Chapter 1

50.1K 1.6K 59
                                    

Starla masuk kedalam kelas XI Bahasa 3, seperti biasa. Rutinitas paginya adalah meletakkan bekal berisi sandwich, dan satu kotak susu cokelat tidak lupa juga setangkai bunga mawar merah. Ia meletakkannya dikolong meja cowok yang 1 tahun ini ia kagumi.

Setelah melakukan rutinitasnya, Starla keluar dari kelas itu ia berjalan menuju kelasnya yaitu XI IPA 2. Starla harus cepat-cepat menceritakan perkembangannya pada Astrid nih.
Beberapa hari ini entah kenapa Astrid jadi sering kesiangan, katanya sih tiap malem nonton drama korea. Padahal Cewek itu jelas tidak menyukai Korea.

Sampai dikelasnya. Starla menjatuhkan pantatnya pada kursi ia meletakkan ranselnya diatas meja lalu meneluspukan kepalanya diatas tumpukkan kedua tangan, semalam Starla tidur jam 3 pagi karena insomnia, sudah biasa baginya.

Starla bukan bad girl, bukan juga anak patah semangat dalam keadaan apapun, Starla adalah type cewek yang tidak mau menampilkan kesedihannya didepan orang lain, sekalipun itu Astrid sahabat sejak kecilnya. Sebenarnya tidak ada salahnya jika Starla menyukai orang yang tidak menyukainya, toh yang sakit juga perasaan Starla kok nantinya.

Selama ini papa Starla hanya mengurusi kepentingan pekerjaannya saja dari pada Starla, jika Starla boleh meminta tinggal sendiri, Starla akan lebih senang tinggal sendiri walaupun dirumah kecil, karena Starla tidak butuh kasih sayang palsu yang diberikan papa kepadanya.


"Woy!"


Starla sontak mengangkat kepalanya, ia menatap Astrid dengan tatapan kesal. Bagaimana bisa cewek itu datang dan mengagetkannya?

"Ngagetin aja sih lo." Ujar Starla

Astrid terkekeh, ia mengambil posisi duduk disamping Starla, "habisnya lo dipanggilin nggak nyaut-nyaut." Balasnya

Starla membuang nafas kasar, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi berusaha mencari posisi yang nyaman pada tubuhnya.

"Gue nggak terlalu yakin deh strid, kalau bekal gue kali ini dimakan sama Angkasa." Tutur Starla

Astrid yang sedang mencari ponsel didalam tasnya kini menoleh pada Starla, ia mengernyitkan keningnya dalam

"Bukannya tiap hari bekal lo habis dimakan sama Angkasa?" Tanya Astrid kembali melanjutkan aktifitasnya

Starla memejamkan matanya, ia mengangguk.

"Iya, tapi kali ini sandwichnya buatan gue, biasanya kan buatan Bi Asih." Ujar Starla dengan mata terpejam

Setelah menemukan ponselnya, Astrid memainkannya sejenak lalu menatap serius sahabatnya.

"Star.... kalau emang lo cinta sama Angkasa, lo tunjukin diri lo sama dia. Bukan kayak gini, kalau gini terus gimana Angkasa bisa tau lo suka dia."

Starla membuka kedua matanya, ia menegakkan tubuhnya. Memandang Astrid dengan tatapan tidak bisa diartikan, ia menarik nafas panjang menghembuskannya pelan.

"Gue belum siap...." lirih Starla

Astrid berdecak sebal, "terserah!" Kesal Astrid

Astrid memilih memainkan ponselnya dari pada terus meladeni ocehan Starla tentang Angkasa yang perjuangannya tidak maju-maju, menurut Astrid jika cinta hanya bisa diam tak berkutik, resikonya lebih besar.

***

Angkasa mengacak rambutnya frustasi, sumpah demi apapun. Angkasa tidak menyukai Sandwich tetapi entah siapa yang setiap pagi mengirimkannya sandwich seperti ini, Angkasa hanya suka susu putih tidak dengan susu cokelat, dan ini. Setangkai bunga Mawar berwarna merah, Difikir Angkasa cewek apa?

Ting!

Angkasa melirik ponselnya lalu membaca pesan dari kekasihnya, senyumnya selalu terbit.

Biar aku yang makan, jangan dimakan nanti kamu alergi.

Kekasihnya selalu mengingatkan Angkasa kapanpun, dan sandwich ini selalu habis dimakan sang kekasih, karena tidak mau dirinya alergi.
Pacaran backstreet itu tidak menyenangkan, namun Angkasa selalu berusaha terlihat senang agar kekasihnya bahagia, apapun untuk kekasihnya Angkasa akan lakukan.

"Kantin nggak?"

Angkasa menoleh keambang pintu, terdapat Ucup yang menaikkan sebelah alisnya.

"Iya." Balas Angkasa

Angkasa menghampiri Ucup lalu berjalan bersama menyusuri lorong kelas XI menuju kantin, katanya Rafa sudah berada dikantin duluan.

Setibanya dikantin, Angkasa mengambil posisi duduk disebelah Rafa. Ia menyuruh Ucup untuk memesankan satu botol air mineral saja karena perutnya sudah terisi oleh makanan yang dibawa kekasihnya tadi pagi.
Sungguh luar biasa sekali kekasih Angkasa itu.

Sedangkan ditempat duduk tidak jauh dari Angkasa dan teman-temannya, terdapat satu gadis yang menatapnya dalam diam. Salah satunya hanya memainkan ponselnya tak acuh, dia Starla. Cewek itu tersenyum saat melihat wajah datar Angkasa, Angkasa sangat tampan sekali.

"Dimakan, keburu dingin." Titah Astrid

Starla tersadar, ia menoleh pada Astrid lalu menganggukkan kepalanya, ia menusuk satu batagor lalu memasukkan kedalam mulutnya, mengunyahnya pelan.

Tidak ada suara diantara Astrid dan Starla, hanya suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring mereka.
Orang tua mereka mengajarkan agar tidak bicara saat sedang makan.

Indramayu, 14 april 2019

ANGKASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang