"Vanesha cepetan!!!" Teriak Nissa dari bawah sana.
"Iya ma! Vanesha lagi adain acara perpisahan." Teriak Vanesha dari lantai atas.
Gadis berbalut kemeja pink dan juga celana jeans hitamnya itu memeluk satu persatu boneka kesayangannya "maafin Nesha yah, Nesha cuman dibolehin ama papi bawah satu boneka aja." Ucap Vanesha sambil menatap beberapa deretan boneka kesayangannya.
"Vanesha ngga bakal nambah teman baru kok! Kalian semua itu teman Nesha, dari kecil hingga sekarang Nesha sayang kalian." Ucap Vanesha.
Gadis itu menatap sekeliling kamarnya, ia menghela napas "Nesha bakal rindu ama kalian semua." Ucap Vanesha.
Vanesha mulai turun dari ranjangnya dengan boneka lumba-lumba yang berada di tangannya. Ia berjalan menuju kearah pintu kamarnya dan setelahnya menutup pintu tersebut dengan diiringi helahan napas berat.
^^^^
Vanesha menatap beberapa deretan pohon pinus yang menjulang tinggi,perjalanannya dari jakarta ke-kampung Omahnya memakan waktu 2 jam lebih lamanya.
Dringg
Suara notifikasi masuk dari ponsel berlogo apel setengah digigit itu. Vanesha menatap nama seseorang yang saat ini tertera dilayar ponselnya.
Glen Is Mine
Vanesha menaruh ponselnya disampingnya,saat ini gadis itu sedang malas membalas chat dari siapapun.
Dringgg
Lagi,suara notifikasi masuk kembali mulai terdengar,suara itu terus menerus berbunyi membuat isi mobil yang tadinya sunyi kini mulai terisi dengan bunyi notifikasi masuk dari ponsel Vanesha.
Nissa yang melihat itu dari dalam kaca mobil hanya menggelengkan kepalanya pelan "ngga mau dicek? Siapa tau dari Glen?" Ucap Nissa.
Vanesha menatap maminya itu sekilas "sekalipun dari presiden Vanesha ngga bakal buka." Ucap Vanesha dengan tatapan yang hanya fokus menatap pohon-pohon dari dalam mobil.
Nissa menghela napas "saran mami mendingan kamu buka,kasian pasti Glen disana khawatir sama kamu." Ucap Nissa.
"Khawatir? Yang ada kepo." Ucap Vanesha.
Andre yang hanya diam mendengar istri dan anaknya saling berargumen itu akhirnya terkekeh ketika mendengar kalimat ynag dikeluarkan oleh putrinya itu.
"Kalo sama Omah,kamu bakal belajar banyak! Kalo di kota ngga ada seru-serunya udaranya juga ngga baik, kalo di kampung udaranya masih sejuk." Ucap Andre.
Vanesha menatap papinya "iya! Udaranya sejuk tapi banyak kecoak,hewan-hewan menjijikkan lainnya." Ucap Vanesha.
Andre menghela napas "kan,kan! Kamu kebanyakan bergaul sama orang kota! Kamu ngga ingat? Dulu waktu kecil yang paling susah diajak pulang kekota itu kamu! Alasannya selalu bilang 'dikota bauk' yakan ma?" Ucap Andre sambil terkekeh dengan diikuti kekehan Nissa.
"Iya! Terus tuh dulu Nesha pernah ngejar bebeknya kang mamat ampe kejebur diselokan yakan pa?" Ucap Nissa sambil tertawa terbahak-bahak mengingat betapa kotornya putrinya waktu itu.
Vanesha mendengus kasar "ngga ada lucunya." Ucap Vanesha.
"Terus mami ingat ngga? Pas Vanesha dan sapa sudah tuh temanya Vanesha waktu kecil?" Tanya Andre.
Nissa mengerutkan keningnya "Pipit?" Ucap Nissa.
"Bukan! Yang cowok? Yang pernah bikin kening Vanesha benjol gegara dilemparin bola." Ucap Andre memperjelas.
Nissa tampak bingung,wanita paruh baya itu nampak mengetuk-etuk keningnya "mami udah ngga ingat ama naman---"
"Langit." Sela Vanesha,gadis itu melotot dan dengan sigap langsung menutup mulutnya sambil kembali menatap keluar jendela.
Nissa dan Andre menatap putrinya dari kaca dalam mobil "kamu masih ingat namanya yah?" Ucap Andre dengan nada menggodanya.
"Langit anaknya pak Bagas? Yang selalu suka bikin Vanesha nangis itu pa?" Tanya Nissa.
Andre mengangguk "iya,ma." Ucap Andre.
"Ih ngapain ceritain tuh anak! Eneg Nesha dengernya." Ucap Vanesha.
Andre terkekeh pelan "iya! Kata pak Bagas Langit tuh udah beda dengan yang dulu, pas kamu udah ngga pernah kekampung lagi Langit selalu nanya gini sama pak Bagas 'pa? Nesha marah yah sama Langit gegara selalu langit bikin nangis? Makanya ngga mau balik-balik lagi.'" Ucap Andre.
Nissa menggelengkan kepalanya "Nes, Langit rindu kamu loh." Gombal Nissa.
Vanesha membuat raut wajah jijiknya "Nesha ngga tuh." Ucap Vanesha bodoamat.
"Oiya papi lupa bilangin kekamu mulai besok kamu satu sekolah ama Langit." Ucap Andre.
Dan seperdetik itupun raut wajah Vanesha berubah 180 derajat. Bertemu dengan anak cowok yang pernah membuat masa kecilnya penuh dengan tangis kini ia harus lagi dipertemukan kembali dengan Langit Syaputra.
^^^^
Moga suka ama Chapter in:))
Komen lah;))
Author butuh suport dari kalian💜Jangan lupa Vote yah😊
Follow Author juga penting:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Langitnya VANESHA
Teen FictionPutri Vanesha Alantlas,gadis yang dulunya sangat menyukai semua yang mengenai perkampungan hingga ketika ia menginjaki kedewasaannya ia mulai sangat membenci semua yang mengenai perkampungan. Pergaulannya dikota membuat Vanesha mulai melewati batas...