seharusnya segera memeluk Noval yang sepertinya akan terpancing karena ucapan Dino barusan.
"Yang, udahlah ayo kita pergi aja, jangan kamu ladenin dia. Ayo pergi aku laper"
Noval menghela napas panjang, dan memalingkan wajah ke kekasihnya yang tampak takut. Lalu menangkup wajah Nana dan melumat halus bibirnya sebentar. Setelah itu menggiring Nana ke kasir dan segera keluar dari toko buku.

***
"Yang, kok kamu ga makan sih, itu dari tadi kamu aduk terus" Nana merasa jengah kelakuan pacarnya sudah setengah jam yang lalu hanya mengaduk makanan, bahkan makanan Nana hampir habis.
Yang ditatappun hanya merengut saja benarbenar menyebalkan.
Nana menghembuskan nafas.
Sabar ya Allah, Berilah hamba banyak kesabaran menghadapi pacar hamba.
Jika sudah begini cara untuk membujuk pacarnya itu adalah menyuapinya. Nana bangkit dari kursinya untuk duduk dipangkuan Noval. Mengambil sendok untuk mulai menyuapi sang pacar. Noval langsung membuka mulutnya ketika disuapi tetapi raut wajahnya masih datar. Nana yang selesai menyuapipun mengecupi pipi, mata, dahi, hidung dan bibir Noval berkalikali barulah Noval tersenyum.
"Cie pacar aku udah ga ngambek lagi, makin ganteng deh"
"Iya kan pacarnya kamu yang, tapi aku sebel sama si Dono tadi dia itu suka sama kamu yang, awas aja kalo ketemu aku bogem dia. Enak aja dia mau rebut kamu dari aku, pasti dia kesenengan tadi udah meluk kamu. Aku ga terima pokoknya..."
Nana langsung membekap mulut sang pacar yang sedang cemburu buta.
"Nama dia Dino yang, bukan Dono. Lagian dia tadi nolongin aku juga biar ga jatoh. Kamu jangan marah mulu ah serem. Lagian yang aku suka cuma kamu, aku gamau sama yang lain. Paham?"


Hai gaes gimana sama cerita ini, ini cerita kedua author, sorry yg pertama harus hiatus karena author mentok mau nulis apa hehe
Yang ini insyaallah bakalan lanjut terus untuk itu minta vote sama comment ya thankyou


Overdose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang