chapter 1

16 2 0
                                    

Pyarrrr......

Suara guci pecah diruang tengah membuat seseorang yang masih terlelap dalam tidurnya terusik. Ya dia RASYA, RASYA HELMARA lebih tepatnya. Putri tunggal dari sepasang suami istri Reno Helmara dengan widia

Dikerjapkan matanya dengan perlahan, hingga ia mendengar suara pertengakaran yang sudah tak asing baginya.

"Pokoknya aku minta cerai"

"Jangan asal ngomong kamu, gimana dengan Rasya kalo kita cerai"

"Pokonya aku gamau tau kita harus cerai secepatnya"

"Terserah apa ucapanmu"

Setidaknya itulah beberapa kalimat terakhir yang rasya dengar.
setiap pagi sebelum membuka mata, pemandangan yang serupa dengan pagi ini sering kali tersuguhkan.

Rasya ingin seperti anak remaja  pada umumnya. Setiap pagi disambut dengan baik oleh keluarga. Dibangunkan oleh mamanya, sarapan bersama dengan keluarga besarnya, dan dimanja oleh ke-2 orangtuanya. Namun semua hanya sebatas keinginan yang belum dan tidak akan pernah menjadi kenyataan.  yang selalu ada hanyalah pertengkaran ke-2 orang tuanya yang membuat hatinya teriris pedih, Sekaligus air mata yang menyapu pipi mulusnya. Meskipun begitu, setidaknya papa rasya sangat mencintai nya. Berbeda dengan mama nya yang mementingkan bisnis dan kegiatan sosialita lainnya.

Setelah cukup puas menitikkan air matanya. Rasya bergegas mandi dan Bersiap untuk sekolah. Setelah dirasa siap rasya pun menuruni tangga menuju ruang makan.

Disana hanya ada bi ijah. Seorang asisten rumah tangga dirumah rasya.

"Selamat pagi non rasya, silahkan sarapan" sapa bi ijah dengan senyum ramahnya.
"Aku sarapan di kantin aja bi" balas rasya yang diseratai senyum singkat, dengan melangkahkan kaki menjauh dari ruang makan.

setelah berjalan sampai depan komplek perumahan yang dihuninya, rasya melihat arloji yang dimelingkar indah di tangan kirinya. Tak ia sangka jarum jam telah menunjukkan pukul 06.40. Matanya terlonjak kaget. Dan beruntungnya ada angkot datang. Segara Rasya menaiki angkot tersebut.

Rasya memang lebih suka menggunakan kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi. Sebenarnya papa rasya, reno. Pernah membelikan mobil untuknya sebagai hadiah ulang tahun untuk rasya. Namun rasya menolaknya. Ia rasa belum pasntas menggunakannya, sekaligus hidup sederhana lebih menyenangkan baginya. Walau ia dari keluarga yang berada, rasya tidak pernah menggunakan harta orangtuanya berlebihan. Kecuali untuk membantu orang yang membutuhkan.

Disepanjang jalan rasya sibuk memandangi arlojinya. Pasalnya perjalanan dari rumah menuju sekolahnya membutuhkan waktu sekitar  15-20 menit. Yaa tergantung kecepatannya juga sihh.

Setelah angkot yang dinaikinya tiba di depan gerbang salah satu sekolah swasta di jakarta, SMA MERAH PUTIH.  rasya merogoh saku bajunya dan diberikan selembar uang berwarna biru kepada supir angkot yang ditumpanginya. Tanpa menunggu rasya segera berlari meninggalkan angkot tersebut menuju gerbang sekolah yang berada di sebrang jalan.

"Neng kembaliannya" teriak supir angkot dari sebrang jalan.
"Ambil aja pak" balas rasya dengan suara tak kalah nyaring sambil menengok kerah angkot.

Dan tiba-tiba....
BRUKKKK......................

Yap tak sengaja RASYA bertubrukan dengan bad boy keren SMA MERAH PUTIH, siapa lagi kalo  Reinan affandra wijaya yang duduk di bangku Kelas 11 ips 2. Reinan adalah seorang idola kaum hawa di SMA ini. Yaa bisa dibilang salah satu most wanted di sekolah ini.

"Eh.. lo jalan pake mata dong, ga liat apa ada cogan di depan main tubruk? Sakit tauk!" Kesal Reinan dengan nada meninggi.

Sedangkan Rasya hanya memutar bola matanya jengah dengan masih berdiri didepan reinan, Mungkin sedikit istirahat untuk menetralkan degup jantungnya serta nafasnya yang tersengal-sengal karena telah berlari dari sebrang jalan.

PrepomenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang