Aksi dan reaksi

2K 223 28
                                    

Bella hampir menyemburkan susu di mulutnya ketika dia melihat kakaknya dengan santai keluar dari kamar Beam, hanya dengan mengenakan celana kantornya. Kakaknya masuk ke kamarnya, dan tidak lama kemudian dia kembali keluar dengan celana trainning dan kaos tanpa lengannya. Bella menatap kakaknya tajam.

"Phi!" tunjuk Bella ketika Forth berjalan ke kulkas dan mengeluarkan bahan makanan "Apa yang Phi lakukan di kamarnya?!"

"Apapun yang kamu pikirkan" jawab Forth santai sambil mengeluarkan peralatan memasak. Bella terkejut dan menarik tangan Forth.

"Kamu tidak melakukan ini karena permintaanku bukan?!" tanya Bella kesal. Dia mungkin tidak ingin menikah dengan Beam tapi dia juga tidak ingin kakaknya mempermainkan Beam.

Forth menatap adiknya kesal "Apa aku seburuk itu dimatamu?" tanyanya

"Ehm..." jawab Bella sambil menggangguk. Forth berdecak dan menyentil kepala adiknya pelan

"aw" bela mengaduh dan mengusap kepalanya.

"Phi mungkin seorang yang brengsek dulu tapi dengan Beam, Phi serius" jawab Forth sambil menatap Bella. Bella menatap kakaknya. Mencoba mencari kebohongan di wajahnya. Bella merasa lega ketika dia melihat kakaknya menatapnya dengan wajah serius.

"Lalu, apa yang akan phi lakukan?" tanya Bella.

Forth kembali sibuk dengan bahan makanannya. Dia memanaskan air lalu kembali menatap Bella.

"Tidak perlu khawatir. Phi punya solusinya"

Bella menatap kakaknya lekat. Kakaknya terlihat percaya diri "Berjuanglah. Aku akan mendukungmu" ujarnya sambil menepuk bahu kakaknya.

Forth tersenyum. Dia mengusap kepala Bella lembut "Thanks"

****

Beam membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya. Dia mengerjapkan matanya sesaat sebelum akhirnya dia mengingat semua yang terjadi tadi malam. Beam duduk.

"Oh Tuhaaaaan!" erangnya sambil membuka selimutnya dan menatap tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai pakaianpun. Dia ingat bagaimana dia dan Forth pindah dari meja makan ke kamarnya. Forth tidak melepaskannya semalaman. Walau Forth sudah membersihkan tubuhnya tapi Beam tetap merasa lengket.

Dia turun dari tempat tidur secara terburu-buru dan berjalan ke kamar mandi dengan menyeret bed covernya. Dia memandang cermin dan menatap semua bekas yang Forth tinggalkan.

"Shit. Bagaimana menutupi ini semua!" erangnya sambil melihat lehernya yang penuh bekas dari Forth. Beam memerah dan mengigit bibir bawahnya.

"Jika Mae tahu, dia akan membunuhku" ujarnya sambil melemparkan bed cover ke keranjang kain kotor dan mandi.

****

Beam membuka pintu kamarnya perlahan, dia melihat ke sekeliling.

"Apa yang kamu lakukan?"

Beam terdiam ketika mendengar sebuah suara yang familiar. Ia memalingkan wajahnya perlahan. Dia menelan ludah ketika melihat Forth berdiri disebelahnya. Forth terlihat menakjubkan dengan kemeja biru dan dasi berwarna lebih gelap.

"Bella sudah pergi jadi kamu tidak perlu khawatir" ujar Forth sambil mengedipkan matanya. Beam bernafas lega dan berdiri tegak. Forth tersenyum tipis dan berjalan mendekat ke arah Beam. Beam menatap Forth panik. Dia bergerak mundur hingga punggungnya membentur pintu kamarnya. Forth tidak berhenti. Dia menjulurkan tangannya dan menyentuh pipi Beam.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya lembut.

Jantung Beam berdetak kencang setelah mendengar suara Forth dan merasakan sentuhannya.

Perseus dan AndromedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang