05. Kakeknya Reyhan

4 1 0
                                    

"Kau sungguh baik-baik saja?" Tanyaku pada Reyhan.

"Ya kau tak perlu khawatir. Yang penting kau selamat dari pencopet itu." Jawabnya tersenyum simpul.

"Terima kasih ya." Ucapku lirih.

Kami naik ke bus ingin menuju ke Malang. Perjalanan tetap berlanjut meski keadaan Reyhan masih tidak cukup baik.

Di dalam bus semuanya tertidur pulas. Aku melihat jalanan lewat kaca bus, menyadari bahwa kami salah naik bus. Karena di sekeliling jalanan banyak tulisan Ponorogo. Semua itu membuatku terkejut lalu membangunkan yang lain.

"Eh....ehh bangun deh!" Seruku.

"Apaan sih ngantuk nih. Capek banget." Jawab Farrel.

"Ish ini lihat dulu ada yang penting!" Pintaku membangunkan semua orang.

"Ada apaan sih?" Tanya Reyhan menyucek matanya.

"Nih lihat deh sepanjang jalan. Kayaknya kita salah masuk bus." Jawabku menunjuk ke arah jendela.

"Ouh iya! Astaga bagaimana ini!" Teriak Naya.

"Kita ada di Ponorogo?" Tanya heran Gilang.

"Ya ini kan bus menuju Ponorogo, nak." Ucap seorang wanita tua yang duduk di belakang Gilang.

"Ish ini semua pasti salahmy Farrel!" Seru Naya.

"Lhoo kok gw? Apa salah gw?" Tanya Farrel keheranan.

"Tadi di Yogyakarta nyasar gara-gara lu, sekarang juga pasti salah lu." Jawabnya kesal.

"Ya gak bisa gituh dong!" Seru Farrel yang jengkel.

"Udah deh jangan ribut mulu! Diam!" Pintaku dengan berteriak.

Kami turun dari bus saat sampai di terminal. Entah kemana kami mau pergi, di tengah jalan Farrel kekesalan.

"Agh...." gerutunya hendak menendang sebuang kaleng lalu kaleng itu mengenai kepala seorang laki-laki bertubuh kekar.

"Hey apa-apaan ini!" Teriak pria itu membalikkan badannya dan melihat ke arah kami.

Sontak kami melarikan diri dari pria itu yang megejar kami dengan amarah. Ini semu memang salah Farrel huh...

Masih berlari di kejar pria itu, di tengah jalan kami ingin menumpang di sebuah mobil bak. Kami naik satu persatu dengan tergesa-gesa.

Namun, aku sangat lelah hingga dan bisa naik ke dalam mobil. Aku terus berlari mengejar mobil tersebut dan yang lainnya mencoba membantuku.

Aju tak sanggup mengejar dan tertinggal. Tiba-tiba saja ada yang memabggilku. "Hei nona! Kau butuh tumpagan? Ayp naik!" Ajak seorang kakek-kakek paruh baya.

"Tapi kek......"

"Mau selamat dari pria itu tidak? Ayo cepat!" Ajak kekek itu.

Aku nebeng motor si kakek dengan terpaksa untuk menyelamatkan diri. Kakek itu mengebut motornya seperti di arena balapan. Tikung menikung jalan, seperti dia....wkwk. gg

Di pinggir jalan teman-temanku turun dari mobil bak.

"Trus gimana nih si Aletta?" Tanya Farrel khawatir.

Aku dan si kakek tiba di hadapan mereka dan mengejutkan mereka.
"Kau tak apa kan?" Tanya abangku dengan memegang pundakku.

"Iya gk apa-apa kok. Untung ada kakek ini." Jawabku

"Ya sudah, terima kasih ya kek. Ayo kita pergi!" Ucap Farrel.

"Hey tunggu! Apakah tak ada yang mengingatku? Termasuk keluargaku tak mengingatku?" Tanya kakek itu melepas helm nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adventure 100 day of GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang