02

1.5K 76 9
                                    

Jalanan di sebelah utara Ilsan terasa sangat sepi. Para pengguna jalan lebih memilih mengambil jalur lain dibandingkan melewati jalanan berbukit dan berkelok-kelok itu. Selain berbahaya, jalanan tersebut juga lebih sempit dibandingkan jalur lain. Sebuah motor berwarna hitam tengah melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang sepi. Dua orang berbaju hitam yang berada di atas motor itu terlihat fokus memperhatikan mobil putih yang melaju di depan mereka.

"Berapa waktu yang tersisa?" sang pengendara motor menaikan kaca helmet yang ia gunakan dan sedikit menolehkan kepalanya pada orang yang duduk di belakangnya.

"Tunggu dua menit lagi! Aku masih menyiapkan alatnya." Seseorang yang duduk di belakang menjawab sambil menyiapkan sebuah senapan di tangannya.

"Aku mungkin akan meleset. Jadi jangan terlalu banyak berharap padaku." Orang yang memegang senapan itu kembali menyahut.

"Katakan saja jika kau sudah siap." Sang pengemudi motor kembali menurunkan kaca helmetnya.

Sang pengemudi motor kemudian menambahkan kecepatannya untuk bisa mengejar mobil putih yang berjarak beberapa meter di depannya. Saat mobil putih itu mulai mendekati tikungan, pengemudi motor di belakangnya tiba-tiba berbalik arah dan menghentikan motornya di tengah jalan. Sementara itu, seseorang yang duduk dibelakang mengarahkan senapannya tepat ke arah mobil putih itu. Orang itu kemudian menarik pelatuk di senapannya dengan cepat dan tepat mengenai ban mobil putih tadi.

Mobil putih itu tiba-tiba oleng dan hilang kendali. Entah apa yang pengendara mobil itu lakukan, hingga mobil itu kemudian menabrak pembatas jalan dan terbalik. Sementara itu, dua orang yang duduk di atas motor tadi memperhatikan mobil yang tadi mereka ikuti berguling di badan jalan hingga akhirnya terpental dan terperosok ke jurang. Jejak ban mobil di badan jalan terlihat dengan jelas. Bahkan ada sedikit ceceran oli dan bahan bakar dari mobil itu. Dua orang pengendara motor itu kemudian turun dan berjalan ke arah terakhir kali mereka melihat mobil putih itu.

"Kau lambat sekali." Sang pengendara motor yang bertubuh tinggi melepas helmetnya dan menoleh pada orang yang berdiri di sampingnya.

"Sudah ku katakan aku tidak cocok dengan tugas ini." Orang yang tadi menembak juga melepas helmetnya dan menatap sang pengendara motor dengan tajam. Ia kemudian merapikan rambutnya setelah helmet itu dibuka.

"Seharusnya Audi yang melakukan misi ini denganmu." Orang itu kembali melanjutkan sambil melihat ke bawah, arah dimana mobil putih tadi terjatuh.

"Aku pasti melakukan itu jika dia ada bersama kita." Orang bertubuh tinggi menimpali sambil merapikan rambutnya. Menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Dengar Alro, kau--"

"Kalian harus segera pergi. Beberapa orang menuju ke tempat kalian, dan polisi juga akan segera kesana." Tiba-tiba suara samar terdengar melalui alat berwarna hitam yang terpasang di telinga keduanya.

Orang bertubuh tinggi langsung berbalik dan menuju motornya sambil mengenakan helmetnya kembali. Sementara itu, satu orang lainnya memasukan senapan yang telah ia gunakan ke dalam tas punggungnya dan berjalan ke arah motor hitam yang sudah menunggunya.

"Sebenarnya apa yang Audi pikirkan saat membuat senapan ini. Ck, otaknya benar-benar jenius." Orang itu bergumam sambil naik ke atas motor.

"Kenapa? Kau kagum?" sang pengendara motor mencibir orang yang duduk dibelakangnya.

"Ck, coba kau pikir! Bagaimana dia mampu menciptakan sebuah senapan dengan peluru yang mirip seperti paku. Sampai kapanpun orang-orang akan menganggap kejadian hari ini adalah kecelakaan karena pecah ban. Bukan karena tembakan." Orang itu menyahut sambil menurunkan kaca helmet yang sebelumnya terbuka.

Obsession 'Dark and Wild' [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang