D eri Narendra

50 7 0
                                    

Deri Narendra, kalian pasti sudah tahu kan siapa ini? Si Bangsat... Ya... Dia ini Si Bangsat yang mempermainkan wanita pujaanku, Ilyana Nadir.

Mungkin, wajahnya cukup mumpuni untuk dikatakan sebagai playboy, dengan wajah yang terbilang cukup tampan... Cukup, bukan tampan... Dan juga rambut yang selalu klimis tergerai ke belakang adalah gaya andalannya.

Dia adalah pria yang hampir selalu didambakan oleh wanita-wanita berkonotasi "nakal". Sayangnya, Ilyana Nadir adalah salah satunya. Ilyana Nadir bukanlah senakal itu. Dia baik, dia ramah, dia pintar, namun bodoh... Bodoh karena ikut-ikutan mendamba sesosok manusia hina hasil jajahan VOC ini.

Diriku---sebelum bersekolah di SMA ini---sudah cukup mengenal dia. Mungkin, dia cukup terkenal untuk remaja seumuran kami (jangan salah! Dia tidak sesempurna sosok-sosok dalam cerita wattpad yang lain. Kalian tahu sendiri, ini kisah nyata)
Diriku mengenalnya dikarenakan pernah satu tongkrongan bareng di salah satu daerah di pusat kota... Dulu sekali.

Kesan pertamaku saat melihatnya adalah.

"Mungkin dia ini begitu ramah"

"Dia ini cukup terkenal, pastilah baik"

Sialnya, semua itu salah, setidaknya bagiku. Tidak tahu bagi kalian... Jika mau mencari tahu siapa dia ini. Datang saja ke kotaku, tanyakan pada semua siapa manusia terbangsat dan terhina keturunan Deandels. Deandels yang habis terlindas truck fuso yang mengangkut pasangan zina!

Dia ini bisa terbilang sederhana---tidak terlalu kaya, juga tidak bisa dibilang kurang mampu---namun, dia tidak semumpuni diriku dalam bidang pelajaran. Dia orangnya cukup pemalas, sebenarnya aku juga pemalas... Tapi tidak semalas dia. Tapi sungguh, untuk menulis part yang satu ini. Aku malas!

Dia pernah terlibat perkelahian dengan salah satu teman Karateku, entah apa sebabnya aku tak tahu... Seingatku, dia rela jauh-jauh mendatangi tempat latihanku untuk mencarinya. Saat itu, kurang lebih pukul setengah enam sore, dia mendatangi Dojo tempat kuberlatih, tempatnya tidak ramai. Hanya saja, parkirannya sangat luas sehingga itu merupakan tempat yang cocok untuk mereka jadikan ladang bergelut... Dia datang tidak sendiri, dia datang beramai-ramai, mungkin dia dia yang lain ini adalah teman seperbangsatannya.... Sontak kami terkejut melihat begitu banyak gerombolan pemuda yang ribut-ribut di depan---kebetulan, saat itu kami sedang melatih diri sendiri. Dikarenakan pelatih kami sedang berhalangan untuk hadir.

"Bangsat!"
Celoteh salah satu temanku itu...

"Kenapa soy?"
Kebetulan, nama dia Soya. Sudah seperti susu kedelai saja... Hahaha

"Ini masalah saya, sudah-sudah. Saya ke sana dulu"

"Masalahmu, masalah kita..."

Kita bersama-sama mendatangi mereka yang kurang lebih berjumlah dua belas orang itu. Sedangkan kami... Hanya ber-enam... Lebih dari cukup untuk mengantisipasi keadaan terburuk

Ternyata, Deri di sana. Kata Soya, Deri adalah orang yang bermasalah dengannya, entah apa masalahnya saat itu aku enggan bertanya lebih dalam. Ini masalah privasi seseorang juga.

"Ngapain Der?"

"Mau bicara sama soya"

"Bicaranya teh sama saya aja" "nanti saya sampaikan ke Soya"

Entah tiada angin tiada hujan. Soya, yang masih mengenakan pakaian khas karate beserta sabuk berwarna hitam yang melingkar di perutnya langsung maju menerobos semua gerombolan itu. Sampai-sampai, motorku menjadi korban. Spionku patah terkena tubuh Deri yang baru saja tersungkur karena mendapatkan firstblood dari Soya.

Sianying teh Soya! Motor aing ini mah euy!
Kenapa jadi bahasa sunda ya?

Saat itu, anehnya, aku berusaha melerai...

Kenapa tidak kuhabisi saja saat itu Ya Akhi!

Mungkin, karena diriku jarang mau berkelahi, kecuali jika terpaksa. Kecuali jika menyangkut tentang keselamatan orang orang tercinta, Nadir salah satunya.

Entah apa yang terlihat dari mata Nadir terhadap sesosok manusia yang mempunyai garis rambut seperti jalan Anyer-Panarukan hasil pembangunan pada masa pemerintahan Gubernur Deandels ini.
Entah karena tampangnya yang cukup itu. Entah karena keterkenalannya di kalangan para remaja. Entah karena kepolosan dari Nadir sampai-sampai termakan oleh rayuan dan janji janji tai dari dia itu...

***
Entah kenapa, dia begitu sempurna di mata seorang Nadir.
Entah kenapa, aku selalu menjadi yang terasing di mata Nadir.
Mungkin satu jawabannya; takdir.
***

Sekiranya, cukup segini yang kujelaskan tentang sosok Deri Narendra ke pada kalian. Tenang... Ini sudah mendapatkan persetujuan dari sosok aslinya langsung.

_______
Menyakiti perempuan,
Itu sama saja dengan memotong nadinya menggunakan pisau bergagang pisau.

Kau iris, kau juga yang terluka.
_______


Tabik, part selanjutnya kita akan kembali ke cerita.

Disforia GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang