6: Perjodohan

70 15 4
                                    




——

MALAM Sabtu ini Gaska dan keluarganya akan kedatangan tamu yang sangat penting dirumahnya.

Sebenarnya Gaska sangat malas kalau ada acara formal seperti ini. Kesannya terlalu banyak aturan yang membuat Gaska tidak bisa bebas kemana-mana.

Sekarang Gaska sedang duduk santai dibangku taman yang tersedia dihalaman rumah nya sambil bermain handphone. Kalau ada acara seperti ini semakin sulit untuk Gaska merokok.

Bangsat!. Batin Gaska sebal.

Mata Gaska memincing saat melihat mobil sedan yang belum lama ada dirumahnya. Ah itu pasti rekan kerja orang tuanya. Lagi pula Gaska tidak peduli.

"Abang!!!" Lentingan suara laki laki. Itu pasti adik laki-laki Gaska yang bernama Galih.

"Elah bang, kalo dipanggil tuh nyaut" protes Galih kesal.

Gaska mengangkat sebelah alisnya, "kenapa?" Sahutnya.

"Telat bang telat!"

Gaska kembali memainkan ponselnya. Ia tak mengubris ucapan adiknya. Sedangkan Galih hanya memandang kesal abangnya. Kenapa juga dia harus punya abang yang jutek kayak Gaska.

"Ngomong-ngomong ada cewek cantik di dalem. Mantep bang body nya."

Gaska hanya berdehem, dia masih fokus pada ponsel nya.

Galih yang dari tadi dicuekin menajdi kesal. Akhirnya dia merampas ponsel Gaska.

Gaska memandang Galih kesal, "siniin gak! Atau gue tendang anu lo"

Galih yang mendengar itu langsung mengembalikan ponsel Gaska. Galih memandang Gaska dengan tatapan takut, pasalnya abang nya ini kalau sudah mengancam pasti tidak main main.

"Bang, ada tamu didalem. Mending masuk dulu. Sopan dikit kek lo jadi manusia" kesal Galih.

Gaska berdiri, "minggir lo!"

Gaska berjalan memasuki rumahnya dan meninggalkan Galih sendirian ditaman. Saat Gaska masuk kedalam rumah, ia melihat orang tua nya sedang mengobrol dengan Damie dan juga Maya, tapi kali ini ada satu perempuan sebaya dengannya, Gaska tak kenal.

"Gaska, Ini anaknya om Damie. Namanya Alea" ucap Wenda. Gaska memandang heran ke Wenda, meminta penjelasan.

Maya terkekeh saat melihat wajah Gaska yang keheranan, "jadi gini. Om sama tante dan juga orangtua kamu pasti ingin masa depan kamu cerah dan kelak menjadi imam untuk istri yang terbaik. Jadi—"

"Jadi maksudnya saya bakal dijodohin sama anak tante?" Potong Gaska.

Maya mengangguk, "tepat sekali. Jadi bagaimana Gaska? Kamu tertarik gak sama Alea?"

"Cantik loh Alea ini" celetuk Damie.

Gaska menatap gadis yang bernama Alea dengan tatapan datar, dia sama sekali tak tertarik dengan Alea. Alea menatap Gaska balik sembari mengedikan bahunya.

"Gaska gak setuju. Kenal dia aja nggak" tolak Gaska mentah mentah, matanya melirik Alea.

"Gaska. Bersikap yang sopan! Kamu ini ayah ajarkan selalu bersikap sopan." Bentak Yudha, ayah Gaska.

Wenda mengelus pundak suaminya mencoba agar suaminya bisa menahan emosi, "lagi pula, Gaska bisa kenalan dulu sama Alea. Alea mau kan?"

Alea menatap Gaska yang sedari tadi memasang wajah datar, "Iya tante"

"Gaska gak suka dijodoh-jodohin, yah. Jangan bilang ayah jodohin Gaska sama anak nya om Damie karena kerjaan doang?" Selak Gaska sembari mengusap wajahnya gusar.

skip aja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang