3. Pacar

602 39 2
                                    

Saat berada di perjalanan, Seina hanya diam, kejadian tadi terus terputar di otaknya bagai kaset rusak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat berada di perjalanan, Seina hanya diam, kejadian tadi terus terputar di otaknya bagai kaset rusak.

"Diem aja neng, awas kesambet loh"

Tanpa berteriak pun Seina dapat mendengar apa yang dikatakan Gerald. Pasalnya pemuda tersebut mengendarai motornya dengan kecepatan yang sama sekali tidak cepat.

Sengaja, mengulur waktu agar dapat bersama dengan Seina lebih lama. Meskipun Gerald sedikit ngeri berdekatan dengan 'keponakan Jackie Chan', sebutan yang diberikan pada Seina karena mahir dalam hal bela diri.

Pemuda tersebut tak akan menyia-nyiakan kesempatan, peluang untuk berboncengan  dengan gadis yang dinobatkan sebagai wanita tercantik di sekolahnya setelah Bu Yoona tentunya, tak akan ia dapatkan jika bukan sekarang. Naluri playboynya meletup-letup saat melihat wanita cantik. Dasar bajingan.

"Anjing cogan dikacangin"

Seina masih tak menanggapi Gerald, sementara pemuda tersebut terus mengoceh tentang segala hal. Terkadang juga mengumpat lantaran klakson dari pengendara lain yang membuatnya kaget.

*Tinnnnn*

"AYAM EH AYAM! Ah bangsat ngagetin aja!"

"Heh mulutnya"

"Kenapa mulut gua? Enak ya? Apa? Mau minta cium lagi?"

Sialan.

Seina langsung mencibir, dari semua orang gila yang pernah ia jumpai di bumi, Gerald adalah sosok manusia paling tidak waras menurutnya.

"Blok apa lo?" Tanya Gerald saat motornya sudah mulai memasuki kawasan perumahan Cempaka Putih.

"W nomer 1"  Jawab gadis Oh singkat.

"Sumpah lo? Rumah gue juga blok W, nomer 2 lagi. Ah siap. Ga salah daddy ngajak pindah kesini, lumayan punya tetangga cewe cantik"

Entah kesialan mana lagi yang akan ia dapatkan setelah mengetahui fakta bahwa tetangga barunya yang baru pindah kemarin adalah keluarga dari pemuda gila yang tengah memboncengnya sekarang ini.

Gerald menghentikan motor ducatinya di depan gerbang berwarna hitam yang tak lain adalah gerbang rumah Seina.

Perlahan dia menurunkan Seina dengan hati-hati, seakan tak mau gadis tersebut terluka barang seujung jari.

Kemudian dia menekan bel beberapa kali. Setelah itu muncul lah sosok parubaya yang terlihat sedikit berantakan karena tergesa-gesa.

"Mbak Sei?" Sapanya.

"Iya, Bi"

"Tadi Mas Sean sama nyonya bingung nyariin, kenapa belum pulang jam segini. Katanya Mbak Seina ga bisa dihubungin" Jelas wanita tersebut dengan logat Jawa yang kental.

"Ehehe iya, Bi. Handphone Sei mati"

"Mas ganteng ini siapa?" Tanya Bi Lami.

"Pacarnya Seina, Bi" Jawab Gerald enteng, sontak Seina langsung mencubit perutnya.

Ketahuilah itu refleks!

"Aw! Sakit yang!"

"Ada siapa, Bi? Sei udah pulang?" Saut seorang wanita berparas mirip Seina. Dapat dipastikan jika wanita tersebut merupakan ibu dari Seina.

"Ini ada Mbak Seina sama Mas pacar"

Wanita tadi langsung menatap horor Seina, penyebab dari kekhawatirannya akhirnya datang juga. Sementara padangannya berubah saat melihat Gerald. Senyum manis tercetak di bibir tipisnya yang dipoles dengan lipcream berwarna merah darah.

"Pacarnya Seina?" Tanya wanita tersebut. Belum sempat Seina menyangkal, Gerald lebih dahulu bersuara.

"Iya. Saya Geraldine, ..." Gerald menggantung ucapannya karena tak tahu harus memanggilnya dengan sebutan apa. Sementara Seina hanya merotasikan matanya.

"Panggil bunda aja. Saya ibunya Seina" Jelas wanita tersebut.

Gerald tercengang saat itu juga. Pasalnya kecantikan wanita tersebut tak lekang dimakan usia, meski sudah memiliki anak remaja.

"Ah, iya bunda" Tukas Gerald dengan senyum merekah.

"Habis dari kencan ya?"

"Apaan sih, Bun?! Orang aku abis dari perpustakaan terus jatoh karena lihat—" Gerald langsung membungkam mulut Seina dengan tangannya.

"Iya, tadi kita habis belajar bareng di perpustakaan. Ga kerasa ternyata udah gelap. Terus Seina katanya liat hantu, akhirnya dia lari dan jatuh. Sekarang kakinya jadi luka, tapi tadi udah diobatin kok" 

Gerald menjelaskan dengan lancar sehingga Bunda Seina sama sekali tidak curiga oleh apa yang pemuda tersebut ceritakan.

"Walah. Lagian Seina jatuhkan emang udah salah dia ngapain lari-lari, emang Seina itu ceroboh, Ger. Makasih ya udah ngobatin Seina" titah sang ibunda.

"Maaf ya bunda karena pulang telat" Kata pemuda Lai dengan tampang tidak enak.

"Gapapa, tapi lain kali kabari dulu ya kalau mau pulang telat, yang di rumah bingung soalnya anak gadis masih belum pulang dan ga ada kabar"

"Siap hehe"

"Masuk dulu yuk! Bi, tolong buatin minum buat Gerald" Ajak Nyonya Oh.

Seina berusah melepas tangan Gerald yang membungkam bibirnya. Akhirnya gadis tersebut menggigit tangan Gerald.
"Eh, gausa repot-repot bunda—AW!"

"Seina! Bringas banget sih kamu jadi cewek! Masa tangan Gerald kamu gigit"

"Ih bunda tuh yang apaan? Orang dia bukan pacar Seina! Udah biarin aja dia pulang. Noh rumahnya" Seina menunjuk rumah yang berada tepat di sebelah kiri rumahnya.

"Jadi kamu anaknya Pak Henry?" Tanya Nyonya Oh antusias.

"Iya" Jawab Gerald sambil menggaruk tengkuknya.

"ADUH! DIA TETANGGA CAKEP YANG BUNDA CERITAIN SAYANG! Ah ternyata calon mantu. Pantesan kaya familiar gitu mukanya"  pekik wanita berkepala tiga tersebut dengan cengiran yang khas.

"Ah udah ah. Mendingan kita masuk, Bun. Dan lo balik sono ke habitat lo!"

"Dek! Kamu ini kasar banget sama pacar sendiri. Masa diusir"

"Ih dibilangin dia bukan pacar Adek!"

"Maaf ya Gerald" Tutur Nyonya Oh.

"Gapapa bunda, dia emang masih malu-malu"

"Iya, Seina mah gengsian padahal ke bundanya sendiri masa masih malu"

"Ah udah deh sana lo pulang!"

"Makasih ya Gerald, jangan sungkan-sungkan kalau mau mampir"

"Iya bunda"

Seina berusaha mendorong-dorong Bundanya untuk masuk dan menutup pintu gerbang. Tapi sebelum benar-benar tertutup rapat, kepalanya menyembul sebentar.

"Fuck you" ucapnya sambil mengacungkan jari tengah.

"Love you too" Jawab sang pemuda sambil tersenyum cerah, membuat matanya menjadi bulan sabit dan lesung pipinya nampak sangat manis.



"Love you too" Jawab sang pemuda sambil tersenyum cerah, membuat matanya menjadi bulan sabit dan lesung pipinya nampak sangat manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
「 𝐛𝐚𝐝𝐦𝐚𝐧 -  𝐥𝐚𝐢 𝐠𝐮𝐚𝐧𝐥𝐢𝐧 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang