——SIANG pun tiba. Anggota Roften langsung menuju ke gedung tua belakang pasar. Setelah sampai di gedung tua itu, ternyata suasana masih sepi dan tidak ada tanda tanda keberadaannya geng Serga.
Gevan yang melihat keadaan sepi, akhirnya ia menelfon salah satu geng Roften yang bertugas mengawasi gedung tua ini.
"Yo, lo dimana?" Tanya Gevan di sambungan telfon.
"Gue lagi di belakang gedung. Kalian gak usah nyusul kebelakang. Mending awasin depan aja"
"Sip!"
Gevan langsung memutuskan sambungan telfon.
Dari arah ujung gedung terlihat anggota geng Bandrek yang berjalan kearah Gaska dan lainnya.
"Mereka belom sampe?" Tanya Gaska memastikan.
Yang ditanya pun menggeleng, "ini udah lewat dari setengah jam, tapi mereka belum munculin batang hidungnya, Gas"
Gaska hanya mengangguk.
Terdengar suara kerumunan motor yang sangat bersik dari ujung lapangan, itu anak anak geng Serga. Rafka, ketua geng serga itu turun dari motor dan membuka helm nya.
Rafka berjalan menghampiri Gaska, "Apa kabar Gaska!!!?"
Jujur Gaska sangat terkejut saat Serga membawa banyak pasukan, Gaska langsung memandang Rafka datar. "Maksud lo apa bawa pasukan sebanyak ini? Cih" Gaska meludah di hadapan Rafka sebelum melanjutkan ucapannya. "Mainnya keroyokan, kalau takut bilang. Gausah sok-sokan nantangin!"
"Banyak bacot, SERANG!!" Teriak Rafka pada teman temannya, dan tawuran pun kini telah mulai.
Rafka yang sudah emosi ditempat langsung saja menyerang Gaska. Gaska yang tak siap dengan serangan tiba tiba itu akhirnya tersungkur ketanah akibat pukulan yang keras mengenai ujung bibirnya.
"Bangsat!" Umpat Gaska pelan sambil mengusap ujung bibirnya yang terasa sobek.
Langsung saja Gaska berdiri, lalu menghajar Rafka yang barusan memukul nya. Gaska menghajar dengan ganas, dan memberikan pukulan bertubi-tubi pada lawan.
Gaska yang melihat Rafka membawa gesper sekolah, hanya tersenyum sinis.
Sial, Gaska lupa membawa gespernya. Peduli setan, tidak pakai barang pun Gaska bisa melawannya walau hanya menggunakan tangan dan kakinya."Mana barang lo? Gak modal banget tawuran gak bawa barang" cibir Rafka.
"Ketua geng mana yang nyerang masih pake barang? Situ takut sama saya?" Gaska mencibir balik.
Saat Rafka akan menyambuk nya dengan sabuk, Gaska sudah terlebih dahulu mengambil sabuk itu dan membuang ke sembarang tempat. Rafka hanya menatap Gaska tajam tak terima atas kelakuan Gaska. Langsung saja Rafka mengepalkan tangannya untuk membogem wajah Gaska. Namun, Gaska menepis bogeman itu dan membalasnya dengan sebuah tendangan tepat diselangkangan Rafka. Gaska juga memukul habis-habisan wajah Rafka hingga memburu. Darah segar sudah bercucuran di sudut bibir keduanya.
Dilain tempat Ogy sedang menangkis nangkis lawan nya dengan tangannya, sesekali dia memberi pukulan atau tendangan pada lawan. Saat satu anak geng serga ingin memukul wajah nya Ogy dengan mudah menghindar.
"Jangan main wajah dong, nanti wajah gue jadi jelek" celetuk Ogy pede.
Lalu dengan cepat ia menendang lawannya dengan kaki kirinya, hingga lawannya tersungkur.
Gaska pun tak kenal lelah saat menghajar Rafka. Rafka mengarahkan tangannya keatas lalu menerima kayu yang baru saja dilempar anggota geng serga lainnya. Gaska sangat terkejut saat melihat kayu besar yang diujunya terdapat paku berkarat.