🦄Pindah

1.7K 62 5
                                    

Disini lah dia sekarang. Kontrakan sederhana yang hanya sepetak. Tinggal berdua dengan sang ibu.

"Indy akan bawa mama pulang tapi sebelum itu, mereka harus angkat kaki dari rumah itu"

***

"Indy ambil kopernya.. abis itu istirahat. Kamu harus bangun pagi besok" Perintah Sarah - Mama Nindya.

"Iya Ma.. tapi Indy gak langsung istirahat yah.. Indy bantu mama dulu beresin kontrakan ini" jawab Indy kemudian dibalas anggukan oleh mamanya.

Untung Nindya bawa mobil, jadi bisa gampang bawa barang-barangnya.

Selesai membereskan semuanya. Nindya beranjak menghampiri mamanya yang sedang istirahat di kamar.

"Maafin Indy yah mah.. gara-gara Indy, kita jadi ninggalin rumah dari kakek. Gara-gara Indy mama jadi sedih" Kata Nindya tapi dengan ekspresi biasa saja agar dia tidak kelihatan bersedih.

Nindya tidak ingin kelihatan sedih dihadapan mamanya. Karena itu bisa saja membuat mamanya jadi ikut sedih.

"Gapapa sayang.. yang paling penting sekarang Indy masih sama mama.. walau di kontrakan sederhana ini" jawab Sarah dengan tersenyum.

Nindya menganggukkan kepalanya lalu memeluk ibunya.

"Indy janji bakal pertahanin rumah dari kakek" jawab Nindya kemudian melepaskan pelukannya dan dibalas anggukan kecil dari mamanya.

"Ma.. Indy ijin keluar dulu yah.. mau beli bahan makanan di warung depan" Pamit Nindya ke mamanya.

"Hati-hati sayang" jawab Sarah memperingati.

Nindya mengangguk kemudian keluar dari kontrakannya.

***

Nindya terus melangkahkan kakinya menuju warung yang terletak tak jauh dari rumahnya.

Namun dari kejauhan Nindya dapat melihat ada dua orang bertubuh besar yang meminta uang pada pemilik warung, kelihatannya mereka itu preman di sekitaran sini.

Walau sedikit takut, Nindya tetap melangkahkan kakinya menuju warung itu. Dia merasa kasihan dengan seorang wanita paruh baya pemilik warung itu.

"Bu mo beli beras sama bumbu masakannya, sama gas elpiji juga yah bu" Jawab Nindya ke wanita paruh baya di hadapannya.

Ibu penjaga warung itupun segera membungkuskan pesanan Nindya. Namun saat Nindya menyodorkan uang lima puluh ribu, salah satu dari preman tadi langsung merebut uang dari tangan Nindya membuat Nindya langsung mengalihkan pandangannya sembilan puluh derajat ke arah preman itu dengan tatapan membunuh.

"Kembalikan uangnya"perintah Nindya dengan datar.

"Eh! Bocah gak usah ikut campur! Pulang sono lu" jawab salah satu preman.

"Masih bocah sok berani, pulang aja lu sono. Ini bukan urusan bocah" kata preman yang lain.

"Gak, lu gak ada hak dong ngambil uang gue. Lagian kan gue ngasih uangnya ke ibu ini.. bukan ke Lo! Kembaliin uangnya!" Jawab Nindya dengan tatapan yang tajam.

"Udahlah gak usah di ladeni anak labil kayak gini, ayok lah cabut" Kata salah satu dari preman kemudian bergegas pergi dari warung itu.

Amarah Nindya yang sedari tadi dia tahan pun tak dapat ia tahan lagi. Ia menatap preman itu dengan tatapan berapi-api.

"HEH PREMAN TUA!! GAK KENAL UMUR LO? UDAH TUA JUGA!! BUKANNYA PIKIRIN AMAL MALAH BUAT DOSA!! MAU MATI KONYOL LU?!!" Teriak Nindya dengan emosi yang bergejolak.

Karena merasa tersinggung, salah satu dari preman itu menjambak rambut nindya dengan sangat keras.

Nindya tetap menahan dan menggigit bibir bagian bawahnya agar tidak meringis kesakitan.

TOMBOY GIRL (and) STRANGE COOL BOY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang