2 (Dua)

34 7 2
                                    

       Hari ini semua relawan mahasiswa ucl berkumpul, tak terduga tahun ini jumlah relawan baru meningkat drastis,,
Rapat dimulai dengan agenda perkenalan Anggota baru, Satu persatu mulai memperkenalkan diri,,
Tepat saat Mario memperkenalkan diri, para gadis gadis itu bertepuk tangan ria bahkan tak segan2 ada yang menanyai apakah Mario sudah punya pacar atau belum,,, Apakah Mario mau jadi pacarnya dan lebih parahnya ada yang langsung mengajaknya berkencan.
       
Tata POV

" Owh ternyata inilah alasan mengapa jumlah relawan meningkat drastis?? Karena ada pria ini" batinku dalam hati sambil mengamati wajah cowok bernama Mario ini...
Satu kata terlintas dalam benakku
"Tampan dan memesona"

Tanpa sadar aku mengamatinya secara mendalam,, Tepukan dari Claudia menyadarkan ku dari hayalanku, buru2 aku membaca istighfar atas hayalanku tadi, tidak seharusnya aku menatap pria secara mendalam seperti tadi, apalagi dia bukan mahramku.. Maafkan aku ya Allah

    Claudia pun mengejekku "hahaha ternyata seorang Abatatsa bisa kagum juga kalau lihat cowok tampan dan keren"

Akupun hanya menghiraukan leluconnya barusan, karena sudah terbiasa akan comblangannya yang ngawur itu. Meskipun memang benar adanya kalau aku tadi sempat kagum akan pria bernama Mario ini.

   Setelah perkenalan itu selesai rapat dilanjutkan dengan agenda kerja selama satu tahun mendatang, aku sangat antusias akan rapat ini karena mungkin beberapa waktu lagi aku akan lulus dan kembali lagi ke Indonesia.

   Setelah tiga jam lamanya akhirnya aku dapat merenggangkan otot2ku kembali, cukup melelahkan membahas agenda kerja tadi.

  Hari sudah berangsur petang, Kulirik arloji yang bertengger di tangan kananku sudah saatnya menunaikan ibadah sholat magrib, lalu aku segera bergegas menuju musholla kampusku. Ku akui di negara ini memang mayoritas penduduknya bukan seorang muslim maka akan cukup sulit untuk  mencari musholla atau masjid di jalan nanti. Maka dari itu aku memilih musholla dikampusku untuk menunaikan ibadah, tak cukup luas tapi aku bersyukur setidaknya di kampus ini ada musholla walaupun yang muslim hanya beberapa orang saja.

            Setelah sholat magrib aku menyempatkan bertadarus sebentar, sambil merefresh hafalanku. Tak tersadar sudah pukul 7.33 pm.
Setelah Sholat isya aku langsung bergegas pulang, sudah satu jam lamanya tak ada bus atau taxi yang lewat, tak banyak pula orang 2 berlalu lalang seperti biasanya mungkin karena salju mulai turun agak lebat.

    Hari semakin malam, ditambah salju yang mulai menggunung membuatku kedinginan tak karuan, lalu kuputuskan untuk jalan kaki saja memang cukup jauh si tapi daripada aku kemalaman dan dengan jalan sepi seperti ini membuatku tambah takut.

Dari seberang sana kuamati ada dua orang laki2 berbadan besar, ditangannya ada sebotol minuman yang ku yakini itu minuman beralkohol menatapku intens. Dia berjalan menuju kearahku, ketakutan mulai menyelimuti ku semakin kupercepat langkahku bahkan aku sampai berlari.
  
    Tapi langkah lelaki itu sangat cepat sehingga dia berhasil mengejar ku.
" What are you doing nona? You look so beautiful. Can I kiss you??" Ucap salah satu laki2 tsb

" Let's go with us, aku akan menghangatkan mu , memanjakanmu, dan memuaskan mu. Mari kita menghabiskan malam ini bersama" timpal laki2 yang satunya lagi.

Badanku gemetar, tubuhku kaku, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku berusaha lari tapi dua laki2 itu bisa menghadang ku lagi. Aku berteriak minta tolong namun tak ada satu orang pun disini.
"Ya Allah hamba mohon pertolongan mu, lindungi hamba dari kejahatan ini" doaku dalam hati berharap Allah segera menurunkan pahlawan untukku.

     Dari arah seberang aku melihat ada mobil yang melintas, aku segera menjerit meminta tolong. Kedua laki2 itu panik lalu salah satunya membekap mulutku dengan tangannya dan yang satunya lagi menarikku paksa. Aku terus menangis berharap akan segera dapat pertolongan.

"Bugh bugh bugh"
Kedua laki2 itu tersungkur, lalu dengan cepat tanganku ditarik seseorang untuk melarikan diri. Kami langsung masuk ke mobil dan segera dia meninggalkan tempat itu.
Dia... Pria ini.... 

Mario POV

        Sepulang kampus aku mampir ke club seperti biasa. Karena salju semakin lebat kuputuskan untuk segera pulang.

Jalanan yang biasanya jam segini masih ramai mendadak berubah sangat sepi mungkin karena salju ini jadi mereka malas untuk keluar.

Tanpa sengaja aku melihat ke seberang jalan sana, terlihat ada orang bertengkar. Awalnya aku acuhkan keberadaan nya, tetapi aku melihat disana ada seorang wanita sedang teriak2 minta tolong kuperhatikan  ternyata memang benar ada seseorang yang meminta tolong disana, wanita itu...

    Wanita itu ditarik paksa dengan kejam, lalu aku segera berlari ke jalan sebrang tempat wanita itu berada.

"Bugh Bugh Bugh"

Tiga tinju aku layangkan pada kedua laki2 itu, lalu segera kutarik wanita itu untuk mengaburkan diri. Bukan berarti aku pecundang yang tak mampu menghadapi dua laki2 tsb, hanya saja aku malas saja meladeninya yang terlintas di benakku Hanya keselamatan wanita itu.

     Segera aku masuk kedalam mobil dan dalam hitungan detik sudah menjauh dari tempat itu.

Wanita ini, wanita yang membuat hatiku berdesir saat bertemu pertama kali. Wajahnya yang manis, tutur kata yang lembut membuatku kagum pada saat pertama bertemu dan lebih lagi suaranya juga indah.

Dia masih menangis dan sesenggukan didalam bangku sampingku. Aku iba padanya ingin aku rengkuh dia kedalam pelukanku, dan mengatakan tidak apa2 lalu kucium keningnya, bukan bermaksud apa2 aku hanya ingin menenangkan nya. Tapi aku tahu dia seorang muslim mana mungkin mau aku peluk apalagi aku cium segala sebelum menikah.(modus Lo mar 😂😂) 

Dia berhenti menangis lalu dengan samar dia berkata
" Berhenti, turunkan aku disini saja. Terima kasih"
Tentu saja kutolak mentah2 permintaan nya.

"Apa dengan kamu turun disini kejadian seperti tadi tidak dapat terulang lagi?? Masih punya keberanian?? Beruntung aku tadi lewat dan menolong mu jika tidak bayangkan saja apa yang akan terjadi selanjutnya." Jawabku dengan nada datar.

"Akan ku antar sampai rumahmu, bukankah kau teman kampusku?" Timpal ku lagi.

"Terima kasih, tapi aku tidak ingin merepotkanmu" jawabny dengan lembut.

"Kau seorang muslim bukan?? Apakah di agamamu tidak diajarkan sopan santun?? Aku disampingmu bukan ada dibawahmu, kenapa kau tidak melihatku saat aku berbicara" ucapku sarkastik. Aku hanya sebal saja dari tadi aku bicara tapi dia tidak pernah melihat kearah ku.

"Tidak seharusnya aku memandang lawan jenis jika sedekat ini, karena kamu bukan mahramku. Islam mengajarkan segala kebaikan termasuk juga sopan santun. "
"Baiklah turunkan aku di let's caffe depan sana, apartemen ku tak jauh dari sana." Tambahnya lagi.

"Baiklah"
Lalu aku berhenti di tempat yang ia maksud,

"Terima kasih atas pertolongan dan tumpangannya"
Setelah mengucapkan itu dia keluar dari mobilku... Belum juga aku sempat bertanya siapa namanya....
Dasar wanita misterius umpatku dalam hati...






Hai hai ketemu lagi sama author abal2 kaya aku 😂😂 ceritanya emang amburadul. Tapi aku akan berusaha lebih baik lagi dalam berimajinasi... Mohon maaf jika ada salah kata atau gimana... Karena aku tahu cerita ini menyangkut agama jadi emang sedikit sensitif.
Jangan lupa vote dan follow ya 😍😍
Kecup manis dari author buat para readers 😘😘

Terima kasih




Cintai Imanku Wahai Imamku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang