chapter 4

12 2 0
                                    

Tok tok tok tok...
Suara ketukan pintu rumah rasya.
Bi ijah yang mendengar, segera bergegas untuk membukakan pintu.

Dan ternyata yang didapati adalah rasya dengan seragam setengah basah lepkap dengan badan yang menggigil. Rasya segera masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan tak lupa memberi tahu bi ijah untuk membawakan minuman hangat serta makanan untuknya. Karena rasya belum makan setelah disuapi bubur oleh reinan.

Namun, setelah bi ijah membawakan pesanan rasya ke dalam kamar, ternyata rasya telah tidur dengan kondisi badan yang demam. Langsung saja bi ijah turun kebawah dan memberi tau papa rasya, yaitu reno.

"Tuan non rasya demam, badannya menggigil." Lapor bi ijah pada papa rasya yang sekarang sedang berkutat dengan laptop kerjanya.

"Sekarang rasya dimana?" Tanya papa rasya.

"Ada dikamar tuan, non rasya juga belum makan." Papar bi ijah kembali.

"Yaudah bibi bawa kompres ke kamar rasya. Saya juga mau ke atas. Masalah makan, nanti biar saya yang bujuk rasya." Jelas papa rasya.

Setelah berhasil dibujuk untuk makan oleh papanya, rasya segera tidur dengan kain kompres di dahinya. Papa rasya masih stay dikamar rasya. Kerena ia sangat menyayanginya. Baginya Rasya adalah harta yang sangat berharga.
Berbeda dengan mama rasya, yang sering mengabaikan keluarga dan lebih mementingkan egonya.

Ma...
Mama....
Mama........
Rasya rinduu...

Reno, papa rasya yang tengah tidur disofa akhirnya terbangun karena terusik mendengar rintihan puterinya. Rasya seakan sedang memanggil mamanya disertai dengan titikan air mata. Reno yang melihatnya tak kuasa menahan air mata. Karena reno sangat mengerti, bahwa rasya sangat merindukan seorang ibu yanga bisa menyayangi, merawat, serta mengurusnya. Tentu rasya merindukan semua itu.

Reno merasa iba dengan apa yang dialami puterinya sekarang. Segala cara telah ia lalakukan. Namun nihil! itu semua belum bisa memenuhi keinginan puterinya.

***

cahaya matari telah masuk kedalam kamar melalui celah gorden. Itu bertanda bahwa hari sudah pagi.

Rasya bangkit dari tempat tidurnya dan segera mandi. Setelah 2 hari tidak masuk sekolah rasya berencana untuk berangkat pagi ini. Karena rasya merasa sungguhu bosan dirumah sendiri tanpa seorang teman ngobrol. Yang ada hanya bi ijah disini. Reno kemarin berangkat keluar kota untuk mengurus bisnisnya, tentu saja atas izin dari rasya. Mana mungkin ia tega meninggalkan gadisnya itu tanpa izin dari rasya. Karena reno begitu menyangi puteri tunggalnya. Rasya adalah harta yang sangat berharga baginya.

Widiaa? Cihh,, pulang saja jarang! Apalagi mengetahui keadaan puteri tunggalnya itu. Sekalipun pulang widia tak pernah bertanya kabar ataupun keadaan rasya. Pulang hanya jika ada kepentingan baginya. Jika tidak ada yang perlu diurus jangan harap widia pulang hanya untuk menemui puterinya. Miris bukan!!

***

Kini rasya telah berjalan dikoridar sekolahnya. Dengan langkah mantap rasya berjalan menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan tidak ada senyum yang terukir diwajahnya. Hanya raut datar yang tersedia. Yaah... jangan bertanya lagi! Disekolah ia berubah menjadi puteri es. Sangat berbeda 180 derajat dengan sifatnya ketika dirumah.

Baru saja 2 langkah rasya memasuki kelas sudah ada lala yang berlari sembari berteriak  menyebutkan namanya bak toa masjid. Tentu saja hal itu membuat rasya memekik terkejut, namun acuh.

Oh ya belum tau kan lala siapa? Dipart atas sih udah ada, tapi biar tambah kenal, Kenalan dulu yuk! Namanya tuh aqriella razard wethsly lebih enak di sapa lala hahaha (ketawa jahat nih author).
Lala adalah cucu dari kaluarga wethsly. Meskipun terlahir dari keluarga yang sangat berada lala tidak pernah menanpakkannya. Karena ia tidak mau memiliki teman yang hanya memanfaatkan dirinya atas apa yang ia miliki.

Lala adalah sahabat rasya sejak pertama masuk sekolah menengah pertama. Awalnya terlihat pendiam. Mungkin karena belum menganal akrab. Namun setelah lala bertemu dengan rasya karena mereka satu kelas dan satu bangku lala berubah menjadi seseorang yang bawel dan bahkan menyebalkan bagi rasya. Namun rasya merasa beruntung dipertemukan dengan lala. Karena lala adalah sosok teman sekaligus sahabat yang sangat peduli dan setia dalam keadaan apapun. Dan lebih beruntungnya lagi ketika sma mereka satu kelas kembali.

"Eh sya, monyet lo ya! 2 hari ga berangkat sekolah gaada kabar dichat gadibales. Kemana aja lo?  Sumpah Gue tuh kangen banget sama lo tau ngga?" Beo lala banyak bangedd pake d doble.

"Sakit" jawab rasya datar.

Lala yang mendengar langsung terlonjak kaget. "Eh beneran lo?" Tanyanya sembari menempelkan tangannya didahi lala. Sontak saja membuat rasya menepikan tangan lala dari dahinya.

"Udah sembuh lala cantik" kata rasya. Eh ini rasya bicara agak manis cuma sama lala doang lo gengss.

"iya juga ya, kalo belum sembuh gamungkinkan berangkat sekolah" ucapnya dengan cengengesan.

" pas gue gamasuk ada tugas apa aja?" Kini ganti rasya yang bertanya. Maklumlah murid teladan, yang ditanyain tugas. Gakaya kita ya:/

"Gaada tugas, cuma materi terus. Serasa mau pecah kepala gue. Apalagi noh pak bambang, ngasih materi rumusnya banyak banget ga kira kira tuh ya" keluh lala mendramatisir keadaan

"Besok bawain buku catatan lo ya la, biar gue salin" ucap rasya

"Siap bu boss" jawabnya disertai dengan acungan jempol

"Oh iya sya, pas lo ga masuk selama 2 hari berturut turut tuh ya, reinan kesini nanyain lo" ucap lala memberi informasi namun kemudian lala merasa geram dengan sahabatnya itu. Pasalnya ucapannya barusan sangat tidak diindahkan oleh rasya. Bahkan hanya mendapat respon lirikan sekilas saja.

"Eh sya lo ngga seneng gitu seorang reinan, cogan sma kita nyariin lo?" Tanya lala dengan nada semakin meninggi dan lagi lagi hanya mendapat respon cuek dari rasya. Yaitu sekedar mengendikkan kedua bahunya saja.

"Ihhh,, untung temen gue lo ya!" Geram lala kembali pasalnya yang diajak bicara hanya cuek bebek saja. namun dilanjutkan dengan memberi informasi sesingkat mungkin karenan tak tahan dengan rasya yang tidak memperdulikannya.
"Kemarin reinan minta nomor hp, nomor whatsapp, sama id line lo"  ucap lala datar

"Lo kasih?" Tanya rasya terkejut

"Ya ngga lah, gue tuh temen lo. Jelas tau lah sifat lo kek gimana. Bisa bisa lo gampar gue kalo gue kasih tuh permintaan reinan" ucap lala. Ya memang rasya tidak suka hal hal yang seperti disebukan lala tadi diberikan kepada seseorang tanpa izin dari rasya sendiri.

Sesaat kemudian bu nuning guru bahasa indonesia memasuki kelas dan seketika menjadi hening.

___________________

Minta dukungannya tolong  divote yaaa,,
Biar akunya tambah semangat berimajinasi untuk lanjutin ceritanya wkw

Oh yaa konflik belum dimulai yaa guys^_^






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrepomenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang