METANOIA ㅡ VKOOK

Metanoia ㅡ 9

[Long Chapter. Read slowly and please don't pass the words.]
 

       
        
       
Jungkook tidak pernah tahu seberapa brengsek Kim Taehyung sebenarnya, hingga orang-orang di sekelilingnya dapat dengan mudah menyematkan panggilan-panggilan brengsek yang ia pikir berlebihan. Berandalan pecandu, preman sekolah berhati dingin, Kim-brengsek-Taehyung yang angkuh dan sombong, juga si iblis seks berparas dewa. Kim Taehyung bukan manusia, katanya. Dia tidak pantas disebut sebagai manusia hanya karena Taehyung selalu memandang dunia dari bawah kakinya, seperti bumi berotasi hanya untuknya. Maka dari itu, hanya dia yang pantas menjejakkan kaki di atas semuanya.

Jungkook tidak bisa munafik bahwa Taehyung memang iblis sex berparas dewa. Demi Tuhan, dia panas sekali. Jungkook tak pernah bisa lepas dari bayangan tatap matanya yang angkuh penuh angkara saat Taehyung meraup bibirnya, puncak hidungnya yang tajam dan hela nafas yang menggelitik setiap kali Taehyung bergumul mengotori kulit lehernya, atau erangan putus asa dan frustasi setiap kali Taehyung menghentakkan miliknya di penghujung permainan mereka di atas ranjang. Man, dia benar- benar replika iblis jika sudah berhubungan dengan seks. Penggoda ulung, penuh dosa, dan memabukkan. Meski tanpa bersetubuh sekalipun, Jungkook yakin bahwa semua orang tidak akan bisa berhenti memikirkan seks jika memandanginya. Dan Jungkook tidak peduli jika kekasihnya ini adalah bedebah jahannam yang (dulunya) meniduri wanita berbeda hampir setiap minggu. Masa bodoh, semua orang memang harus tahu betapa panas dan penuh dosanya bercinta dengan Kim Taehyung.

Disamping yang satu itu, Jungkook bisa menafikkan semua istilah brengsek yang ditujukan untuk Kim Taehyung dengan berbagai alasan yang masuk akal. Taehyung bukan seorang pecandu, tidak sama sekali. Kim Taehyung hanya menyukai beberapa, dan Jungkook tahu bahwa Taehyung juga pernah merasakan beberapa jenisnyaㅡselain linting nikotin favoritnya, tentu saja. Namun ia tidak sebrengsek itu untuk merusak entitas emasnya hanya karena obat-obatan bodoh, apalagi sampai jadi pecandu dan mati overdosis. Sangat tidak mungkin.

Taehyung memang seringkali bertengkar dan menyebabkan keributan di sekolah. Beberapa kali bahkan lebih parah, akibat bertengkar Taehyung bisa mencederai dirinya sendiri, atau membuat orang lain masuk rumah sakit karenanya. Namun itu semua bukan tanpa alasan, karena Taehyung tidak akan pernah menyentuh seseorang lebih dulu jika saja orang lain tidak mengganggunya. Dan bajingan-bajingan pengganggu itu dengan seenaknya membalikkan fakta bahwa Taehyung-lah penyebab semua masalah itu. Sekali, dua kali, dan pada akhirnya semua orang kemudian percaya bahwa Kim Taehyung memang sumber dari segala keributan yang terjadi. Si preman brengsek yang kerap kali nyaris membunuh orang lain, atau si bedebah berhati dingin tanpa rasa bersalah. Menyedihkan? Ya, Kim Taehyung itu menyedihkan.

Taehyung bukan seseorang yang seangkuh itu untuk memandang remeh orang lain di sekitarnya. Jungkook tahu bahwa Taehyung bukan orang sombong yang memandang dunia dari bahah kakinya, meskipun pada kenyataannya, Taehyung merupakan keturunan dari keluarga paling berpengaruh di Korea Selatan. Dia bisa saja melakukan apapun sesuka hatinyaㅡkalau saja dia sejahat itu, karena tidak akan pernah ada yang berani menghakimi seorang putra pewaris dari keluarga Kim. Tapi nyatanya, yang Taehyung lakukan hanyalah hal-hal kecil yang sederhana. Merawat anak kucing yang terlantar di jalanan, membeli coklat dan permen untuk sekelompok anak kecil yang selalu ia temui di taman, juga mencintai sains. Bahkan keinginan Taehyung juga sederhana, layaknya cita-cita seorang anak kecil yang manis dan polos; menjadi pilot luar angkasa dan menjelajah semesta.

"Aku ingin terbang di antara bintang-bintang itu, Jeon. Apa suatu hari aku bisa mengunjungi mereka ke sana?"

"Mengunjungi? Terdengar akrab untuk bocah delapan belas tahun yang sedang berbicara tentang menjelajah luar angkasa seperti para ilmuwan."