Aku mencoba membuat cerita ini sepolos mungkin but *sigh*
----
Forth menatap Beam yang tertidur lelap dikursi sebelahnya. Dia tersenyum melihat gelang miliknya melingkar di pergelangan tangan Beam. Sejujurnya dia ingin memberi lebih. Sebuah cincin. Agar semua orang tahu kalau Beam adalah miliknya tapi...
"Tidak saat ini" bisiknya sambil perlahan melepaskan sabuk pengaman Beam. Dia mengamati wajah tampan Beam. Kulitnya yang halus. Bulu matanya yang lentik. Hidungnya yang mancung dan alis matanya yang menakjubkan. Pesona Beam menghipnotisnya. Dia tidak keberatan jika harus duduk disini dan memandang Beam semalaman. Tapi Beam terlihat tidak nyaman.
"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan Kamu akan menjadi milikku. Segera" bisik Forth sambil perlahan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Beam. Dia turun dari mobil dan berjalan ke sisi Beam. Beam tidak terbangun bahkan ketika Forth mengangkat tubuhnya dengan kedua tangannya. Beam bahkan dengan santai merebahkan kepalanya ke dada Forth. Forth bisa merasakan gemuruh jantungnya yang berdetak dengan hebat. Beam terasa begitu pas ditangannya.
Perlahan Forth membawa Beam naik ke apartemennya. Membawanya masuk ke tempat tidur dan menyelimuti Beam. Forth menatap puas ketika Beam masih terlelap di tempat tidurnya. Forth berjongkok disamping tempat tidur Beam dan meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya. Ia menatap wajah tertidur Beam. Beam terlihat begitu damai. Seperti malaikat.
Forth mengutuk dirinya sendiri ketika mengingat pertemuan pertamanya dan Beam. Baginya siapapun saat itu tidak masalah. Dia seorang playboy. Dia tidur dengan siapapun. Sedangkan Beam bisa memilih siapapun. Pria yang lebih baik darinya. Tapi tidak, Beam malah memilih dirinya. Forth bahkan tidak butuh usaha keras untuk mendapatkan Beam malam itu.
"Jika saja Phi bisa mengulang waktu. Phi akan membuat pertemuan pertama kita lebih baik" bisiknya sambil menatap Beam lembut
"Mulai dari sekarang, Phi berjanji tidak akan membuatmu menyesal sudah memilih Phi" bisik Forth sebelum perlahan dia menempelkan bibirnya ke kening Beam lalu keluar dari kamar Beam.
*****
Bella mematung ditempatnya. Dia pulang lebih awal dari pestanya karena dia merasa bersalah pada Beam dan ingin merayakan pesta ulang tahun Beam bersamanya tapi ketika dia pulang, apartemennya terlihat sepi. Belum sempat dia menghidupkan lampu ruangan tamu, Bella dikejutkan oleh kedatangan Forth. Forth menggendong Beam dalam pelukannya. Bella tidak bermaksud menyembunyikan dirinya tapi Forth sendiri seperti tidak menyadari keberadaannya. Matanya hanya tertuju pada pria didalam dekapannya. Bella bergerak perlahan ke dapur. Tidak ingin terlihat oleh Forth.
Bella menahan nafasnya dan menatap bagaimana Forth berjalan perlahan masuk ke kamar Beam. Bella mematung ditempatnya untuk beberapa saat. Dia tidak mengerti bagaimana kakaknya bisa bersama Beam malam ini. Beam dan kakaknya bahkan tidak akrab. Dan kakaknya jelas mengatakan kalau dia akan kerja lembur malam ini. Bella memutar otaknya sangat keras. Bahkan lebih keras dibandingkan saat dia ujian masuk perguruan tinggi.
Bella terkejut saat mendengar kakaknya membuka pintu kamar Beam. Dia buru-buru menunduk dan bersembunyi dibalik lemari dapur. Bella bernafas lega ketika mendengar kakaknya masuk ke kamarnya.
"Ok Apa yang sebenarnya terjadi?!!!!!"
Semalaman Bella memikirkan segala kemungkinan yang terjadi diantara kakaknya dan Beam. Tapi dia hanya punya satu kesimpulan.
****
Bella hampir tersedak jusnya ketika dia melihat Beam duduk disampingnya. Bukan karena Beam, yang seperti biasanya, terlihat menakjubkan. Bella harus mengakui kalau calon tunangannya sangat tampan. Tapi yang membuatnya kaget adalah benda yang bertengger di tangan Beam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perseus dan Andromeda
FanfictionCerita tentang Forth sang Perseus yang mencoba menyelamatkan Beam si Tampan Andromeda dari ibunya Cassiopeia yang ambisius. Tapi bagaimana jika sang Andromeda tidak ingin diselamatkan? karakter milik chiffon cake. cerita ini tidak cocok untuk anak 2...