06

664 35 5
                                    


.

.

.

.

Gangnam, 7 Mei 2015 pukul 16.00 waktu Korea

Seokjin tengah duduk di dalam mobil yang terparkir di kawasan rumah mewah wilayah Gangnam. Jok mobil yang di dudukinya sedikit di turunkan ke belakang, membuatnya dalam posisi nyaman dengan sebelah kaki dinaikkan ke atas roda kemudi. Alibi sebenarnya, ia melakukan hal itu agar tak ada yang bisa melihatnya dari luar jendela mobil. Sejak setengah jam yang lalu, Seokjin duduk diam mengawasi rumah elit tak jauh dari mobilnya terparkir. Satu porsi tangsuyuk pedas dan dua porsi sosis goreng pedas tersimpan di jok sebelah. Seokjin kemudian mengambil tangsuyuknya dengan tangan kiri. Mendongak dan menatap spion depan mobilnya kemudian mendengus.

"Jadi... sampai kapan aku harus menunggu?" Seokjin mengucapkan pertanyaannya setelah menyuapkan satu potong tangsuyuk ke dalam mulutnya.

Suara tawa terdengar samar tak lama kemudian.

"Maaf Hyung, kau harus bersabar sebentar lagi." Suara itu kemudian menyahut.

"Martin, harusnya kau berikan saja jadwal dokter itu padaku. Jadi aku tidak harus membuang waktuku dengan sia-sia begini." Seokjin membalas dengan sinis. Ia masih memandang kaca spion depan sambil memakan tangsuyuknya.

"Ini sebuah misi. Kau harus bergerak perlahan untuk menangkap targetmu di waktu yang tepat." Martin kembali menyahut.

"Diam kau," Seokjin masih membalas dengan ketus.

Sebenarnya tidak ada ruginya kau bekerja dengan Kim Namjoon, atau lebih dikenal dengan nama Aston Martin. Ia jenius dan bisa diandalkan. Seokjin akui itu. Bahkan sampai hari ini pun, Seokjin masih memikirkan bagaimana cara Namjoon memasang kamera yang ditanamkan pada spion mobilnya. Namjoon bisa mengawasi pergerakannya dengan detail. Bahkan ada beberapa kamera di mobil Seokjin, Jaehyun, ataupun rekan mereka Audi yang saat ini sedang tinggal dengan konglomerat tampan. Sialan, Seokjin akan mulai sedikit emosi jika mengingat ini. Kalau saja Audi ada bersama mereka, ia tidak perlu melakukan misi seperti ini. Audi akan lebih bisa diandalkan daripada dirinya. Dan lagi, Seokjin tidak suka misi lapangan seperti ini.

"Katakan saja padaku jika harus memulainya." Seokjin memilih untuk tak menatap spion di atasnya.

Ia jelas tahu jika Martin saat ini pasti mengawasinya. Sejak awal, dirinya dan juga teman-temannya yang lain selalu di awasi oleh Martin. Hah, polisi atau bahkan detektif hebat Korea mengatakan bahwa King David adalah codename dari pimpinan mereka. Artinya Jaehyun adalah buronan utama dari kelompok mereka saat ini. Seokjin tertawa saat mengingat hal itu.

"Jadi... Hal lucu apa yang terpikirkan olehmu hingga bisa tertawa begitu?" suara Martin kembali terdengar oleh Seokjin.

"Hey Namjoon... Aku hanya menertawakan tingkah para polisi dan peliharaan mereka." Seokjin menyimpan kembali tangsuyuknya yang tersisa setengah.

"Buronan mereka adalah Jaehyun yang sebenarnya bonekamu 'kan? Aku, Jungkook, dan Jaehyun adalah buronan polisi nomor satu di Korea. Tapi, mereka tidak bisa memecahkan atau menyelidiki bahwa kaulah dalang dibalik semua pemberontakkan kita." Seokjin menggelengkan kepalanya pelan.

"Setiap aku mengingatnya, aku selalu tertawa. Lawakan dan tingkah mereka sangat menghibur." lanjut Seokjin.

"Tapi polisi harus berterima kasih pada kita karena telah membantu mereka melenyapkan para sampah yang lain." Namjoon menjawab dengan tenang.

"Kita selalu beberapa langkah di depan mereka. Sampai kapanpun, aku jamin bahwa kelompok kita tidak akan pernah bisa mereka lacak."

"Wah, kau terdengar sangat percaya diri." Seokjin menyahut cepat.

Obsession 'Dark and Wild' [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang