Aiza (1)

85 1 0
                                    

"Al ummu madrasatul u'la Al ummu madrasatul u'la, ah ya Allah rasanya jauh sekali tidak tidak aku tidak boleh bodoh tentang agamaku. Anakku kelak butuh seorang ibu yang mampu membimbingnya ke jalan Allah" di ruangan sederhana dengan lampu temaram seorang gadis tengah mondar-mandir seraya menatap sebuah buku dengan judul fiqih wanita yang tadi siang ia pinjam dari perpustakaan sekolahnya, entahlah mengapa tiba - tiba kakinya melangkah menuju rak khusus buku ensiklopedia islam dan tanpa sadar tangannya meraih sebuah buku berjudul fiqih wanita.

"Iza sebentar lagi maghrib, lampunya dinyalain jendela di tutup jangan lupa dikunci" perintah seorang wanita paruh baya dengan setengah berteriak

"Iya buk" dengan cekatan gadis itu menyalakan lampu dan menutup jendela rumahnya masih dengan buku digenggamannya, ibu nya seolah tak percaya dengan apa yang terjadi dengan anak gadisnya itu biasanya jika disuruh melakukan sesuatu bukannya melaksanakan namun justru berteriak membantah berbeda dengan hari ini setelah pulang sekolah tadi gadis itu sedikit menunjukkan perubahan yang tentunya membuat bahagia ibunya

"kamu kesambet setan apa to za? Sakit? Atau ngigau?" tangan kasar itu membelai Aiza lembut, mulai dari pipi hingga rata seluruh muka diabsen satu - persatu

Aiza yang mendapat perlakuan seperti itu dari ibunya hanya tertawa geli "kenapa sih geli buk, awas ih Aiza mau shalat" ujar Aiza lantas membuat ibunya melongo tak percaya

"hah?"

"kenapa sih Iza mau taubat, Al ummu madrasatul u'la. Muahhh" Aiza mengecup pipi wanita yang telah bertaruh nyawa demi melahirkan dia dulu,kemudian menatap intens ibunya yang selama ini telah merawatnya namun begitu ia berani membantah semua perkataan ibunya bahkan tak jarang ia membentak ibunya meninggikan suara kepada ibunya. Allah tanpa dikomando air matanya menetes sesaat kemudian ia sudah mendekap erat ibunya

"hiks hikss maafkan Iza ya buk, selama ini Aiza udah berani sama ibuk Iza selalu bantah ibuk bahkan berani ngebentak ibuk. Bu ridhoi Iza untuk berubah bantu Iza dengan do'a kalau nanti Iza masih berani bantah ibuk,ibuk ingetin Iza ya" dengan masih menangis sesenggukan Aiza mengeluarkan semua uneg-unegnya entah keberanian dari mana ia bisa mengungkapkan isi hatinya, ibu Aiza masih tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut putrinya namun tak bisa dipungkiri ia pun merasa sangat bahagia atas perubahan dari putrinya

"kamu ini beneran?" masih dengan ragu ibu bertanya pada Aiza

"Iya buk, Iza mau hijrah Iza nggak mau kayak gini terus Iza mau jadi lebih baik"

Senyum lebar tampak muncul di wajah yang mulai keriput itu, dengan pelan dan pasti tangan kasar itu mengelus pelan kepala putri kebanggannya

"Iya nduk, ibuk dukung ingat hijrah karena Allah berubahnya lillahi ta'ala jangan karena perkara dunia" ujar lembut bu Khafifah seraya mengecup dahi putrinya "ya sudah buruan shalat, ingat niat nya yang lurus, yang benar In Syaa Allah dipermudah sama Allah" Aiza tersenyum lebar lalu menganggukkan kepalanya penuh semangat dengan bekas airmata dipipi putihnya

"Iya buk terimakasih ya, maafkan Aiza. Kalau gitu Aiza ke kamar dulu" setelah dirasa mendapat anggukan dari ibunya, Aiza segera berbalik menuju kamarnya

***

Aiza masuk ke kamarnya kemudian menutup pelan pintu kamarnya yang terbuat dari kayu jati itu, ia berdiri di tempatnya seraya matanya mengabsen kamarnya. Ruangan sederhana dengan kasur berukuran kecil dan di sebelah kirinya terdapat meja belajar yang cukup berantakan tak jauh dari meja belajarnya terdapat almari dan meja riasnya,  sederhana memang namun karena tatanan yang cukup apik membuat kamar itu tampak mewah ditambah adanya lampu tumblr yang menghias penuh kamar itu.

Aiza Salma Qanita tampak sebuah tulisan nama lengkap gadis itu dibentuk dengan sangat rapi ditembok kamarnya, Aiza seolah baru memasuki kamarnya karena ia benar-benar terdiam tanpa sepatah kata juga gerakan apapun, lama terdiam terdengar suara adzan yang mampu menyadarkan gadis itu dari keterdiamannya, ia segera bergegas menuju kamar mandi dirumahnya

"siapa di dalem? Oiyyy"

"apa sih teriak - teriak gitu, gua kenapa?" mendapat jawaban itu Aiza hanya membuang nafas kasar, terpaksa harus menunggu dia keluar dari kamar mandi karena memang kebetulan dirumah nya hanya ada satu kamar mandi. Setelah 5 menit menunggu akhirnya orang yang sedari tadi ditunggunya keluar dari kamar mandi buru buru Aiza masuk ke kamar mandi tak lupa mengucapkan do'a kilatt setelahnya Aiza segera keluar dan mengambil wudhu untuk segera sholat maghrib

Tiga raka'at telah terpenuhi kini Aiza tengah menangis menumpahkan semua air matanya mencoba mengadu pada Allah atas segala permasalahannya meminta ampun atas segala dosa nya selama ini

"ya Allah ampuni hamba atas segala salah, khilaf, dan dosa yang telah hamba perbuat hamba ingin berubah tolong bantu hamba ya Allah ridhoi hamba dan hiks hikss.... Hikss hiksss" tak kuat lagi Aiza menahan air matanya runtuh sudah pertahanannya

💓 💓 💓 💓

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh, ehm Alhamdulillah saya ada cerita baru persediaan karena mungkin sebentar lagi "takdir cintaku" akan segera ending semoga suka dengan project kedua saya😅untuk part pertama segini dulu ya readers

Tetap saja yang terpenting Al Qur'an ❤

AizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang