Pulang bareng

21 1 0
                                    







Dont be shy to vote and maybe comments!!!

Put some more!!!!! xixixi



Aku masih didalam toilet sampai bel berdering bertanda masuk berbunyi. Namun bukan lagi menangis. Melainkan berusaha menghilangkan bekas tangisku. Mataku sembab hingga pelupuknya menjadi merah jambu begitu juga hidungku. Aku telah menata ulang rambutku menjadi serapih tadi pagi. Kubasuh lagi wajahku dengan air kran wastafel yang dingin. Saat kulihat sudah tak terlalu sembab, akupun keluar dari toilet menuju kelas.


Koridor telah sepi. Aku berjalan agak cepat menuju kelasku. Kulihat Pak Satria tengah mengisi suara di depan kelas. Sejarah memang membosankan, tapi ini hari pertama.


"Permisi,Pak. Maaf telat masuk" ucapku yang menyita perhatian.

"Oh Ratu. Iya, ga apa. Saya juga baru mulai." Tak menanggapi lebih lama, aku segera duduk dibangku.


Pak Satria terus berbicara tentang cara mengajarnya untuk semester ini dan kriteria penilaiannya. Masih banyak lagi yang ia sampaikan namun aku sudah menguap sejauh ini. Sampai aku mendapati colekan di lengan kananku.


"Lo dari mana tadi?" Tanya Aldo menatapku teliti.

Masih dengan wajah yang kubuat seceria mungkin aku menjawab, "kamar mandi,Do"

"Lo tadi jadi makan?" Tanyanya lagi.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Kembali ku tenggelamkan lagi wajahku diantara kedua lenganku seraya tidur dengan bertompang meja. Aku benar benar lelah pagi ini. Mungkin sedikit tidur akan membantu.



Baru saja rasanya aku terlelap dalam tidur, kurasakan seseorang menarik pelan rambutku. Aku reflek mendongak menatap kesal siapapun ia yang mengganggu tidur cantikku. Kulihat Atha menatapku datar lantas meletakan semangkung nasi dengan chicken teriyaki diatasnya, persis seperti yang tidak jadi kubeli di kantin. Aku menatapnya heran, meminta penjelasan. Tak menghiraukanku ia pun berjalan keluar kelas. Ternyata pelajaran sejarah telah berakhir.


Tiba-tiba saja perutku berbunyi tanda lapar. Langsung aku melahap makanan di mejaku. Enak sekali!!! Aaaaaaaah! Aku hanya dapat berteriak dalam hati. Kulirik mantan sahabat-sahabatku tengah menatap kearahku juga. Tak ingin ambil pusing aku melanjuti suapan berikutnya. Pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan lapar di sekolah. Kali ini saja, tak lagi. Ini menyiksa.

Dalam hati aku tertawa kecil memakan makanan ini dengan sesekali menyeruput air mineral dingin yang tadi Atha kasih. Kok Atha lucu sih hahahhaa.


Mataku terpaku pada seseorang yang baru saja memasuki kelas bersama Chika yang berada disampingnya. Aku menghentikan makanku sejenak saat mata Axel menatapku dengan dingin. Harusnya aku yang marah, kok jadi Axel sih. Bersahabat sejak kecil dengan Axel membuatku tahu banyak tentang dia yang sangat pendiam itu. Melihat Chika melingkarkan tangannya di lengan kiri Axel membuatku muak.


Hanya aku yang boleh, Chika ga boleh. Semuanya ga boleh. Aku segera bangkit dari dudukku dan berjalan  keluar kelas. Tanpa  disengaja atau memang sengaja aku menyenggol tubuh Chika yang membuatnya memekik.


"Ih Ratuu!!!!! Yang bener dong kalau jalan" Suara nyaring dengan nada manja miliknya membuat kuping ingin pecah rasanya. Nenek sihir.

"Lo ngalangin jalan gue" ucapku sarkas seperti biasa. Namun bedanya kali ini menujukannya pada Chika, bukan pada sampah-sampah masyarakat di sekolah ini. Lantas aku membuang sisa makanan tadi ke tempat sampah diluar kelas.

"Bego!" Hardiknya pelan.

Dengan perlahan aku menoleh ke arahnya. Dia tahu aku benci di sebut begitu. Karena aku tak begitu, "apa lo bilang?"

RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang