2 "Malaikat Maut"

107 23 3
                                    

Malaikat Penolong? Malaikat Maut lebih tepat.
-Aditya Naufal Dary Abiyyu-

"Tapi rumah ini udah papa jual Luna !" saat itu juga rasa kecewa merasuki jiwa Luna. Begitu kecewanya dia dengan orangtuanya, bagaimana mungkin persoalan sebesar ini langsung mereka putuskan tanpa persetujuan Luna. Sungguh tidak adil.

"Luna gak peduli mau rumah ini dijual atau dibakar sekalipun, Luna gak peduli pa. Tapi urusan pindah sekolah. Maaf pa, sampai kiamatpun Luna gak akan mau pindah sekolah. Silahkan kalau kalian mau pergi. Silahkan. Luna gak peduli lagi. Toh kalian juga gak peduli sama Luna. Permisi Luna cepek, Luna butuh tidur," disentakkannya sendok yang dipegangnya kemudian gadis itu bangkit, melesat menuju kamarnya, tak menghiraukan lagi panggilan-panggilan Adi.

Sesampainya di kamarnya Luna memikirkan kehidupannya. Hidupnya yang menurut orang lain sangat bahagia. Tapi, tidak menurutnya, kebahagiaan yang ia tunjukkan adalah kebohongan semata. Ia manusia biasa yang memiliki perasaan. Bukan perasaan yang sekuat baja. Suatu saat ia akan mengalami kerapuhan, tidak kuasa lagi menahan segala beban yang ia miliki.

"Papa sama mama gak tau kali ya gimana perasaan gue. Mereka gak pernah tau kalau diam-diam gue ngerasa sakit yang teramat sangat karena semua aturan yang mereka ciptakan. Mereka ngatur gue ini itu, apa-apa harus sesuai sama keinginan mereka. Tapi, apa mereka ngasih gue kasih sayang ? Enggak. Gue pengen nentuin hidup gue sendiri tanpa kekangan dari orang tua, gue pengen itu. Hikss," Luna berdiri di depan poster besar yang menampilkan wajah ganteng dari personil boyband korea selatan kesayangannya, siapalagi kalau bukan Park Chanyeol.

Luna memang seorang cewek periang yang mampu melakukan banyak tingkah ajaibnya. Namun, untuk urusan perasaan ia lebih senang menyimpannya. Dan terkadang ia menceritakannya pada Oppa-Oppanya yang tentu saja tak akan pernah didengarkan apalagi dibalas. Saat ini ia benar-benar kacau dan ia merasakan hawa yang menyesakkan dirumahnya ini. Diam-diam dia mengambil jaketnya dan melompat keluar rumah melalui jendela kamarnya.

Ini kali pertama Luna melakukan pemberontakan terhadap kedua orangtuanya ia tak lagi sanggup menahan kesabaran untuk menuruti segala titah orangtuanya. Dan ini keputusan yang dia ambil. Keluar dari rumah tanpa sepengetahuan orangtuanya. Ia berjalan-jalan disepanjang jalan sambil mendengarkan lagu-lagu ballad Korea. Lagu yang disenandungkan oleh Chen EXO berjudul Beautiful Goodbye itu mampu membuatnya terbawa akan suasana. Air matanya mulai turun lagi.

Cewek itu berjalan tanpa tujuan. Dia berjalan di sepanjang jalan yang mulai sepi karena waktu semakin malam. Ia memperhatikan sekitarnya, tanpa disadarinya ternyata dia sudah berjalan cukup jauh. Diamatinya sekelilinya, suasananya cukup gelap, lampu-lampu jalan yang terpasang tak mampu menerangi seluruh jalan. Luna mulai merinding dan ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya lebih jauh, ke tempat yang lebih terang.

Luna berjalan dengan was-was. Sekarang sudah hampir pukul sebelas malam. Ia mulai menyesali ide gilanya untuk meninggalkan rumahnya. Dipercepat lagi langkahnya hingga sebuah suara benturan keras dibelakangnya membuatnya membelalak kaget. Ia membalik tubuhnya takut, seorang pengendara motor tergeletak disana. Luna panik dan memberanikan diri untuk melihatnya.

Seorang cowok seusianya sedang tergeletak sambil merintih kesakitan. Tubuhnya tertimpa motor, untung saja bukan jenis motor-motor berukan besar, hanya motor matic biasa. "Ehh lo jangan liatin gue aja, bangunin motornya dong, tolongin gue," cowok itu melihat Luna yang hanya berdiri disana melihatnya dengan panik.

Luna mengangkat motor matic cowok itu, dan dilihatnya bagaimana keadaan cowok itu. Cukup parah, kepalanya mengeluarkan darah dan tangannya juga sepertinya mendapatkan luka. Dan jangan lupakan kakinya yang tadi tertimpa motor. "Lo perlu ke rumah sakit sekarang, atau gue panggilin ambulance?"

"Gak usah, makasih udah nolongin gue ya. Gue mau pulang aja. Gue gak papa ini cuma luka ringan," kini mereka telah berada di pinggiran jalan, Luna telah membawanya ke tempat yang lebih nyaman.

"Coba sini liat tangan lo, gue tau kalau itu tangan lo gabakalan kuat bawa stang motor. Mau cari mati lagi. Udah jatoh juga gak kapok apa ? Jangan-jangan lo tadi mau bunuh diri ya, tapi enggak jadi mati," dengan seenak hatinya Luna mengucapkan serentetan kalimat itu, membuat cowok disana mengernyit heran.

"Gue jatoh karena tadi gak liat ada lubang. Jangan suudzon deh, gabaik tau. Nah lo sendiri, cewek tapi malem-malem keluyuran sendirian," jawab cowok itu.

"Gausah banyak bacod deh ya. Udah ayo gue anter lo balik, biar luka lo ini diurusin sama keluarga lo," cowok itu terdiam sejenak mendengar ucapan Luna, kemudian ia naik di boncengan Luna, menggunakan motornya. "Hmm, yaudah ayo anterin gue."

"Mo tor lo gapapa sih kayaknya cuma ini ada beberapa yang pecah," ucap Luna kemudian.

"Ini yakin lo bisa ngeboncengin gue ?"

"Jangan ngeremehin gue deh, lo cukup diem aja dibelakang, tunjukin arah dan gausah mikirin apapun. Liat tuh darah lo banyak banget, jangan pingsan tapi ya, ntar lo ngejungkel gue juga yang repot," Luna mulai melajukan motor cowok itu, mengikuti petunjuk arah yang dikatakan si pemilik motor.

"Anjir lo tinggal di apartemen ini ? Enak gak ? Gue anter lo masuk ya, gue penasaran pengen liat dalemnya, hehehe," Luna sangat terkejut perihal tempat tinggal cowok itu. Apa dia kaya sehingga dia tinggal di apartemen mewah ini. Entahlah, Luna tak mau memikirkannya.

Luna dan cowok itu berjalan memasuki apartemen cowok itu, menaiki lift menuju lantai 5 tempat cowok itu tinggal. Luna menuntun cowok itu, karena seluruh badannya sudah mulai terasa sakit akibat benturan dengan aspal tadi. Dan juga tubuh cowok itu mulai lemas, bahkan Luna sempat berpikir bahwa cowok itu akan mati.

"Jadi ini kodenya berapa njiir ?? Jangan mati dulu ehh, gue gamau terlibat sama polisi. Please jangan mati," tanya Luna panik.

"130999," gumam cowok itu.

"Ehh apaan sih makin enggak jelas lo. Jangan ngelantur deh," Luna semakin panik.

"Bego ! Itu kodenya. 130999," cowok dipelukan Luna itu sepertinya benar-benar kehilangan semua tenaganya.

Setelah berhasil masuk ke dalam ruangan cowok itu Luna menuntunnya menuju sofa dan berniat untuk mencari bantuan. "Ini kok sepi keluarga lo pada dimana ?" tanyanya.

"Gue gak punya keluarga. Gue disini sendiri. Jadi, tolong jangan tinggalin gue, please," cowok itu menatap dalam Luna.

"Untung lo ketemu gue. Gue ini sebenernya Malaikat Penolong lo. Beruntung banget hidup lo ketemu malaikat kaya gue," menurut Luna bukan ide buruk jika harus berada di apartemen cowok itu. Lagipula dia kan sedang kabur dari rumah. Dan tak punya tujuan untuk kabur.

"Malaikat Penolong? Malaikat Maut tepatnya, dari tadi lo ngira gue mati mulu," cowok itu tersenyum mendengar persetujuan Luna.

Luna berniat untuk membersihkan luka cowok itu. Ia mengambil air hangat dan kotak PPPK. Dibersihkan luka cowok itu dengan telaten. Ia sebenarnya tidak tega saat cowok itu mengatakan tidak mempunyai keluarga. Ruangan di apartemennya ini menunjukan hal lain. Ada tiga buah kamar, dan desain ruangan ini lebih mirip sebuah rumah. Bagaimana bisa ada tiga kamar dan hanya dihuni olehnya sendiri. Dan juga suasana disini sangat sepi, dingin, tak ada kehangatan.

"Lo bisa pakai kamar disana kalau mau istirahat, gue tidur ya, makasih atas pertolongannya," cowok itu menunjukan ruangan di sampingnya.

"Terimakasih,"

"Ohh ya nama gue Aditya Naufal Dary Abiyyu, panggil gue Adit atau Aditya atau apapun terserah lo. Senang berkenalan dengan lo, Luna,"

"Kenapa lo tau nama gue. Gue gak pernah kasih tau. Dan gue juga gak kenal lo sebelumnya. Jangan-jangan lo ini setan yaa," ucap Luna spontan.

"Jangan ngaco deh, lo kebanyakan ngayal. Udah sana tidur. Goodnight," cowok itu masuk ke kamarnya, meninggalkan Luna yang masih mematung bingung.

"Bukan gue yang malaikat maut, tapi dia," gumam Luna.

.
.
.
.
.
.

aku gak pandai menulis, tapi aku pengen nulis sebuah kisah. biar cerita itu ga cuma aku khayalin aja:v wkkkkk

HAPPY READING & GAMSAHAMNIDA

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang