PART I

4.5K 433 46
                                    

Kim Jongin merupakan mahasiswa tingkat akhir salah satu universitas di Seoul, mengambil jurusan bisnis sesuai saran dari ayahnya, tapi memiliki impian membuka restoran sendiri. Dibandingkan mengambil dua jurusan yang membuat Jongin harus mengeluarkan banyak tenaga, dia mengambil kelas belajar memasak setiap akhir minggunya.

Keluarganya sekarang hanya dia dan ayahnya, ibunya sudah lama meninggal karena kecelakaan. Ayahnya sendiri seorang pemilik perusahaan besar di Korea. Tak ayal, Jongin sebagai satu-satunya penerus diharapkan dapat melanjutkan pekerjaan sang ayah. Namun, begitulah Jongin, lebih tertarik dengan mimpi dan kebutuhannya sendiri.

"Jong, hari ini mau pergi karaoke?" tanya salah seorang teman sekelasnya. Kelas baru saja selesai sore itu dan waktu menunjukan pukul 5 sore. Hari masih panjang bagi Jongin dan menghabiskan waktu di rumah terlalu membosankan.

"Kita makan dulu gimana? BBQ," usul Jongin dengan cengiran khasnya.

Ada jeda sejenak, teman-teman yang mengajaknya saling berpandangan sebelum salah satu di antaranya menjawab, "Duit kami kurang, masih pertengahan bulan."

"Tenang, mumpung lagi baik hari ini, kalian kutraktir," balas Jongin sambil tersenyum, lalu dia pun berbalik menghadap kelasnya. "Yang lapar akan kutraktir BBQ, karena Kim Jongin hari ini sedang berbaik hati!"

Tentu tawaran Jongin diterima dengan baik oleh penghuni kelas yang tersisa di tempat itu. Mereka sepakat untuk menuju salah satu restoran BBQ terenak.

"Lho, kau tidak ikut Kyungsoo?" tanya Jongin melihat Kyungsoo melengang keluar kelas dengan tenangnya.

"Pass, aku ada kegiatan lain," jawab Kyungsoo menatap Jongin sejenak sebelum berlalu pergi.

Dari semua teman sekelas Jongin di jurusan bisnis, memang Kyungsoo yang paling jarang berbaur dengan mereka, bahkan hanya sekedar untuk diajak makan di kantin kampus. Pemuda itu sepertinya hanya datang ke kampus untuk belajar. Jarang sekali Jongin melihatnya berinteraksi dengan mahasiswa lain.

"Padahal dapat makan gratis, malah ditolak," celetuk salah seorang.

"Mungkin dia takut gajinya dipotong, Kyungsoo kerja part-time bukan?" timpal yang lainnya.

"Sudahlah, ayo kita makan. Perutku lapar," ajak Jongin.

Begitulah keseharian Jongin seusai kuliah, menghabiskan waktu di luar entah itu makan, karaoke, bermain di game arcade atau pergi ke toko buku. Di sela itupun, ia masih menyempatkan diri untuk merancang usaha restoran yang akan dimilikinya.

Alasannya untuk membuka restoran sangat simpel, supaya Jongin tidak bingung ingin makan di mana. Kalau punya restoran sendiri bisa dengan mudah mengunjunginya. Lagipula apa yang dilakukannya juga bisnis, bukan? Hanya saja berbeda area dengan yang dilakukan ayahnya.

"Kau sudah pulang, Jongin?"

Langkah Jongin menuju kamarnya terhenti ketika mendengar suara ayahnya. Tuan Kim sedang berada di ruang keluarga sambil membaca koran. Tak disangka, ternyata pulang lebih dulu dari yang diperkirakan Jongin.

"Iya, ayah," jawab Jongin menoleh ke arah ayahnya, tidak lupa memberi salam.

"Kau sudah makan?" tanya Tuan Kim sambil menatap ke arah anak sematawayangnya itu.

"Aku sudah makan tadi dengan teman-temanku, ayah."

Tuan Kim mengangguk pelan lalu melipat koran yang dibacanya. "Kemarilah, ada hal yang ingin ayah bicarakan."

Sebelah alis Jongin naik, cukup heran ayahnya tiba-tiba mengajaknya untuk mengobrol. Mereka memang terkadang mengobrol, tapi sekedar hal-hal biasa seperti kegiatan Jongin, kesehariannya di kampus. Ya, sekitar perkembangan kuliahnya. Itu pun hanya ketika mereka sedang makan bersama.

You Don't Own MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang