Bab 3. Langit Syaputra

60 12 6
                                    

"Lang!!!" Ucap Dinda mama Langit.

"Langiiiitttt." Teriak Dinda sambil menggoyang-goyangkan tubuh putranya itu.

Langit membuka matanya,beberapa kali ia berkedip berusaha menyamakan penglihatannya dengan sinar matahari yang masuk dari dalam kamarnya.

"Ma! Langit masih ngantuk." Ucap langit sambil mengambil bantal guling empuk kesayangannya.

Dinda menggeleng tak percaya dengan tingkah putranya yang masih sama saja "Vanesha katanya mau kemari!!" Ucap Dinda.

Langit yang awalnya bodoamat seketika langsung membuka matanya dan bangun dari tidurnya,ia menatap mamanya "seriusan? Mama ngga bohongkan?" Ucap Langit.

Dinda mengangguk "masa iya mama bohong. Man----"

"Langit otw mandi!!" Sela langit sambil bangun dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar menuju kamar mandinya yang berada didapur.

Dinda terkekeh pelan "ada-ada aja." Ucap Dinda dan setelahnya mengatur kamar putranya yang masih berantakan itu.

^^^^

Pemuda dengan balutan baju abu-abu polosnya itu duduk di pondok bambu depan rumahnya,tatapannya tak pernah lepas dari jalan di hadapannya.

"Eeh ada Langit,ngapain disitu?" Ucap Clara salah satu gadis kampungnya yang menyukainya.

Langit yang disebut namanya tersenyum ramah "lagi nungguin teman lama." Ucap Langit.

Clara mengangguk-angguk "boleh numpang duduk?" Tanya Clara sambil tersenyum membuat lesung indahnya terliahat.

Langit yang sudah terkenal dengan keramahannya mengangguk mengizinkan "silahkan." Ucap Langit.

Clara tersenyum dan langsung saja duduk disamping Langit "Lang! Kamu kenapa bisa tampan yah?!" Ucap Clara tak lepas menatap ciptaan tuhan disampingnya itu.

Langit menganggaruk tengkuk lehernya ketika mendengar ucapan Clara disampingna,karena juga merasa risih dengan tatapan Clara yang terus menerus menatapnya akhirnya ia berdiri dari duduknya "maaf yah, aku mau kerumah dulu bantuin bapak." Pamit Langit setelahnya berjalan menuju rumahnya.

Clara menatap sebal Langit,kenapa pemuda itu tak pernah peka dengan semua kode yang selalu ia berikan.

Gadis belesung itu menghela napas,ia berdiri dari duduknya dan melanjutkan jalannya menuju rumah Gladis sahabatnya.

Langit yang mengintip dari jendela rumah menghela napas ketika melihat Clara mulai menjauh dari perkarangan rumahnya.

Ia bergegas kembali,duduk dipondok bambu sambil menatap jalan. Menunggu teman kecilnya datang.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh tanda bahwa ia sudah duduk dan menunggu Vanesha selama tiga jam lebih lamanya.

"Kayaknya mama bohongin Langit lagi nih." Ucap langit.

Pemuda itu berdiri dari duduknya menghela napas dan berjalan lesuh menuju rumahnya.

Dinda yang melihat wajah putranya yang ditekuk mengerutkan keningnya "kamu kenapa?" Tanya Dinda.

Langit duduk dikursi dapur "mama bohongin Langit." Itu pernyataan bukan pertanyaan.

Dinda malah semakin mengerutkan keningnya "bohongin?" Tanya Dinda bingung.

Langit mengangguk, pemuda ber-iris mata coklat gelap itu menatap lekat air yang sudah berada didalam cerek.

"Ma,Langit rindu." Ucap Langit jujur. Pemuda itu masih terus menatap air yang berada didalam cerek.

Dinda menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan putrannya "rindu yah datangin." Ucap Dinda.

Langit menatap wanita paruh baya dihadapannya "Vaneshanya belum ada ma." Ucap Langit.

Dinda mengedikkan bahunya "yaudah kamu bantuin mama masak aja." Ujar Dinda.

Langit memanyungkan bibirnya "Langit tuh badmood ma, ngga ada semangat hidup." Ucap Langit dan beralih kembali menatap air yang berada didalam cerek.

Dinda terkekeh geli ketika mendengar ucapan putranya itu "bunda tuh curiga sama kamu," ucap Dinda dan langsung membuat Langit menatap mamanya itu dengan kening yang berkerut.

"Curiga?" Tanya Langit.

Dinda mengangguk "iya curiga. Kamu bilang rindu sama Vanesha,mama jadi curiga kalo kamu suka sama Vanesha." Ucap Dinda.

Langit terdiam,ia menatap mamanya datar "suka apaan sih! Langit tuh cuman rindu aja ngga lebih." Ucap Langit entah kenapa dia mulai malas membahas Vanesha.

Dinda tersenyum "rindu itu awal dari timbulnya cinta." Ucap Dinda dan pergi melanjutkan tugasnya sebagai Ibu Rumah Tangga.

Langit terdiam pemuda ber-iris mata coklat gelap itu mencerna baik-baik ucapan mamanya barusan.

Cinta? Akh entah kenapa----

Langit menyukai kata berhuruf lima itu.

^^^^

Langit Syaputra💕Pemuda ber-iris mata coklat gelap❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit Syaputra💕
Pemuda ber-iris mata coklat gelap❤

Vote dan komennya jangan lupa yah:')

Moga aja suka ama Chpter ketiga ini💙

Langitnya VANESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang